"Hai Chaeng."
"ROSÉ!!!!!" Gadis itu memekik senang dan nyaris melompat dari ranjangnya jika saja tubuhnya tidak ditahan oleh Chris.
"Astaga jangan anarkis, nuna." Ucap Chris.
"Diamlah Chan! Aku sedang bahagia, kembaranku kini berada di ruangan yang sama denganku setelah sekian lama tidak bertemu."
Rosé hanya tersenyum tipis menyaksikan interaksi -yang menurutnya manis- antara kembarannya itu dengan Chris, sepupunya. Ia pun berjalan menghampiri mereka berdua.
"Rosé. Aku merindukanmu." Chaeyoung memanfaatkan peluang yang ada dengan memeluk Rosé yang baru saja tiba di sisi kirinya dengan erat.
Rosé yang memang tidak siap menopang massa tubuhnya setelah mendapat serangan pelukan dari Chaeyoung itu pun nyaris terjerembab jika saja tidak segera bertumpu tangan di atas nakas.
"Eumm ... Chaeng gue susah napas." Kata Rosé yang kini tampak megap-megap.
"Sowwrry hehe." Chaeyoung pun melonggarkan pelukannya.
"Cepet sembuh ya, Chaeng." Rosé membalas pelukan Chaeyoung. "Selamat juga. Cieee besok ada yang mau nikah ni." Goda Rosé sembari menarik turunkan kedua alisnya.
Pipi tembam milik Chaeyoung kini bersemu merah. Chris dan Rosé yang melihat itu pun kompak terbahak bersama.
💐💐💐
"Chaeng, calon suami lo mana? Kok sampe sekarang belum keliatan batang idungnya?" Tanya Rosé dengan tangan yang sibuk menata bunga mawar yang ia beli saat di perjalanan dengan Chris atau yang lebih sering disapa Chaeyoung dengan nama koreanya, Bang Chan, dari bandara ke rumah sakit tadi.
"Lagi sibuk ngurus persiapan acara buat besok. Dia excited banget, semua dekorasinya dia yang handle, biasalah tipe-tipe manusia perfeksionis." Jelas Chaeyoung.
"Dia tau gak lo masuk rumah sakit?" Rosé beralih menatap Chaeyoung.
"Eh." Alih-alih menjawab Chaeyoung malah mengalihkan pandangan matanya ke arah objek lain, menghindari tatapan Rosé yang kini memandangnya penuh tanya.
"Dia tau gak?" Desak Rosé yang kini telah memusatkan perhatian sepenuhnya pada Chaeyoung.
Merasa tatapan Rosé kian menusuk Chaeyoung pun mengulum bibir bawahnya sekedar melembabkan bilah bibir yang kering itu sembari menggeleng sebagai jawaban.
"Kenapa?"
"Aku cuman gak mau konsentrasi dia pecah kemana-mana. Dia masih harus kerja dan ngurusin persiapan pernikahan, aku gak mau nambah-nambahin beban pikiran dia."
Rosé mengembuskan napasnya kasar. "Dia tau tentang penyakit lo?"
Rosé kembali mendapati gelengan dari Chaeyoung.
"Dia tau kalau lo punya kembaran?"
"Enggak, dia cuman tau aku punya saudara perempuan."
"Ah ... Gue kembaran yang tidak terakui rupanya." Ucap Rosé penuh drama dengan menempelkan salah satu tangan membekap mulutnya.
"Udah berapa tahun lo sama tuh orang?"
"Kita lagi cerdas cermat ya?" Tanya Chaeyoung keheranan.
"Jawab aja."
"3 tahun setengah."
"Waw 2 tahun lagi cicilan mobil lunas." Ucapnya dengan nada mengejek.
Chaeyoung merotasikan bola matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Replacement Bride
Fiksi Penggemar💐 Niat awal seorang Roseanne Park menginjakkan kaki kembali ke tanah kelahiran kedua orangtuanya adalah untuk memenuhi undangan pernikahan milik saudarinya, bukannya untuk menikah dengan seorang pemuda yang bahkan tidak ia kenal siapa gerangan. Ros...