Chapter 9

96 15 0
                                    

Intan POV

" Aku mencintaimu"

    Aku mendengarnya, aku tidak menyangka kata itu akan di ucapkan oleh orang yg berada di sampingku saat ini. Jujur aku juga merasakan perasaan yang berbeda ketika bersamanya, aku tidak tau perasaan apa ini,apalagi kejadian semalam ketika kita berciuman, perut ku seperti di penuhi kupu kupu, detak jantung ku berdegup 2X lebih cepat.

"Ma...Maksud kamu?" Tanyaku
 
   Tiba tiba indri memberhentikan mobilnya, lalu dia menatap ku dengan serius.

"Intan, aku tidak tau ini waktu yang tepat atau bukan, tapi aku tidak bisa lagi menahan perasaan ini, saat aku menolong mu waktu itu, aku sudah yakin, aku sangat mencintaimu, aku selalu ingin melindungi mu, Intan Will you to be mine?" Ucap indri sambil menatap mata ku

"Apakah kamu yakin mencintaiku, pertemuan kita baru sebentar?" Tanyaku

" Aku yakin, aku mencintaimu, mungkin aku tidak bisa membuktikan nya sekarang, tapi aku akan membuktikannya lewat waktu bahwa aku tidak main main mencintaimu" Ucap indri, aku dapat melihat ketulusan cinta lewat tatapan dia.

" Iya Aku mau" jawab ku, indri langsung memeluk ku, dan mencium singkat bibir ku.

"Terimakasih karena telah menerima cintaku, boleh kah mulai sekarang aku memanggil mu sayangg?" Tanya indri

"Iya sayang tentu boleh lah" jawab ku sambil tersenyum. Kami berciuman sebentar sebelum melanjutkan lagi perjalanan.

" Apakah masih lama untuk sampai ke hutan itu?" Tanya ku

" mungkin jika tidak ada hambatan nanti sore juga kita akan sampai" jawabnya yg masih fokus kejalanan

   Indri kembali fokus ke jalanan, perutku terasa lapar, memang di belakang ada banyak makanan, namun aku malu untuk bilang pada dia, aku mengelus perut menahan rasa lapar itu, tiba tiba indri memberhentikan mobil, dia mengambil beberapa makanan dan minuman yang ada di belakang, ternyata dia type orang yg cukup peka juga.

"Ini sayang makanlah aku tau perut mu lapar,kenapa kamu tidak bilang saja kalo kmu laper sayang, untung pacar mu ini peka" ucapnya sambil mengunyah roti yg membuat pipi chubby nya semakin menggemaskan.

"Iyaa sayang iya lain kali aku akan bilang" balasku.

    Kita asik makan tapi ga lama ada yang mengetuk pintu mobil, kami melihat ternyata ada seorang anak kecil sedang berdiri di luar sana.Intan membuka pintu mobil dan anak itu langsung mengambil makanan intan, aku keluar untuk mengejarnya namun ditahan oleh intan

" Jangan sayang, biarkan saja mungkin dia kelaparan" ucapnya sambil menahan ku

" iya sayang"

" Tapi yang ko bisa ada anak kecil yang masih bertahan hidup, atau dekat dari sini ada tempat pengungsian, aku ingin tau jadinya" ucap intan

" jika kamu penasaran kita bisa melihatnya aku akan menyimpan dulu mobil ini ketempat yang aman, takut nya nanti ada yang membajak mobil ini" indri pun langsung memarkirkan mobil dia memasukan nya ke dalam sebuah gang yang agak besar lalu belakangnya di tutup oleh peti agar tidak ada yang mengetahui bahwa disana terdapat sebuah mobil.

   Aku dan indri berjalan mencari anak itu, kami berjalan kemana arah anak itu pergi tadi setelah beberapa lama kami menemukan anak itu di pojok sedang memakan snack yang tadi dia ambil, kami menghampirinya, setelah dekat intan menepuk pundak nya, anak itu menoleh, tapi dia malah langsung lari, kami mengejar dia, cukup jauh kami berlari lalu tibalah kami di sebuah tempat pengungsian, tempat ini sangat kumuh,orang orang nya seperti mati tetapi masih mempunyai nyawa, pengungsian ini berada di dalam sebuah terowongan kereta api. Kami masuk dan menyusuri tempat ini, cukup lama kami melihat lihat lalu tiba tiba ada sebuah suara sirene, orang orang disana langsung riuh mereka saling berlari, aku dan indri kebingungan dengan apa yang terjadi, tiba tiba ada yang menarik tangan ku, sehingga genggaman tangan indri terlepas, kami terpisah.

" Indri.. tolongg..indriiii" teriak ku , sepertinya dia tidak mendengar suara ku, Aku melihat indri sedang mencari ku, lalu sekumpulan zombie menyerang, aku terus meneriaki nama nya, sampai pada akhirnya dia terseret oleh para zombie, aku menangis sejadi jadinya, lalu aku melihat ke arah orang yang menarik tangan ku.

"Oliver ..."

****

Indri POV

  Aku terbangun dengan keadaan baju yang ku pakai robek, sekujur badan ku sakit, Apakah aku sudah menjadi zombie? Atau aku sudah mati?. Yang aku ingat Aku terseret oleh para zombie itu dan aku terpisah dari intan, Jujur aku lebih mengkhawatirkan dia dari pada diri ku sendiri. Aku melihat semua bagian tubuh ku tapi tidak ada satu gigitan pun, padahal aku tadi di serang zombie itu. Aku  bangun dan mengambil kembali mobil tadi. Aku langsung melajukan mobil ini tak tentu arah sampai malam hari pun tiba, tiba tiba aku mengingat sesuatu, aku sempat menyelipkan sebuah pelacak pada celana dia, lalu aku melihatnya di layar tv mobil ini dan gotcha akhirnya berhasil, aku langsung melajukan mobil ke arah sana, setelah sampai, aku melihat sebuah bangunan yang besar mempunya. Sebuah gerbang, aku bingung bagaimana caraku agar bisa masuk, aku berkeliling bangunan itu, tembok nya tidak terlalu tinggi,aku pikir aku sudah berada di bagian belakang bangunan ini, aku menaiki atap mobil dan melintas tembok itu, aku berjalan mengendap ngendap, untuk nya bagian belakang tidak terlalu banyak penjaga, aku trus maju ke arah depan bangunan ini, aku berkeliling sedikit melihat lihat bangunan ini, dari ke jauhan aku melihat intan tapi dia dengan seorang laki laki, aku langsung menghampirinya, saat sudah dekat aku memanggil namanya dan intan pun menoleh ke arah ku dia tersenyum lebar dia juga ikut berlari menghampiriku, ketika aku ingin memeluknya, pria yang berada di samping intan meluncurkan tembakan ke arah ku, aku langsung terjatuh karena kaki ku yang terkena tembakannya, ketika intan hendak menolong ku, tangan nya ditarik pria itu, dan dia juga menodongkan pistol ke arahku

" Apa apaan kau ini, apakah kmu ingin membahayakan nyawamu, tadi kau jelas melihat dia terseret oleh para zombie itu, Dia sudah menjadi zombie intan!!!" Ucap pria itu memarahi intan.

"Tidak oliver dia bukan zombie, lihat lah dia bisa sampai ke sini, apakah kau bodoh, mana ada zombie yang bisa menembus gerbang itu hah!!" Ucap intan tak mau kalah dari oliver, Oliver pun merenungi perkataan intan.

" Baik lah kalo dia bukan zombie, dia harus melakukan karantina 3 hari, Heyy kalian bawa dia!!" Oliver menyuruh 2 orang untuk mengangkat tubuhku. Intan yang hampir menangis melihatku kesakitan dia memegang tanganku.

" Heyy sayangg semuanya akan baik baik saja, kamu tidak perlu khawatir" pesan ku pada intan, intan memeluk ku singkat, sebelum tubuh ku di seret 2 orang itu, pria itu membisikkan sesuatu kepada mereka, aku dibawa kesebuah ruangan, tapi aku tau ini bukan ruang karantina, karena disana terdapat banyak sekali bekas darah, dan kedua tangan ku masing masing di ikat ke tiang, aku tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya, aku hanya bisa berdoa kepada tuhan.

_____________________________
Jgn lupa Vote and comment nya ya guyss

Tinggal Jejak 🐾
~Ru

Love And WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang