Park Jimin. Salah satu pengusaha muda di Korea Selatan. Namanya mungkin tak asing di telinga pada petinggi perusahaan, karena dia sangat terkenal. Perusahaan yang ia jalankan sungguh sukses, bahkan sudah go internasional. Kepemimpinan tak usah diragukan lagi. Banyak orang yang hormat akan dia.
Sukses dan tampan, menjadikan pemuda itu idola di kalangan kaum hawa. Senyumannya manis dengan mata yang kadang tertutup, membuat perempuan semakin menggilainya. Ramah, dan memiliki hati yang lembut semakin menambah nilai sempurna untuk CEO muda itu.
"Sajangnim, anda darimana? Kenapa tidak memberitahu saya sebelumnya?"
Kang Yeonsan, sekertaris Park Jimin sekaligus sahabat itu terkejut setelah mendapati tuannya baru saja datang yang entah dari mana.
"Aku keluar sebentar, mencari angin." Jawab Jimin sambil melepaskan topi dan menyimpan kameranya.
"Kenapa tak memberitahu saya, saya kan bisa menemani anda, sajangnim." Kata Yeonsan penuh penekanan, ia kesal. Kalau terjadi apa-apa sama bosnya itu, pasti dia juga yang repot.
Jimin tak membalas, ia memilih untuk mengambil minum di kulkas.
"Sudahlah, Yeonsan. Lagian aku sudah pulang sekarang."
Yeonsan menghela nafas pelan. Memilih nurut untuk tidak memperpanjang masalah.
"Kita akan pulang sore ini, Jimin." Kata Yeonsan. Jimin hanya mengangguk, ia tahu.
"Dan itu 2 jam lagi." Tambahnya. Membuat Jimin tersedak seketika. Dia langsung melihat jam, benar saja 2 jam lagi ia akan pulang ke Korea. Perasaan tadi dia jalan-jalan hanya sebentar, tapi kehitung 6 jam ia berada di luar. Tidak berasa jika ia selama itu.
"Aku sudah membereskan perlengkapan mu. Jika kau ada hal yang mau di beli aku sarankan pergi sekarang. Bukankah ibu kau menginginkan sesuatu?"
Ah benar, eomma meminta bawa oleh-oleh. Makanan lagi.
"Benar, aku harus cari makanan khas sini. Aku akan pergi." Jimin langsung mengambil kunci mobil dan pergi tanpa menghiraukan Yeonsan yang mencoba untuk ikut.
"Aish, jika bukan bos aku sudah pitak kepala kau Park Jimin."
Lain halnya dengan Yeonsan yang menggerutu tidak jelas, Jimin pergi kali ini memakai mobil, karena ia sedang terburu-buru juga.
Di tengah perjalanan, ia langsung mengerem tiba-tiba, untung jalanan sedang sepi. Pertanyaan diotaknya yang mengharuskan ia melakukan itu.
Mau kemana?
Bodoh. Jimin tak tahu tempat dimana yang berjualan makanan khas Indonesia. Tidak tidak, makanannya saja tak tahu apalagi tempatnya.
Tuk tuk!
Jimin tersentak kaget. Seseorang mengetuk kaca mobilnya. Langsung ia menurunkan jendela kacanya. Betapa terkejutnya saat yang ia lihat orang yang baru diketemuinya tadi.
"Oh, Mr. Jim."
"Hai, Adara." Sapa Jimin canggung, entahlah padahal tadi mereka mengobrol asyik.
"Nice to meet you again, Mr. Jim. But, what are you doing here?" (Senang bertemu dengan mu lagi, Mr. Jim. Tapi, apa yang anda lakukan disini?)
Jimin terlihat ragu untuk menjawab.
"Jika anda pergi untuk melihat-lihat, sebaiknya jangan parkir disini. Anda tahu, ada rambu lalu lintas disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me | Park Jimin
Fiksi Penggemar[OG - Slow Update] Perasaan aneh dirasakan Park Jimin setelah bertemu perempuan itu, perempuan yang ia kenal hanya satu hari. Setelah sekian lama, mereka dipertemukan kembali. Namun sayangnya, perempuan itu tak mengenali Park Jimin. Tak bertemu seta...