Remember Me | 30

205 18 2
                                    

"Aku akan baik-baik saja."

Kalimat itu sebuah keyakinan Adara belakangan ini. Tidak salah, bukan? Karena memang dengan apa yang terakhir terjadi membuatnya harus extra hati-hati. Tapi sebuah kepercayaan diri harus ada. Percaya bahwa dia akan baik-baik saja.

Bukan untuk dirinya saja, kalimat itu berlaku juga untuk orang yang memang khawatir dengannya. Chae Soo dan Jimin. Mereka sangat serasi akhir-akhir ini. Serasi dalam hal, membuatnya tak bebas.

Adara tahu, mereka mengkhawatirkannya. Tapi apa benar dengan menyewa bodyguard untuknya? Tolong bahkan Adara sendiri merasa jika ia diteror karena hal itu. Seseorang selalu ada di dekatnya.

"Kau menyewa bodyguard? Untuk apa?"

Adara tersenyum tipis, memaksakan. Melihat orang yang berdiri tegap, badannya besar sedang berdiri di sudut restoran, memperhatikannya. Pertanyaan dari teman kerjanya itu, dia bingung menjawabnya. Karena memang bukan dia yang menyewa, tapi Jimin. Dan itu ide Chae Soo.

"Tidak tahu." Balas Adara bohong. Dia tahu walau tidak di kasih tahu. Bodyguard itu bertugas menjaganya.

"Aku tidak butuh bodyguard. Ada apa dengan kalian, sih?" Ujar Adara agak menaikan nada bicaranya.

"Kami tak bisa membiarkanmu diluar sendirian, Dara. Apalagi saat malam."

"Tapi tidak untuk bodyguard." Ucap Adara yang kini terdengar lemah, memohon agar mereka membatalkan rencana mereka itu.

"Salah satu dari kami pasti ada hal yang tak akan bisa menjemputmu pulang kerja. Jadi menghindari hal itu, ini cara satu-satunya agar kami tak cemas." Jimin memberi pengertian untuk keakasihnya. Iya paham jika ini akan membuat kekasihnya tak nyaman, tapi tak ada cara lain untuk sekarang.

"Kami selalu mengkhawatirkan mu, Dara. Kami menyayangimu."

"Iya aku ngerti, tapi tidak untuk ini. Aku mohon."

Chae Soo msnghela nafas pendek. "Kalau begitu pilihlah, berhenti bekerja atau ikut saran kami."

Kalimat itu membuatnya bungkam, membiarkan mereka berdua melakukan apa yang mereka inginkan. Dan ya-- dengan beberapa syarat.

"Karena bukan aku yang menyewanya." Sambung Adara karena dia tahu jawabannya tadi membuat bingung.

"Tapi ya sesuai dengan pekerjaanya, dia bertugas menjagaku. Ada hal buruk terjadi belakangan ini."

"Apa ini ada hubungannya kau tak ada 3 hari kemarin?"

Adara mengangguk. "Hm."

Temannya itu diam. Tapi Adara tahu dia penasaran. Hanya saja dia menghormati privasi Adara.

"Aku hampir di bunuh orang." Tidak ada salahnya satu orang mengetahui. Dan sesuai dugaanya, reaksi temannya itu pasti membuat pengunjung dan pekerja lainnya memperhatikan mereka.

Mereka berdua buru-buru minta maaf, dan segera membubarkan diri karena di tatap horor oleh pekerja lain.

"Jika aku memintamu untuk menjelaskannya, kau tak keberatan?"

"Jika ada waktu."

Temannya itu menjauh darinya. Menyibukkan diri dengan membereskan meja yang habis dipakai. Sedangkan ia diam di tempat kasir, seperti biasa.

Matanya terarah pada orang di penghujung restoran. Mengeluarkan hp, kemudian mengetikan sesuatu.

Tak lama ia melihat bodyguardnya mengeluarkan hp, lalu menatapnya. Adara menunggu, namun menghela nafas lega saat bodyguardnya bergerak. Dia tidak tega melihatnya terus berdiri.

Remember Me | Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang