.

82 14 0
                                    

"kalian berdua kenapa?" Tanya Dhea tanpa peduli bahwa ke dua pria tampan yang berada di hadapannya ini sedang dalam perdebatan nan sengit.

"DIAM" jawab mereka serempak, namun sekian detik mereka baru sadar siapa yang mereka bentak.

"Ma-af...maaf" jawab mereka lagi.

"Nggak apa-apa kok"

"Lu kenapa bisa pingsan Dhe? Dan ini tangan lu kenapa banyak luka nya?" Tanya Dhevan tanpa mempedulikan kehadiran Andre di dekatnya.

"A-aku nggak apa-apa kok Dhev, btw makasih udah Bawak aku ke sini" ucapnya sambil memperlihatkan senyum manisnya. Lalu melangkah menjauh.

***

"Dok apa yang terjadi pada saya? Kenapa saya akhir-akhir ini lebih memilih melukai diri saya, saya bingung dong, sembari terisak. Saya seperti orang lain" papar nya

Hiks...hiks...hiks...

"Saya sarankan anda lebih baik ke psikiater, menurut penelitian medis ada gangguan pada mental anda, jadi jika tidak segera di tangani maka akan berdampak buruk pada diri anda sendiri" jelas sang dokter.

"Baik dok, kalau begitu saya permisi" sembari keluar dari ruangan serba putih tersebut.

Semenjak keluar dari ruangan itu fikiran Dhea tersa terganggu.
Yah, yang pergi pemeriksaan tadi adalah Dhea, ketika pulang sekolah tadi dia tidak langsung pulang ke rumah tapi justru memeriksakan diri ke rumah sakit tanpa ada yang mengetahuinya.

Di sepanjang jalan Dhea tidak peduli sama sekitaran, bahkan dia tak tau sekarang berada di mana.

Di tengah perjalanan...

"WOI!!! Lu mau mati ha?" Sarkas nya. Sambil turun dari motornya dan menghampiri Dhea.

"Ha" tanya Dhea yang sadar dari lamunannya karena teriakan orang tersebut.

"Eh... Dhea!!! Lu ngapain jalan sambil melamun, kalau terjadi apa-apa sama lu gimana? Lu nggak mikir apa perasaan orang-orang di sekitar lu, kalau sampai lu celaka!!! Lu mikir dong" bentaknya pada Dhea

"Lu, sambil mengarahkan telunjuknya pada pria tersebut. Huff lu nggak tau apa yang terjadi sama gue, dan lu nggak usah sok tau tentang hidup gue! Gue mikir kok apa yang akan terjadi kalau gue sampai celaka!!!" Jawab Dhea dengan cukup lantang.

"Bagus kalau lu mikir, sekarang lu pulang, fokus sama jalan lu jangan sampai lu ngecewain keluarga lu!!!" Tandasnya lagi.

Mendengar kata keluarga yang di lontarkan tadi membuat dada Dhea kian sesak.

Karena melihat reaksi Dhea akan ucapannya

"Ma-maaf, gue nggak bermaksud membentak lu, gue cuman nggak mau lu terluka" ucapnya dengan suara yang sedikit lembut.

Namun Dhea tak memperdulikan kata maaf dari Pria tersebut. Karena merasa tidak di pedulikan pria tersebut pun merengkuh tubuh Dhea yang kian terisak. Tanpa peduli kaos yang ia gunakan akan basah akibat air mata Dhea.

***

"Lu ngapain di tengah jalan tadi?" Tanyanya pada Dhea setelah sampai di kursi taman.

"Gu-gue" hiks...hiks...

Karena Dhea masih menangis, pria tersebut kembali merengkuh tubuh mungil milik Dhea.

"Lu habis dari mana tadi?" Tanyanya karena merasa bahwa Dhea telah sedikit lebih tenang.

"Gu-gue tadi....habis dari Rumah sakit" jawabnya sambil menunduk.

"Lu ngapain ke rumah sakit? Siapa yang sakit?" Tanyanya dengan nada dan ekspresi begitu khawatir.

Wih siapa nih yang jumpa di jalan sama Dhea??

Ada yang tau??

Buat para reader, kalau kalian sakit. Segera periksa ya, jangan lupa harus di barengi orang tua. Agar orang tua juga tau apa yang terjadi pada kita.

Selamat membaca

T
B
C

Salam manis dari author
😗

SEMUA HANYA TENTANG "LUKA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang