Remember Me | 19

206 23 0
                                    

"Eoh, Park sajang." Seru Chae Soo saat melihat Jimin sudah ada di pekarangan rumah sewaannya dengan Adara.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Chae Soo. Sebenarnya mungkin ia tahu, tapi sekedar bertanya kan ga masalah.

"Adara ada?" Kan benar.

"Tidak ada, Adara belum pulang. Dia masih di tempat kerja mungkin?" Tebak Chae Soo. "Eh, jam berapa sekarang?"

Chae Soo buru-buru mengecek hpnya, melihat jam disana.

"Sudah waktu pulang, bukan? Tapi kenapa dia belum pulang?" Bingung Jimin, khawatir juga.

Chae Soo hanya bisa meringis pelan. Jam kerja Adara sudah habis setengah jam yang lalu, dan seharusnya dia sudah ada di rumah. Tapi, kemana anak itu?

"Ee- aku dengar kau ke Spanyol?" Tanya Chae Soo. Iya, seingat dia begitu.

"Iya, aku langsung datang kesini."

"Woahh." Chae Soo sedikit menganga. "Sebegitukah merindukan kekasihmu, Park Sajang?"

Jimin mengedik acuh. "Sudah ketebak."

Chae Soo hanya bisa terkikik. Ia tak menyangka akan mengenal Jimin sedekat ini, padahal dulu hanya bisa lewat depan mata dia udah jerit-jerit, sekarang malah lebih dari ekspetasi. Jimin pacar roomatenya.

"Perlu aku buatkan sesuatu? Kopi misalnya?"

"Ah, boleh. Enak sepertinya."

Chae Soo mengangguk. "Baiklah tunggu sebentar."

Jimin kembali duduk di gazebo, menunggu kopinya dan kekasihnya pulang.

**

Langkahnya terhenti. Di ujung tangga saat melihat punggung seseorang yang ia kenali.

Dia bingung, haruskah ia melanjutkan langkahnya? Tapi satu sisi dia ingin masuk dan istirahat.

Dia belum siap, menemui laki-laki itu. Dia-- tak mungkin mampu jika sudah berhadapan dengan laki-laki dengan apa yang ada di pikirannya sekarang.

Pikirannya sedang kacau.

Namun, dia juga tak bisa selalu menghindar. Dia tahu pasti akhirnya akan bertemu juga walaupun sudah memutuskan komunikasi, dengan cara berbohong hpnya rusak kemarin.

Iya, dia bohong tempo hari. Ada alasan, tentu saja.

Dan alasannya rumit. Dia bahkan belum menemukan solusinya sampai sekarang.

Menarik napas dalam-dalam, dia memilih mendekat. Laki-laki berbalik saat mungkin mendengar langkahnya.

"Akhirnya kau pulang juga." Serunya langsung berdiri memeluk Adara. Adara diam saja, menepuk punggung Jimin pelan dan lambat. Jujur saja dia merindukan kekasihnya, tapi--

"Kenapa pulang selarut ini?" Tanyanya.

"Ada urusan sebentar." Jawab Adara. Urusannya hanya diam, merenung di halte. Namun renungannya tak membawanya pada hasil sama sekali.

"Sebentar? Ini sudah lewat 3 jam dari jam kerja, sayang." Serunya tak terima saat Adara bilang sebentar. Dia bahkan hampir tertidur karena saking lamanya menunggu.

"Dan urusan apa?" Tanyanya sambil melepaskan pelukan. Menatap penasaran gadisnya.

Adara diam. Tak mungkin dia jawab hanya berdiam diri di halte? Tidak mungkin, kan?

"Bukannya kau baru pulang, Jim? Kenapa kesini? Kenapa tak istirahat di rumah?" Adara berusaha mengalihkan pembicaraannya.

"Aku merindukanmu, sayang." Jawabnya. Tak saling komunikasi sehari juga ia sudah merindukan kekasihnya.

Remember Me | Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang