Happy reading
" Gue cuman mau jujur, kalau sebenarnya gue suka sama lu" itu yang di ungkapkan oleh Dhea setelah dua tahun menahan perasaannya.
"Dan gue, menunjuk dirinya sendiri. Dhevan Alvano, nggak akan pernah suka sama lu, harusnya lu sadar diri. Lu itu nggak sebanding sama gue." Pergi melangkah menjauh
meninggalkan Dhea sendiri di lorong koridor sekolah."Lu bisa nggak suka sama gue, tapi lu nggak usah ngehina gue!!! Aagghhh."
Bersuara dengan lantangnya sehingga suaranya menggema di seluruh koridor, dan akhirnya menjadi bahan perbincangan di sekolah SMA BAKTI."Lihat deh itu cewek yang nggak punya malu"
"Bener, jangan kan Dhevan yang most wanted di sekolah ini, si Tio yang kutu buku itu aja mana mau sama dia"
"Wkwkwk, bener banget"
Begitulah hujatan yang terdengar di sepanjang koridor.
"Punya malu juga lu masuk ke kelas ini!!!." Tudung Reka yang notabennya selalu ngejar-ngejar Dhevan.
"Kan dia nggak punya malu Rek" sahut putri yang merupakan antek-anteknya Reka di sertai gelak tawa mereka bertiga.
"Ups...sambil menutup mulutnya, urat malu lu kan udah putus."
Wkwkwkwk
Gelak tawa mereka kini mengisi ruang kelas XII Ap².
Di dalam ruangan serba abu-abu yang di hiasi ornamen angkasa, di tepi ranjang terdapat seorang gadis yang tingginya 150 cm, kulit sawo mateng, mata sipit, rambut ikal, bibir tipis. Siapa lagi kalau bukan Dhea Kemala Sari yang kerap di panggil dengan sebutan Dhea.
"Salah gue apa sih, padahal gue kan cuman ngungkapin perasaan gue sama dia. Nggak seharusnya Dhevan ngehina gue seperti tadi. Tapi, kok gue nggak bisa membenci dia sih? Aagghh."
Sambil melempar benda pipi yang berada di tangannya."Rasanya sekarang gue ingin jadi bintang deh, meski kecil tapi selalu di pandang indah oleh orang-orang, bukan seperti gue yang selalu di anggap nggak pernah ada, bahkan kehadiran gue aja nggak di inginkan"
Sembari terisakKarena lelah menangis akhirnya tanpa sadar Dhea tertidur.
***
"Eh anak sialan, bangun kamu!!!" Tanpa rasa kasihan mendorong gadis malang itu hingga jatuh ke lantai.
"Aauuh, ringisan gadis tersebut siapa lagi kalau bukan Dhea. Eh ma...ma, kenapa ma?." Berusaha berdiri sendiri.
"Kenapa kamu bilang?!, Harusnya kamu sadar, kamu itu cuman anak yang nggak di harapkan kehadirannya!!! Seharusnya gue cuman punya Rosa dan Dimas. Tapi, kamu justru hadir di rahim saya!!! Saya menyesal melahirkan kamu!!! Cepat sekarang masak untuk makan malam S-E-K-A-R-A-N-G!!!.
"Ta-tapi kan ma... Ada Bibi yang masak di rumah ini" menundukkan kepalanya karena takut akan bentakan mamanya.
"Kamu fikir, kamu nyonya besar di rumah ini? Sambil mencengkram kuat dagu Dhea. Kamu itu cuman anak pembawa sial, jadi nggak usah pernah berfikir kamu akan mendapatkan kehidupan yang baik di rumah ini!!!." Pergi melangkah keluar dari kamar bernuansa abu-abu tersebut dan meninggalkan Dhea yang menangis sesenggukan sendirian tanpa peduli akan rasa sakit yang di rasakan oleh Dhea.
Buat kalian semua yang berada di posisi yang sama seperti Dhea, kalian jangan sedih ya, kalian itu hebat bisa bertahan sampai di sini. Dan buat kalian yang berani ngungkapin perasaannya seperti Dhea, kalian itu bukan murahan. Tapi, kalian itu berani, karena nggak semua cewek bisa seperti Dhea. Apa lagi sampai di hina. Fiks kalian hebat.
Tetap semangat!!!
Jangan pernah bosan ya sama cerita random nya author
Kalau kalian mau kenal lebih dekat sama author
Kalian boleh kok DM author, tapi jangan lupa follow juga
Di @saridewi2001Jangan jadi pembaca gelap ya :)
Tinggalkan jejak dengan cara
Vote and komen
Biar author makin semangat nulisnya.
Hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMUA HANYA TENTANG "LUKA"
De Todo[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Semua manusia memiliki jalan hidupnya masing-masing, yang sering di sebut dengan "TAKDIR". Namun, tak semua berjalan dengan mulus karena Takdir yang di dapat.