Rapor

1.1K 171 38
                                    

Bunyi sendok dan garpu saling bersautan di ruang makan keluarga Hwang. Tuan Hwang, Nyonya Hwang, dan ketiga anak kembarnya makan sarapan pagi yang telah dihidangkan pelayannya dengan khidmat sebelum Tuan Hwang berbicara.

"Papa sudah melihat hasil nilai rapor kalian bertiga anak-anakku. Papa yakin kalian puas sekali dengan hasilnya bukan?" Tuan Hwang bertanya dengan nada menyindir.

Joseph langsung menghentikan acara makannya lalu menelannya dengan kasar, Sam tiba-tiba menjatuhkan sendok , dan Hyunjin yang terbatuk-batuk setelah ayahnya bertanya.

Nyonya Hwang yang melihat anak bungsunya terbatuk langsung mengambilkan air minum dan menepuk-nepuk punggung Hyunjin pelan. Nampak jelas kekhawatiran di wajahnya.

Ketiganya saling berpandangan seolah mereka bisa bertelepati. Saling menyenggol kaki di bawah meja dengan ribut meminta salah satu dari mereka untuk menjawab pertanyaan sang ayah.

"Joseph Hwang, Sam Hwang, Hyunjin Hwang apakah kalian tuli?" Tuan Hwang semakin menegaskan nada bicaranya.

"Emm jadi gini pa. Itu sebenernya rapornya nipu kok serius. Kita sebenarnya nilainya bagus-bagus kok. Ya kan Sam? Ya kan Hyunjin?" Joseph, anak tertua di keluarga Hwang akhirnya berbicara yang langsung diangguki antusias oleh kedua adik kembarnya dengan wajah meyakinkan.

"Bener kata Joseph pa. Kita belajar kok mana mungkin nilai kita jelek gitu." Sam mendukung argumen kakaknya.

"Joseph belajar sama pacar-pacarnya, Sam belajar sama temen gengnya, dan Hyunjin belajar sama gamenya. Gitu ya maksudnya?" Saat ini tuan Hwang tersenyum. Namun senyum yang sangat menyeramkan di mata ketiga anaknya. Senyum psikopat.

"Pa gak gitu. Jos-"

"Joseph diam. Papa masih ngomong jangan disela."

Seketika nyali ketiga anaknya menciut.

"Papa sudah bilang ke pihak sekolah untuk mencarikan murid dengan ranking paralel tertinggi untuk mengajari kalian les privat di rumah. Jadi mentor kalian."

"Apaa!!!" Ketiganya berteriak dengan kompak.

"Pa, gak bisa gitu dong pa, Sam bisa kok belajar sendiri. Sam janji nilai Sam pasti naik tapi gak usah lah pa ada les privat segala."

"Sam diam!"

Seketika Sam langsung mengatupkan bibirnya dengan wajah murung.

"Fasilitas papa sita. Mobil, motor, ATM, dan kartu kredit. Mulai sekarang kalian hanya boleh diantar jemput sopir atau menggunakan fasilitas umum. Papa kasih uang cash secukupnya sebagai gantinya. Biar kalian tidak berfoya-foya."

Joseph berdiri, "Pa, ya gak bisa gitu dong! Nanti pacar-pacar cantik manis Joseph gimana nasibnya?"

"Joseph duduk!"

Joseph langsung menurut dan duduk lagi di kursi makan itu. Cemberut.

"Tidak boleh ada game di handphone."

"Pa gak bisa gitu dong! Hyunjin bisa gak pake fasilitas, bisa juga naik angkutan umum doang tapi masak gamenya dilarang juga sih? Terus hiburan Hyunjin di rumah apa?"

"Kan masih bisa pake handphone. Ya itu hiburannya. Tapi kalau sampai nanti papa atau mama nemu game atau kamu main game sampai gak tau waktu lagi papa sita handphonenya." Tegas Tuan Hwang.

Ketiga putra Hwang menghembuskan nafasnya kasar. Ingin protes tapi perkataan tuan Hwang adalah mutlak. Tidak bisa dibantah.

Nyonya Hwang yang melihat ketiga putra tampannya lesu tersenyum bijak dan mengelus tangan si bungsu yang ada di sampingnya. "Hyunjin, Sam, Joseph nurut sama papa ya. Itu demi kebaikan kalian juga. Papa sama mama ingin kalian jadi orang sukses dan membanggakan."

Hello, Cutie! | HyunMin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang