part 10

30 4 0
                                    

Kapan aku bisa merasakan kebahagiaan itu, lagi.

IRENA


Pagi ini, Irena datang lebih awal kesekolah tampa bersama Raka. Melihat sikap Raka, malam kemarin yang begitu kecewa terhadapnya, jadi Irena memutuskan untuk berangkat sendiri kesekolah.

Irena melangkahkan kaki nya menuju kelas. Sampai di kelas Irena menaruh ransel nya lalu duduk sambil membaca buku yang akan dipelajari nanti.

"Kutu buku amat dah!" senyum remeh Clara teman kelas Irena yang sering juga membullinya.

Irena yang mendengarnya hanya fokus terhadap buku yang ia, baca lagian Irena tidak diberikan kesempatan untuk menyahuti ucapan teman kelasnya. Ia hanya diperintahkan diam ketika teman kelasnya membully dirinya.

"Percuma lo Clar ngomog sama bisu! Gak jawab juga tuh anak udik." sahut Mella mengejek.

Clara menghadapkan tanganya ke wajah mulus Irena lalu menyentuh dagu Irena setelahnya dihempaskan hingga menoleh kesamping.

"Gua piringatin enggak usah sok pintar untuk ngemis perhatian guru. Dasar udik!" tekannya serius dengan ucapanya lalu pergi bersama temannya menuju kursinya.

Irena hanya bisa tersenyum mendapatkan perlakuan semena-mena dari teman kelasnya. Bukanya ia, tidak merasa sakit diperlakukan seperti itu, tapi sudah garis takdirnya seperti ini, mengeluh pun percuma.

"Semangat Iren kamu kuat, kamu pasti bisa." gumanya menyemangati dirinya agar lebih kuat lagi.

Bell jam masuk telah berbunyi, bu Anita selaku guru bahasa indonesia pun memasuki ruangan kelas Ipa1.

" pagi anak-anak." sapa bu Anita lembut.

"Pagi bu." jawab mereka semua kompak.

"Baiklah, ibu mau memulai pelajaran pada pagi hari ini, dan ibu mau memberikan kalian tugas kelompok membuat wawancara dan ibu minta minggu depan harus selesai." jelas bu Anita kepada semua murid.

"Bu apa enggak ada tugas yang lebih ringan?" tanya Boby begitu melas.

"Kamu ini, selalu saja mengeluh kalo sudah ibu kasih tugas!" kesal bu Anita yang sudah bosan dengan pertanyaan Boby yang setiap harinya jadi makananya.

"Ibu mah gitu, gak like deh." sahut Boby.

"Jangankan kamu, ibu lebih super gak like sama pola pikir kamu." jengkel bu Anita lama-lama.

"Ibu mah gitu suka menistakan muridnya." lesuh Boby menyahuti.

Siswa-siswi lainnya justru tertawa mendengar balasan bu Anita yang membungkam mulut lemes Boby.

"Makanya Bob jangan ngeluh tuh hidup, enggak bosan apa berurusan ama malaikat yang selalu dengan senang hati mencatat dosa mu." ledek Hendra tertawa, yang diikuti oleh yang lainnya kecuali Irena.

"Teman laknat lo pada!" dengus Boby.

"Sudah kalian ini, bercanda saja taunya. Sekarang ibu minta kalian cari teman kelompok dan catat di kertas lalu kumpulkan kepada ketua kelas dan buat ketua kelas silahkan nanti antar kemeja ibu." pinta bu Anita, yang langsung disetujui oleh mereka.

IRENA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang