Remember Me | 28

186 23 1
                                    

"ADARA?!"

Terkejut karena dapat serangan yang cukup kuat, namun akhirnya ia tersenyum. Membalas pelukan erat kekasihnya.

"Akhirnya kau pulang sayang."

Benar akhirnya ia kembali setelah tiga hari memutuskan komunikasi.

"Jim, kau menangis?"

Isakan kecil itu terdengar jelas di telinganya. Hendak melepas pelukan, namun Jimin malah mengeratkan. Adara hanya ingin memastikan.

"Jim?"

Gelengan pelan sebagai respon Jimin bahwa dia tak mau melepas pelukan mereka. Adara menghela nafas pelan, mau tak mau diam.

"Jangan pergi lagi." Lirih Jimin setelah mereka diam cukup lama.

Adara mengusap punggung lebar kekasihnya. Mencoba menenangkan. Tidak ia respon apa lirihan Jimin. Karena sebelumnya dia berniat ingin pergi.

Beruntungnya hanya niat. Namun jika bukan karena seseorang mungkin langkahnya tak akan kembali kesini.

"Aku tak mau kehilanganmu, Dara."

Mata Adara berkaca-kaca. Keputusannya tak salah. Dia tak menyesal. Dia sudah bertekat, seberat apapun rintangannya nanti Adara akan tetap bertahan.

"Aku disini, Jim. Jangan khawatir."

**

2 hari sebelumnya.

Adara yang kala itu masih di rumah sakit, berjalan keluar. Dia bosan dan butuh udara segar.

Sesampai di luar, dia menarik nafas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya perlahan. Matanya terpejam, merasakan udara yang begitu berbeda di dalam, yang pengap dan berbau obat.

Matanya terbuka kembali saat ada senggolan mengenai bahunya.

"Ah joesonghamnida. Aku sedang buru-buru, maaf. Anda tidak apa-apa?"

Seorang wanita muda yang menabraknya. Wajahnya amat menyesal.

Anna tersenyum tipis kemudian menggeleng. "Saya tak apa-apa. Pergilah, anda terlihat sangat khawatir."

"Maaf sekali lagi dan terimakasih." Wanita itu membungkuk tanda menyesal. Lalu pergi.

Saat kakinya hendak melangkah semakin luar rumah sakit, sesuatu kembali mengejutkannya. Kali ini pegangan pada tangannya.

Wanita yang tadi.

"Ada yang bisa dibantu?" Tanya Adara. Dia bingung kala ditatap lekat.

"Adara-ssi?"

Dia semakin terkejut. "Anda mengenal saya?" Karena Adara yakin dia baru bertemu.

Wanita itu menggeleng. "Hanya sebatas tahu. Setelah urusan ku selesai, bisakah kita bicara? Aku tak berniat jahat, hanya ada beberapa yang ingin aku katakan."

Baiklah, ini aneh. Belum pernah bertemu, tapi wanita ini ingin mengatakan sesuatu padanya? Apa yang sebenarnya terjadi?

"Aku akan berada diluar agak lama. Namun jika urusanmu lebih lama dan aku tak ada di taman. Aku di ruanganku. 1310."

Dengan kata lain, Adara menyetujuinya. Dia penasaran, siapa wanita itu.

"Baiklah, apapun penyakitmu semoga lekas sembuh." Ujarnya sambil melangkah pergi.

"Terima kasih." Balas Adara. "Sebenarnya aku sudah sembuh." Ucapnya kemudian yang mungkin hanya di dengar olehnya.

Ada alasan dia masih disini.

Remember Me | Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang