Maaf jika banyak kata-kata yang salah.
Happy Reading
_
_
_"Saya rasa kamu masih tidak yakin dengan keputusan yang kamu ambil" simpul Wisnu pada Dhea.
"Saya yakin Pak, bahkan sangat. Dia kakak saya, jadi sudah seharusnya saya mengorbankan diri saya untuk keselamatan kakak saya" papar Dhea.
"Perlu saya jelaskan resiko apa yang akan kamu dapatkan setelah melakukan donor ginjal?" Tanya Wisnu.
1 detik
2 detik
3 detik
Tak kunjung ada jawaban dari Dhea, maka Wisnu memutuskan untuk memberi tahu agar kelak tidak terjadi masalah.
"Baik begini, jika kamu mendonorkan satu ginjal kamu kepada Kakak kamu. Maka kamu akan hidup dengan satu ginjal, Paham?
"Paham Pak" jawab Dhea masih dengan menatap sang Dokter dengan serius.
"Sebenarnya seharusnya itu tidak akan menjadi masalah bagi mereka yang memiliki kondisi fisik dan mentalnya bagus" jelas Wisnu.
Mendengar penuturan yang di sampaikan oleh Wisnu, Dhea tetap bersikukuh pada pilihannya. Yah apa pun resikonya nanti Dhea tetap mendonorkan ginjalnya.
"Baiklah jika kamu memaksa. Tapi, hal ini akan saya beritahukan kepada keluarga mu. Supaya nanti tidak ada masalah terhadap pihak rumah sakit" jelas Wisnu.
Mendengar penjelasan Wisnu tadi Dhea terperanjat dari duduknya.
"JANGAN PAK!" Spontannya.
"Jangan kenapa?" Tanya Wisnu mengernyit bingung.
"Jangan beri tahu siapa pun Pak, jadikan ini rahasia saya dan pihak rumah sakit" tungkas Dhea.
"Maaf tapi jika pihak rumah sakit merahasiakan ini semua, maka yang akan mendapat masalah adalah pihak rumah sakit."
"Saya jamin nggak akan ada kerugian, dan tidak akan ada yang namanya tuntutan antara keluarga saya ke pihak rumah sakit Pak" finis Dhea.
Setelah melakukan perdebatan tadi akhirnya Dhea pun mendonorkan ginjalnya kepada Rossa.
***
Kini tepatnya jam 09.00 Wib di hari Rabu. Dimana Rossa akan melakukan operasi dan waktu Dhea mendonorkan ginjalnya.
Ini merupakan keputusan terbesar.
Akhirnya setelah 2 jam berlalu operasi pun berjalan dengan lancar.
Semua merasa bahagia atas kelancaran operasi yang berlangsung. Tanpa ada yang memperdulikan keadaan Dhea setelah melakukan pendonoran tersebut.
Dan Dhea pun memilih bungkam untuk semuanya.
Setelah operasi selesai Rossa di pindahkan ke ruangan transisi, dimana di ruangan ini kondisi pasien akan di pantau. Dan jika kondisi pasien di nyatakan stabil maka akan di pindahkan ke ruang perawatan.
Berbeda dengan Dhea yang langsung di pindahkan ke ruang perawatan.
"Makasih ya Dhe, kamu udah mau mendonorkan ginjal kamu untuk Rossa" ucap Aldo tulus.
"Udalah mas, buat apa juga berterimakasih sama dia. Lagian itu sudah kewajibannya sebagai seorang anak" papar Amerilya sinis.
Mendengar nama anak Dhea spontan mendongakkan wajahnya.
"Ma-mama ngakuin aku sebagai anak?" Tanya Dhea dengan wajah sendu akan pernyataan yang di lontarkan Amerilya tadi. Karena selama ini Dhea tidak pernah di anggap ada oleh keluarga nya.
"Udah deh nggak usah lebay" jawab Amerilya sinis dan memilih menarik tangan Aldo lalu meninggalkan Dhea sendiri di dalam ruangan tersebut.
Jujur aja kalau athor yang berada di posisi Dhea author nggak akan sanggup.
Rasanya nyesek
Tapi hebat ya Dhea sanggup hadapin ini semua🙂
Jadi, buat para reader yang jalan hidupnya masih memiliki liku-liku kecil tetap bersyukur ya.
Karena banyak orang di luar sana yang ingin berada di posisi kita semua.
Intinya kita semua hebat
Salam manis author
T
B
C
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMUA HANYA TENTANG "LUKA"
Random[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Semua manusia memiliki jalan hidupnya masing-masing, yang sering di sebut dengan "TAKDIR". Namun, tak semua berjalan dengan mulus karena Takdir yang di dapat.