Matahari terbenam begitu cepat hari ini. Langit kini berubah warna, yang tadinya terang menjadi begitu gelap namun cantik karena di kelilingi begitu banyak bintang. Jangan lupa pemeran utama, bulan yang terlihat bersinar dengan damai.
Jun Young menikmati kerja pertamanya hari ini, walaupun ia tak bisa bohong jika ia kelelahan. Jadwal direktur hari ini begitu padat, bahkan Jun Young sempat pusing saat membayangkan jika ia yang melakukannya.
Saat mendengar suara pintu terbuka, ia dengan lekas berdiri. Melihat majikannya keluar dengan coat hitam panjang--siap untuk pulang. Ia membungkuk sopan saat tak sengaja bersitatap.
"Kerja bagus hari ini, Jun Young."
"Kamsahamnida Sajangnim."
"Kau sepertinya kelelahan, pulang dan istirahatlah."
"Nde."
Jun Young kembali membungkuk saat Jimin berjalan pergi. Namun tak lama ia kembali berbalik, membuat Jun Young bingung.
"Ada yang ketinggalan sajangnim, perlu saya ambilkan?" Tanya Jun Young.
Jimin menggeleng. "Tidak, hanya ingin bilang sesuatu."
Jantung Jun Young tiba-tiba berdebar, takut ia melakukan kesalahan hari ini. Walaupun menurutnya ia melakukannya dengan baik, tapi Jun Young belum benar-benar tahu 100% pekerjaannya dan kesalahan pasti bisa saja terjadi tanpa ia ketahui.
"Aku suka cara kerjamu, cepat, tangkas, namun rapih."
Seketika Jun Young tersenyum bahagia. Kekhawatiran yang sempat muncul kini hilang, setelah mendengar ucapan dari atasannya langsung membuat dia bangga sendiri.
"Terimakasih, Sajangnim."
Jimin mengangguk sekali. "Saya duluan. Kau juga pulanglah."
"Ye, hati-hati di jalan sajangnim."
Sepeninggal Jimin, Jun Young merayakan euphorianya. Mungkin tak seberapa dengan pujian yang ia dapatkan saat hasil kerja freelancenya tapi ini entahlah rasanya lebih baik.
"Kerja bagus, Lee Jun Young. Kerja bagus." Pujinya pada diri sendiri. Sudut bibirnya tak bisa turun, ia terus tersenyum lebar.
Mengambil jas dan tas, ia hendak pulang. Namun sebelum itu ia ingin menemui sesorang hari ini. Ingin menceritakan apa yang terjadi hari ini. Dan ia tak sabar bertemu seseorang itu.
**
Adara dengan fokus melakukan pekerjaannya. Tangkas, ramah dan sabar. Tangkas saat ada pelanggan memesan banyak, ramah saat calon custumernya bingung soal menu, dan sabar saat costumer itu banyak maunya.
"Silahkan, kembali saat bel berbunyi." Ucapnya kepada salah satu pelanggannya.
Antrian selanjutnya, Adara fokus ke monitor mengatur ulang semuanya. "Maaf, ingin pesan apa?"
"Caffe latte."
"Caffe latte, 2500 won." Adara kali ini mendongak. Terdiam beberapa saat. Namun tak lama ia kembali fokus.
"Ada tambahan?" Tanya Adara setelah menerima kartu.
"Ada."
"Mau tambah apa?"
"Tambahannya waktu mbanya, bisa?"
Adara mengernyit. Tak mengerti apa yang dikatakan temannya itu.
"Jam berapa kau pulang?"
Harusnya Adara tak melayani hal begini karena masih ada antrian di belakang pria itu. Namun tetap saja ia melihat jam.
"30 menit." Balas Adara. "Silahkan, tunggu belnya berbunyi." Ucap Dara yang kembali serius bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me | Park Jimin
Fanfiction[OG - Slow Update] Perasaan aneh dirasakan Park Jimin setelah bertemu perempuan itu, perempuan yang ia kenal hanya satu hari. Setelah sekian lama, mereka dipertemukan kembali. Namun sayangnya, perempuan itu tak mengenali Park Jimin. Tak bertemu seta...