"Jungkook."
"Hm?"
"Lo tuh ... sebenernya serius gak sih sama kembaran gue?" Tanya Rosé pada Jungkook yang kini tengah fokus menonton jalannya pertandingan sepakbola yang disiarkan secara langsung di salah satu stasiun televisi.
"Hah?" Mendengar pertanyaan yang timbul dari Rosé itu sontak membuat Jungkook mengernyit sambil membenarkan letak duduknya.
"Chaeyoung?"
Rosé pun mengangguk.
"Ya iyalah! Ya kali enggak. Buktinya gue sama dia udah nyiapin acara pernikahan, kan."
Rosé menyamankan duduknya yang tak terlalu jauh dari posisi Jungkook tersebut dengan menyandarkan tubuhnya ke kepala sofa.
"Kalau iya, kenapa bisa-bisanya lo gak sadar kalau nama yang lo sebut di altar itu bukan namanya Chaeyoung?"
Jungkook tak langsung menggubris, ia terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaan tersebut. "Y-ya gue kira kan itu nama inggrisnya Chaeyoung."
Mendengar itu Rosé pun lantas reflek menepuk dahinya. "Nama baptis sekaligus nama inggrisnya Chaeyoung itu Rosienna, bego banget sih lo katanya serius."
"Emang Chaeyoung gak pernah cerita apa?"
Jungkook hanya bisa menghela napas dan menggaruk kecil belakang kepalanya. "Pernah."
"Terus, lo lupa??!" Sembur Rosé.
"Gimana gak lupa kalau nama lo sama Chaeyoung aja beda tipis gitu."
"Ya namanya juga orang kembar! Kalau emang lo beneran serius lo pastinya hapal di luar kepala dong nama pasangan lo sendiri." Ucap Rosé penuh penekanan, gedeg sendiri dia tuh kalau udah dengar suaranya Jungkook.
"Kok sewot?" Tanya Jungkook.
"Ya sewot lah, kalau aja lo sadar yang lo sebut waktu itu bukan namanya Chaeyoung kita gak bakal terikat di pernikahan yang gak jelas ini." Sungut Rosé sambil mengambil satu bantal sofa dan mendekapnya erat.
"Lah lo sendiri, kenapa gak coba kabur? Lo kan tau kalau lo mau dinikahin sama gue, padahal kita aja gak saling kenal. Kenapa gak berontak?" Ucap Jungkook setelah fokusnya beralih seutuhnya dari televisi ke Rosé.
Gadis itu mendengus. "Kalau bisa, gue juga udah ngelakuin itu kali, Jeon." Sahut Rosé dengan nada yang tak bersemangat di akhir kalimatnya.
Jungkook mengangkat satu alisnya, tak paham maksud dari kalimat ambigu yang Rosé katakan.
"Kalau bisa?"
Rosé menoleh pada Jungkook yang kini tengah memandangnya sebelum kemudian mengangguk kecil setelahnya. "Hmm ... kalau bisa."
"Maks—"
"Jadi lo mau gimana?" Tanya Rosé tanpa peduli bahwa pertanyaannya itu baru saja memotong ucapan Jungkook.
Jungkook yang ucapannya dipotong Rosé itu menyipitkan matanya, memicing penuh curiga pada gadis itu. "Gue belum selesai ngomong udah dipotong, lo gak lagi nyoba ngalihin pembicaraan, kan?"
Mendengar itu Rosé pun lantas menaikkan kedua alisnya geli. "Gue? Ngalihin pembicaraan? Ya enggak lah."
"Jadi lo mau gimana?" Ucap Rosé kembali mengulangi pertanyaannya sembari tanpa sadar membuat gerakan menarik kecil surai pink lavanya yang terlihat sedikit pudar di akar rambut dan tentu saja tak luput dari bidikan mata elangnya Jungkook.
Jungkook kembali dibuat mengernyit, ia sebenarnya ingin bertanya kepada Rosé kenapa gadis itu selalu menyentuh helai rambutnya, tapi urung setelahnya karena merasa ini bukan waktu yang tepat untuknya membahas hal tak penting semacam itu.
"Cerai aja gimana?" Usul Jungkook.
"Tapi lo aja ya yang gugat, jangan gue." Imbuhnya sebelum mengajukan penawaran pada lawan bicaranya itu.
"Gak. Gue sih gak apa-apa kalau jadi janda muda, tapi gue gak mau kalau gue yang gugat. Lo aja sana, biar pas gue minta harta gono-gininya agak enakan." Tolak Rosé.
Jungkook menautkan kedua alisnya. "Harta gono-gini apaan. Kita baru nikah belum ada tiga hari tiga malam dan lo bahkan belum ada pemasukan yang bisa diinves di mansion ini, gak usah kebanyakan halu pisah dari gue jadi janda kaya raya lo."
Rosé memandang Jungkook dengan tatapan yang tak bersahabat. "Tapi kan perusahaan papa lo sama daddy gue udah merger. Papa lo juga udah janjiin setengah dari saham lo buat gue, berarti kalau kita cerai gue masih bisa minta jatah bagian saham lo yang dikasih ke gue dong sewaktu nikah sama lo!"
Butuh waktu untuk Jungkook memproses ucapan Rosé tersebut. "Saham? Saham apaan? Kapan papa pernah bilang gitu?"
"Waktu di meja makan kemaren, pas lo nya lagi ke kamar mandi. Papa bahkan udah punya stempel cap atas nama lo di perjanjian pembagian saham itu ke gue. Daddy juga tau kok."
Mendengar penuturan dari mulut gadis itu pun membuat Jungkook tanpa sadar membolakan kedua maniknya.
Secepet itu?
Ia pun lantas membawa tubuhnya bersandar kembali ke kepala sofa sambil mengesah pelan dan membasahi bawah bibirnya yang kering, Jungkook masih tak percaya semudah itu ayahnya membagi sahamnya pada si gadis Australia itu.
"Sial gue diperas." Bisiknya sambil mengusap wajah.
Sedangkan Rosé, ia kini tengah mengembangkan senyum penuh kemenangannya diam-diam.
Gak sia-sia berarti kemaren gue ngedramanya, bagus juga akting gue jadi pengen ikut casting deh.
"Tuh TV kalau gak ditonton lagi matiin aja, bayar listrik mahal dan soal cerai-ceraian itu kalau lo udah siap ngelepas saham lo ke gue bilang aja, gue juga siap kok nandatanganin surat gugatan lo plus dateng ke persidangannya nanti. Oh iya gue maunya setengah dari saham lo ya sesuai apa katanya papa lo gak boleh kurang, boleh lebih. Kalau gak sanggup, ya gak jadi cerai." Ucap Rosé sambil mengerlingkan satu matanya pada Jungkook usai bangkit dari duduknya dan menaruh kembali bantalan sofa sebelum membawa kedua tungkainya melenggang meninggalkan ruang TV menuju ke kamar.Jungkook yang sudah pusing membayangkan nasib saham perusahaannya itu pun makin dibuat pusing lagi dengan perkataan Rosé. Niat awal Jungkook untuk menikmati libur di hari kerjanya itu menguap seketika hanya karena pembicaraannya dengan gadis itu mengenai perceraian yang malah merambat ke saham miliknya yang baru ia tahu kalau ternyata telah dibagi dua oleh sang ayah dengan istri tak berakhlaknya itu.
Pemuda bergigi kelinci itu pun mengusap kedua matanya sebelum berujar kesal. "Dasar matre!"
Mendengar itu Rosé pun menanggapinya dengan santai. "Gak matre, gak hidup!" Sahutnya tanpa berbalik dan langsung membanting pintu kamar setelahnya dengan sengaja.
Tbc!
Cerein gak nih? Wkwkwk.Sampai ketemu di chapter depan, see ya ;)💜!
KAMU SEDANG MEMBACA
Replacement Bride
Fanfiction💐 Niat awal seorang Roseanne Park menginjakkan kaki kembali ke tanah kelahiran kedua orangtuanya adalah untuk memenuhi undangan pernikahan milik saudarinya, bukannya untuk menikah dengan seorang pemuda yang bahkan tidak ia kenal siapa gerangan. Ros...