Irena 5

23 14 19
                                    


Irena rindu kalian
Yang dulu
Yang selalu sayang
Sama Irena.

•••Irena•••

Suasana hati Irena yang sempat bahagia langsung lekang oleh kesedihan yang di torehkan keluarga nya. Bentakan, bahkan hinaan sudah di, tancap kan oleh mereka terhadap Irena.

"Bagus pulang malam, katanya kerja tapi malah jalan sampe malam sama cowok. Itu yang kamu bilang ijin kerja" sindir Farel yang langsung saja membuat tubuh Irena membeku.

Entah dari mana papa nya tau jika dia baru saja jalan dengan Bintang. Tapi tidak sepenuhnya apa yang di katakan papa nya itu benar.

"Pa.. Irena bisa jelasin." ucap Irena mencoba menjelaskan agar papa nya mengerti dan tidak memarahi nya lagi.

"Jelasin seperti apa maksud mu? JELASIN KALO KAMU MEMINTA IJIN UNTUK PERGI KERJA TAPI MALAH KELUYURAN ENGGAK JELAS SAMA COWOK. MAU JADI APA KAMU! PERGI DARI PAGI PULANG TENGAH MALAM MAU BELAJAR JADI ANAK MURAHAN! IYA." bentak Farel penuh penekanan di setiap kata yang di keluarkan nya.

Irena yang mendengar ucapan papa nya pun menagis begitu sakit rasa nya jika orang tua kita sendiri yang mengatakan kita murahan di banding kekasih kita yang mengatakan nya.

"Ck!, nangis.... nangis.... dan nangis.... aja bisa lo." ucap Viona yang besedekap dada.

"Kak Viona, Irena gak keluyuran seperti yang papa bilang bantu Irena jelasin ke papa." mohon Irena meminta bantuan, karna malam itu ada Viona yang melihat nya bekerja di caffe di temani Bintang yang setia menunggu nya pulang kerja.

"Lo mohon ke gua pun, gak akan gua bantu karna ini salah lo yang udah belajar jadi anak murahan!"  menunjuk Irena dengan jari nya.

seakan Irena memang benar seperti anak murahan. Padahal dia ada di caffe malam itu.

"Selain anak pembawa sial. ternyata kamu anak murahan juga yah! Nyesel saya pernah ngerawat anak murahan seperti kamu. Harus nya dulu saya buang aja kamu dari pada bikin malu dan bawa sial!" sambung Nia dengan kata menyakitkan nya.

kata yang keluar dari seorang ibu. syurga Irena, tapi malah mengatakan kata yang begitu sakit untuk Irena dengar.

"Mah... pah... kak... maafin Irena udah buat kalian semua marah karna Irena." lirih Irena sendu.

Mereka yang melihat kerapuhan Irena pun hanya acuh. Lalu pergi meninggalkan Irena yang merosot lemah di lantai seorang diri.

"Irena rindu kalian
yang dulu yang selalu
sayang sama Irena." batin Irena.

"Bangun!"

Irena yang mendengar suara kakak laki-laki nya langsung mengarahkan pandangan nya ke, arah kakak nya.

"Kak Raka." lirih Irena.

Apa lagi ini, apa kah kakak nya yang satu ini mau memarahi nya lagi seperti papa, mama dan kakak perempuan nya yang baru saja memarahi nya.

"Gua bilang bangun. Lo enggak budek! kan?" ujar Raka dingin yang langsung saja Irena berdiri.

"Gua gak suka punya adek yang cengeng." menghampus air mata Irena.

Sungguh Irena bahagia karna ini, adalah pertama kali nya kakak nya mau menyentuh nya lagi setelah sekian lama.

"Kak Ra--ka ngapain di sini?" ujar Irena kaku. yang masi saja belum percaya melihat perhatian kakak nya.

"Gua ada untuk lo saat ini. Gua gak mau punya adek yang lemah. Gua mau punya ade yang kuat. Lo paham itu kan!" kata Raka tegas, Irena yang mendengar ucapan Raka pun langsung berhambur ke pelukan Raka.

"Iya, maafin Irena kak." tangis Irena.

jujur Irena sangat rindu waktu kecil dulu yang selalu di sayang tidak seperti sekarang yang selalu di marahi, di hina bahkan di, bentak sungguh Irena ingin waktu berputar kembali seperti masa kecil nya dulu yang masih bisa merasakan kebahagiaan.

"Lo yang sabar yah, gua pasti siap jadi sandaran saat lo lagi rapuh seperti ini. Maafin gua yang udah buat lo sakit hati sama omongan gua." ucap Raka panjang lebar.

Sementara Irena yang masih di pelukan Raka semakin menangis. Tapi tangisan kali ini tagisan bahagia setidak nya ada keluarga nya yang tidak membenci nya.

sungguh Raka merasa sakit saat berkata kasar dengan adik nya bahkan keluarga nya pun membenci Irena dan selalu melihat air mata adik nya menetes di wajah cantik nya. Untuk sekarang dia akan jadi kakak yang siap memberikan bahu nya untuk adik nya bersandar di saat rapuh.

"Setidak nya Irena bisa tersenyum melihat kak Raka udah gak benci lagi sama Iren." melepas pelukan nya dari tubuh Raka.

"Gua janji bakal jadi kakak terbaik buat lo." menghapus air mata Irena.

"Makasih kak Raka, Irena sayang kalian." ujar Irena mengantikan sedih nya dengan senyuman.

"Yaudah sekarang masuk kamar, bersih-bersih habis itu tidur yah, besok lo ke, sekolah bareng kakak." sungguh Irena sangat senang melihat kakak nya mau menerima nya kembali.

"Iya kak, Irena ke atas dulu yah," pamit Irena lalu pergi meninggalkan Raka.

"Gua akan selalu ada untuk lo
saat ini de." lirih nya lalu pergi menuju kamar nya.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Hay...hay....

Jumpa lagi di cerita Irena
Moga suka yah sama cerita ku.

Btw

Bantu q yah dengan cara:
Baca

Vote

And

Comen

Dan jika berminat share juga ke teman-teman kalian
Makasih✌😊

IRENA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang