Irena 7

27 13 8
                                    

Di kala aku terjatuh karna kebencian keluarga ku seharusnya kamu obat kebangkitan ku dari terjatuh nya aku.

○IRENA○

           
                     

Lagi dan lagi Irena harus menahan rasa sakit melihat sirat kebencian yang di pancarkan mama nya. Sungguh Irena sangat merindukan sosok mama yang sangat sayang dan perhatian seperti waktu kecil dulu. Tapi sekarang sirna, ditelan oleh kebencian.

"Ma Irena bantuin ya, masak nya?" tawar Irena dengan senyum manis nya. Yang tak pernah habis untuk mama nya.

Walaupun Nia selalu mengabaikan Irena tapi Irena tetap menyayangi mama nya ia, sangat rindu mama nya yang dulu. Yang sayang sama Irena. Tuhan kapan Irena merasakan sosok perhatian mama lagi seperti Irena kecil dulu.

"Ma Iren harus bantu apa?" tanya Irena yang belum di respon juga oleh Nia.

"Mama lagi apa?" tanya Viona menghampiri Nia. Yang berkutat dengan alat dapur.

"Lagi buat rendang ke sukaan kalian sayang." jawab Nia tersenyum.

"Ma Iren, juga mau mama, balas ucapan Iren dengan, senyuman seperti mama berikan ke, kak. Viona." batin Irena.

"Terus lo ngapain? Di sini." lirik Viona sinis.

"Och Iren, mau bantu mama masak kak." jawab Irena cepat.

"Mama minta anak sial ini! Bantu mama masak?" Viona memastikan.

"Gak, anak sial itu aja yang sok mau bantu mama." jawab Nia melirik Irena tak suka.

"Lo dengar kan? Tadi mama bilang apa?" Kata Viona sinis.

"Iya kak, tapi Iren cuman niatan bantu mama aja," balas Irena.

"Kehadiran lo gak di butuhkan jadi lo pergi aja dari pada bawa sial!" mengusir Irena agar pergi dari hadapanya.

"Tapi, kak."

"Lo berani bantah sekarang."

"Irena cuman mau bantu."

"Pergi gua gilang!"

"Tap----" ucapan Irena pun terhenti kala mendengar ringisan Nia.

"Akww.... " meniup tanga nya yang terkena air panas.

"Mama..." ucap Irena dan Viona kompak menghampiri Nia yang menahan sakit di tangan nya.

"Mama kok bisa kena tumpah air panas sih?" membantu Nia ke wastafel untuk mencuci tangan Nia yang terkena air panas.

"Mama, gak papa kan?" tanya Irena begitu cemas.

"Diam kamu, dasar pembawa sial! Tadi saya sendiri di sini baik-baik saja. Tapi kamu datang malah bawa sial pergi sana saya muak lihat muka kamu." teriak Nia yang langsung dapat senyuman licik dari Viona, sementara Irena menunduk sedih mendengar teriakan mama nya.

"Hmmm.... ini belum seberapa Irena. Gua bakal buat lo lebih di benci kalo perlu angkat kaki dari rumah ini." guman Viona dengan senyum licik nya.

IRENA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang