Paginya, sekitar pukul sepuluh Jungkook keluar lebih dulu dari dalam kamarnya dan mendapati pintu kamar Rosé yang masih tertutup rapat.
"Belum bangun juga?" Pemuda itu pun kemudian berlalu menuju dapur bersih, pantry, untuk sekedar mengambil minum sambil bergumam kecil tanpa sadar. "Padahal kalau dulu Chaeyoung itu paling cepet bangun dari gue."
Pemilik marga Jeon itu pun menoleh ke arah wastafel yang kini telah kosong tanpa alat masak dan alat makan kotor bekas semalam.
Udah dicuci.
Ia pun mengambil gelas dari dalam rak dan tiba-tiba saja ingatan tentang ramen semalam kembali menyambangi benaknya.
Tapi kalau diliat-liat, Rosé pas lagi makan, makanannya disimpen dulu dalem mulut, hhh pipinya jadi ngembung gitu persis kek tupai.
Tanpa sadar Jungkook pun menarik sedikit ujung bibirnya yang berkedut hanya karena membayangkan dua pipi Rosé yang mengembang saat tengah mengunyah makanannya.
Lucu.
Lalu setelahnya, ia pun lantas menggeleng cepat saat menyadari kata terakhir yang muncul secara spontan itu.
"Ngebatin apa sih tadi gue?" Gumamnya.
Drrttt drrrrtt.
Satu notifikasi panggilan muncul memenuhi layar ponsel milik Jungkook, bunyi ribut dari nada dering yang mengudara akibat lupa di silent itu pun menarik atensinya untuk menilik benda pipih tersebut dengan ekor mata dan mendapati kata kunci 'Mama' sebagai pemanggil.
Ia tak langsung menjawab panggilan itu melainkan memilih untuk mendiamkannya sejenak selama lebih kurang satu menit guna mendengar lantunan musik dari nada dering ponsel tersebut sebelum kemudian menyambar benda persegi itu dan mengangkat panggilannya.
"Pag-"
"Lama." Sela sang penelepon di seberang sana yang membuat pemuda itu mau tak mau menutup kembali mulutnya yang tadi sempat terbuka, siap untuk menyapa.
Hening.
Niat untuk menjawab panggilan dari ibunya tersebut telah menguap entah kemana, menyisakan Jungkook yang memilih untuk tetap diam sambil menatap gelas di hadapannya. Ia sedang mengumpulkan nyawa yang masih tersisa di awang-awang.
Tak segera mendapat jawaban dari Jungkook, wanita di seberang telepon pun lantas memanggil nama putranya itu, "Halo Jungkook?"
"Eh, iya ma." Jawabnya setelah beberapa saat hening seraya mengerjapkan mata beberapa kali lalu menuang air ke dalam gelas di hadapannya tadi.
"Kamu belum siap-siap? Penerbangannya siang ini lho. Rosé mana?"
"Baru juga bangun ini ma, paling bentar lagi siap-siapnya."
"Kok bentar lagi bentar lagi, sekaranglah. Nanti kalau ketinggalan pesawatnya gimana?!"
"Ya gak gimana-gimana, paling mentok gak jadi ke Prancisnya, gitu aja kok dipusingin." Kata Jungkook setelah menandaskan air dalam gelasnya.
"Pinter ya kamu ngejawab mama. Dan lagi, kenapa kamu kayak ngegampangin gitu? Mau ketinggalan atau enggak kamu sama Rosé tetap harus pergi bulan madu, Jungkook."
"Kan mama nanya, ya aku jawablah. Lah, tunggu-tunggu, ini kok jadi maksa sih? Kenapa gak mama sama papa aja yang bulan madu ke Prancisnya?"
"Jungkook." Panggil sang ibu yang kini gemas sendiri mendengar penuturan anaknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Replacement Bride
Fanfiction💐 Niat awal seorang Roseanne Park menginjakkan kaki kembali ke tanah kelahiran kedua orangtuanya adalah untuk memenuhi undangan pernikahan milik saudarinya, bukannya untuk menikah dengan seorang pemuda yang bahkan tidak ia kenal siapa gerangan. Ros...