Chapter XV (Last)

29 6 0
                                    

"Apa kita harus menyusul mereka?"tanya Seungmin pada teman-temannya.

"Tidak. Soobin bilang kita harus tetap disini."ucap Hyunjin.

"Meskipun mereka dalam bahaya sekarang? apa kau tak memikirkan nasib Chan, dan Soobin?"tanya Seungmin.

"Tapi, mereka menyuruh kita untuk tetap disini. Lagian polisi akan segera kesana."ucap Taehyun.

"Aku tak peduli. Aku ingin menyusul mereka."ucap Seungmin lalu berdiri dan menuju pintu.

"Kalau kau pergi, aku akan ikut pergi juga."ucap Hyunjin.















































---

Beomgyu menidurkan tubuh Felix di atas lantai yang sudah ada simbol bintang. Sekeliling simbol itu sudah terdapat lilin-lilin merah. Beomgyu mengambil pisau dan mengiris telapak tangannya untuk di tetes kan ke mangkuk berwarna merah.

Tangannya perlahan mengelus tangan Felix. Pisau nya bergerak perlahan mengiris telapak tangan Felix.

"Ibu... ini akan segera selesai, kau pasti tenang disana."ucap Beomgyu lalu tangannya hendak nekat mengiris telapak tangan Felix. Namun, sebuah batu mengenai kepalanya dengan keras membuat dahinya berdarah.

"Rencanamu akan gagal Choi."ucap seseorang dari belakang tubuhnya. Changbin berdiri disana.

"K-kau! Bajingan! Enyah kau penghianat!"teriak Beomgyu sembari memegang dahinya.

"Kutukanmu akan musnah Beomgyu."ucap Changbin lalu menghancurkan altar itu dengan sekali pukulan dengan kayu besar di tangannya.

"TIDAK KAU TIDAK MENGERTI!!!"teriak Beomgyu. Namun sudah terlanjur hancur altar itu. Beomgyu menangis.

"Kau tak mengerti, kau tak mengerti."

"Aku hanya tak mau dihantui ibuku lagi, aku tak mau."isak Beomgyu.

Tuk tuk tuk!

Suara langkah kaki menuju Beomgyu, pakaian bak biarawati itu terlihat jelas dari ruangan altar itu.

"Ibumu bahkan tak tulus menyayangimu, dia mengenyahkanmu."

"Ibumu menjual jiwanya dan jiwamu pada iblis."ucapan Changbin terhenti saat biarawati berwajah hancur tiba di depan Beomgyu.

"Pergilah kau menyusul ibumu Gyu." Lima kata yang berhasil menarik Beomgyu melayang seperti tercekik dan tubuhnya seketika membentur tembok dengan cara yang keras. Beomgyu sudah tamat di tempat. Wanita biarawati itu menatap Changbin dengan tajam.

"Maaf nyonya Rosaline."ucap Changbin. Lalu arwah Rosaline perlahan menghilang ditiup angin bagai debu.

"Felix!" Changbin menghampiri tubuh Felix lalu menggendongnya keluar goa.

Suara sirine mobil polisi terdengar jelas. Chan dan Soobin menghampiri Changbin dan Felix. Bertepatan saat itu, Hyunjin dan Seungmin datang bersama mobil ambulans yang datang.

"Apa yang terjadi pada Yeonjun?"

"Aku yakin Yeonjun sudah tenang."




























































---

Sementara itu, Han kembali tenang. Han masih tidak dalam keadaan sadar. Pendeta Choi menyelesaikan doanya. Setelah itu, Minho memeluk tubuh Han dengan erat. Dalam hatinya dia berterima kasih pada tuhan karena Han sudah sadar.

Han membuka matanya perlahan. Pendeta Choi menghentikan doanya. Dia keluar dari ruangan untuk memanggil dokter. Minho masih memeluk erat tubuh Han yang melemah.

"Minho..."

"Han... kau sudah sadar? Terima kasih ya tuhan..."ucapnya menangis terisak di pelukan Han.

"Aku juga mencintaimu Minho."















































---

Acara pemakaman Yeonjun dan Beomgyu diselengarakan. Hari ini hari berdukanya kematian mereka berdua. Semua terasa berbeda dnegan Yeonjun yang selalu ceria.

Satu persatu dari mereka bubar, menyisakan Soobin sendirian bersama Minho yang dekat dengan Beomgyu.

"Tuhan memberkatimu Yeon, tuhan memberkatimu. Tenang disana, kau sudah melakukan hal yang benar."ucap Soobin dengan kata terakhirnya.

Minho mengeluarkan kalung salib nya, dan menggantungkannya ke nisan Beomgyu.



























































"Tuhan memberkatimu Gyu."

FRIENDSHITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang