.

96 12 1
                                    

Happy Reading

Masih dalam keadaan syok dan tidak percaya Dhea melihat Dhevan yang notabennya orang yang dulunya dia kejar-kejar kini berada di dekatnya dan yang dulunya tidak peduli akan keadaannya kini dia pula yang menolong Dhea dari kematian.

Sedangkan Dhevan masih bingung dengan apa yang di lakukannya kepada Dhea, entah perintah dari mana Dhevan spontan memeluk Dhea, ada rasa khawatir yang menjalar di dalam hatinya.

"Lu baik-baik aja kan?, Maaf tadi gue refleks meluk lu. Lagian lu tenang aja, gue juga bakalan berlaku sama kok sama orang lain, bukan sama lu doang" berusaha menghilangkan raut wajah khawatirnya.

"Gu-gue... Ng-nggak...apa-apa kok" jawab Dhea terbata-bata.

"Bagus deh kalau lu nggak apa-apa, jadi tugas gue sekarang sudah selesai, sekarang lu ke loker gih, ganti pakaian yang ada nanti lu sakit. Kan nggak keren tuh nanti ada di televisi, koran, terpampang jelas berita "MATI KARENA SAKIT" gempar dong nih sekolah, terus keluarga lu bakalan sedih tuh, nangis tujuh hari tujuh malam" sarkas Dhevan.

"Yaudah gue sekarang mau ganti pakaian dulu, eh btw makasih ya udah nolongin gue, lu tenang aja gue nggak berharap lebih kok dari pertolongan lu ini, gue juga paham kok kalau lu nolongin gue karena rasa kemanusiaan. Dan kalau lu bilang kematian gue bikin gempar nih sekolah, dan bikin keluarga gue sedih. Lu salah besar garis bawahi ya Salah Besar, menampilkan senyum manisnya. Mau gue hilang bahkan mati sekalipun itu nggak akan ada pengaruhnya, keluarga gue juga nggak akan peduli, mungkin aja kalau gue mati hari ini bisa jadi pemakaman gue nggak di buat, atau gue di biarin mengapung tuh di air. He-he-he, dan lu bukannya senang juga ya?, Udah ah gue banyak omong, gue pergi dulu ya, sekali lagi makasih" melangkah menjauh meninggalkan Dhevan yang berusaha memahami perkataan yang di lontarkan oleh Dhea tadi kepadanya.

Dhevan masih bergelut dengan pemikirannya

"Maksudnya apa?, Apa mungkin selama ini dia tidak di perlakukan dengan adil di keluarganya?, Atau...dia selalu di siksa?. Aagghhh, kok gue jadi mikirin dia sih. Nggak-nggak gue cuman penasaran sama dia nggak ada rasa lebih, oke sekarang Dhevan, bicara pada dirinya sendiri. Nggak usah mikirin tuh cewek lagi."

Di sisi lain...

Dhea bukannya mengganti pakaiannya justru ia naik ke atas gedung sekolah, menyimpan rasa sesak di dadanya, air mata yang sedari tadi ia tahan kini jatuh membasahi pipi mulusnya.

Hiks...hiks..hiks...

"Kenapa mereka selalu nyiksa gue, salah gue apa. Ya... Allah gue capek, gue lelah sama semua ini" sembari memukul dadanya yang sesak.

Banyak orang yang tidak tau dampak dari perbuatan mereka.

Entah perlakuan kasar yang menyiksa fisik atau justru menyiksa batin seseorang.

Banyak orang yang melakukan hal yang terlihat kecil tapi berdampak sangat besar bagi seseorang.

Ada yang mau di sampaikan sama

Dhea?

Dhevan?

Reka?

Putri?

Angelia?

Kalau ada ketik di kolom komentar ya
Biar nanti mereka baca apa kritikan dan pendapat para pembaca terhadap peran mereka.

Jangan pernah bosan ya baca cerita randomnya author

Maaf kalau banyak kata-kata yang salah atau salah dalam kepenulisan.

Buat yang ingin kenal sama author silahkan DM author langsung di akun Instagram @saridewi2001

SEMUA HANYA TENTANG "LUKA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang