#Part 10

6 4 0
                                    

Kemudian Mas Ghufron mengucap salam tanpa mengetuk pintu , karena pintu itu terbuka lebar bagaikan sudah tau akan kedatangan mereka,
" Assalamualaikum ..... Assalamualaikum" ucap Mas Ghufron
Dari dalam rumah terdengar jawaban salam dengan suara laki laki
" Wa'alaikumussalam" ucap laki laki itu, laki laki itu bertanya kepada mereka berdua mencari siapa mereka datang kemari
" Kalian berdua kesini mau mencari siapa ya ? Dan kalian siapa ? Darimana kok malam malam begini bertamu ? " Ucap laki laki itu dengan nada penasaran
Dari dalam rumah terdengar suara perempuan yang menyambut kedatangan mereka
" Eehh nduk Zahra sudah datang rupanya, sama nak Ghufron juga mari masuk nak masuk sebentar saya panggil pakdhe dulu " ucap perempuan itu yang ternyata adalah budhenya Zahra
" Iya budhe terimakasih " ucap mereka berdua sambil bersalaman
Laki laki yang tadi itu bernama Iqbal sepupu Zahra hanya duduk diam di hadapan mereka dan mulai bertannya,
" Kamu Zahra? " tannya Iqbal penasaran
" Iya mas , saya Zahra " jawab Zahra
" Zahra yang anaknya Tante Fitri itu kan , yang dulu waktu kecil sering main sama aku kan ? " Tanya Iqbal memastikan
" Iya mas bener " jawab Zahra tersenyum
Tak lama kemudian seorang lelaki berbadan tegap dengan tatapan mata tajam keluar dari ruang bertirai ,ia adalah pakdhe nya Zahra dia adalah seorang pensiunan polisi
" Wah nduk Zahra akhirnnya datang juga , sudah lama lo pakdhe nungguin kamu tau tau sudah gedhe aja nduk Zahra tambah ayu wae " ucap pakdhe dengan bahasa khas Jawa
" Iya pakdhe , Zahra tadi juga cariin rumah pakdhe soalnnya Zahra lupa karena sudah berapa tahun Zahra nggak main kesini semenjak Abah sama Mbah ibu Ndak bisa nganterin Zahra dan Ndak ada temen buat kesini " ucapannya
Zahra adalah seorang anak piatu ibunya adalah seorang perawat yang dimana saat itu pendapat tugas merawat di luar negeri dan terjadi kecelakaan pesawat dan disaat itulah ibu Zahra meninggal disaat Zahra berusia empat tahun , dan ayah Zahra tidak tau dimana setelah ibunnya meninggal ia pergi begitu saja dengan membawa kakak Zahra yang usiannya seumuran dengan Iqbal , setelah itu tidak ada yang tahu keberadaan ayah dan kakak Zahra . Setelah itu Zahra dirawat pakdhe dan budhe di Jogjakarta kemudian karena pakde ada tugas dinas ke luar kota maka Zahra dipulangkan ke pesantren kepada Abah , dari saat itu lah Zahra tidak lagi berkunjung kerumah budhenya tapi tetap sambung dengan perantara telefon rumah.
Tak lama kemudian budhe keluar dari balik tirai dengan membawa nampan kayu berisi teh dan kopi untuk mereka.
" Budhe kok repot repot sih " ucap Zahra
" Ndak repot nduk , kan kamu lama ndak kerumah budhe " jawab budhe
" Oo jadi bener to bu, ini temen kecil aku dulu " celetuk Iqbal tiba tiba
" Iya nak Iqbal masak lupa sama nak Zahra " ucap Mbah ibu tiba tiba dalam kamar
Kemudian Zahra dan mas Ghufron bersalaman dengan Mbah ibu
" Mbah ibu ... Zahra rindu " ucap Zahra sambil memeluk Mbah ibu dengan erat
" Iya nak Zahra , Mbah ibu juga rindu kamu " jawab Mbah ibu

Kemudian mereka bercakap cakap panjang hingga tak terasa cangkir yang terisi teh hangat dan kopi pun telah habis dan waktu menunjukkan pukul 23.00 kemudian budhe mengantarkan Zahra kekamar Mbah ibu, dan Iqbal mengantar mas Ghufron ke kamarnnya .
# Di kamar iqbal #
Iqbal pun menunjukkan kamarnnya yang dimana kamar itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit ,tapi cukup untuk tidur dua orang di dalam terdapat ranjang tidur yang dapat ditiduri dua orang dan tembok yang berwarna biru muda dipenuhi foto Iqbal waktu kecil dan ada foto bersama Mbah ibu juga dan Iqbal mempersilahkan mas Ghufron untuk beristirahat ,
" Monggo mas istirahat dulu , pasti capek kan perjalanan dari rumah Abah sampe sini !" Ucap Iqbal
" Iya mas Iqbal , saya mau tannya kamar mandinnya dimana ya saya mau mandi biar badan segar lagi" jawab mas Ghufron
" Oo ini mas kamar mandinya dekat almari pintu putih " jawab Iqbal sambil menunjukkan kamar mandi yang berada di dalam kamar .
" Iya mas terimakasih" ucap Mas Ghufron
" Iya mas " jawab Iqbal
Kemudian mas Ghufron segera mandi dan melaksanakan sholat sunah malam.
Malam itu terasa sepi dan gemericik hujan tiba tiba menghampiri malam yang sunnyi ini hannya jarum jam yang terdengar meremang,
hingga membuat mata mas Ghufron sayup sayup mulai menyipit hingga tertidur pulas.

Jangan lupa untuk vote nya biar semangat tuk melanjutkan ceritannya !!
Dan tanda kalian telah berpartisipasi membaca cerita ini :)

" see you in the next story"

Nostalgia Abi & ZahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang