Chapter VI

26 8 2
                                    

•Friendshit•
___

Cklek!!

Pintu rumah Soobin terbuka, Soobin memasuki rumahnya dengan pelan. Ayahnya sedang berdoa di ruang tamu dengan sebuah alkitab di tangannya. Soobin menghampiri ayahnya sembari membawa koper berisi kaset rekaman.

"Soobin? bagaimana keadaan temanmu Felix itu?"tanya ayahnya. Soobin menyimpan koper itu diatas meja ruang tamu.

"Baik yah... tapi, Soobin tadi minjam ini."ucap Soobin sambil menunjuk ke arah koper itu.

"Apa ini?"tanya tuan Choi kepada Soobin.

"Rekaman nya Felix yah."
















































---

"Felix... kenapa kau sering melamun akhir-akhir ini?"

"Saya selalu lihat seorang wanita tua menganggu tidur saya."

"Baiklah... apakah dia menyakitimu?"

"Tidak. Dia hanya sering menarik selimut dan mengetuk-ngetuk bawah tempat tidur."

"tapi... terkadang dia suka mencakar langit-langit"

"Hmm... Felix selalu berdoa kan setiap ingin tidur?"

"Saya selalu berdoa sama tuhan untuk diberi perlindungan, tapi tidak tahu kenapa rasanya sangat aneh ketika bertemu dengan sosok itu."

"Lalu, apakah dia melakukan hal lain selain yang kau sebutkan tadi."

"Dia selalu merasuki mimpi burukku, dan selalu membawa ku ke tempat yang membuat tuhan membenci nya."

"Tempat apa yang kau lihat?"

"Sebuah tempat dengan tetesan air yang mengenai genangan, dan sebuah altar dengan lilin merah di atas nya."

"Baiklah cukup Felix buka matamu."































Rekaman nya berhenti disitu, tuan Choi menatap Soobin disebelahnya, sedangkan Soobin menunggu ayahnya untuk berbicara.

"Soobin, ayah mau minta sesuatu sama kamu sebelum hal ini memburuk."ucap tuan Choi membuat Felix semakin mendekat kepada ayahnya.

"Ayah mohon awasi gerak-gerik Felix, sebelum semua ini memburuk."


































---

Dikelas semua hadir kecuali Chan, Han, dan Felix yang sudah dapat izin sakit dari guru wali kelas. Hari ini, Soobin harus menjadi ketua kelas karena tidak kehadirannya Chan. Soobin sedang mendata absensi kelas.

Dari kejauhan teman-temannya yang lain sedang sibuk dengan urusan masing-masing. Soobin keluar dari kelas dan menuju ruang guru yang tak jauh dari kelasnya. Saat melewati koridor, Soobin melihat Beomgyu tengah berbincang dengan Minho.

Soobin yang tak sengaja mendengar kata "Felix" segera menyudutkan dirinya dekat loker, ingin menguping percakapan mereka yang tampak serius.

"Gyu... sebaiknya kau hentikan semua ini, kasian dirimu juga kakakmu."

"Kenapa kau tiba-tiba mencegahku? Apakah karena kejadian Han terluka itu?"tanya Beomgyu.

"Aku sudah punya firasat buruk soal ini, jadi hentikan saja semua kebohongan ini sebelum semuanya makin parah."ucap Minho.

"Kau terlalu egois Minho, kau mencegahku karena si Han itu kan? Aku ragu kebohongan mu akan terkuak oleh yang lain."ucap Beomgyu. Saat Soobin tengah mendengar percakapn itu, tiba-tiba Hyunjin menepuk pundaknya.

"Soobin... mengapa kau ada disini?"tanya Hyunjin membuat Soobin tersenyum.

"Anu... aku ingin mengembalikan absensi ini pada Mrs. Jessica."ucap Soobin.

"Baiklah aku akan mengantarmu."ucap Hyunjin membuat Soobin mengangguk lalu pergi melewati Beomgyu dan Minho yang tampak berbincang.

"Apakah dia mendengar perbincangan kita?"tanya Minho.

"Santai saja, ayo kita pergi ke kelas."ucap Beomgyu.


























































---

"Aku masih heran kenapa kak Felix tidak pernah cerita ya kalau dia menyadari sesuatu?"tanya Jeongin pada Seungmin dan Taehyun.

"Menyadari sesuatu apa? Aku tidak mengerti."ucap Seungmin.

"Ahh kau kemarin ketinggalan banyak cerita dari kak Hyunjin."ucap Jeongin. Seungmin yang penasaran menaikkan alisnya sebelah.

"menurutku sebaiknya kita jauhi mereka berdua untuk sementara, aku juga sudah curiga pada mereka berdua sejak awal Felix masuk."ucap Taehyun.

"Hey kalian bicaranya jangan keras-keras nanti kalian diincar dia juga gimana?"tanya Kai menakut-nakuti.

"Aku sudah tau dia diam-diam mengutuk, aku sudah merasakan auranya berbeda sejak Felix masuk ke sekolah ini."ucap Taehyun.

"Hey! Aku tidak mengerti kalian berbicara apa, bisakah kalian memberitahu maksud kalian?"tanya Seungmin.

"Kami membicarakan soal..."

















































































"Soal apa? sepertinya serius sekali dari awal."tanya Yeonjun yang tiba-tiba muncul.

FRIENDSHITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang