Jimin murka. Membanting hpnya, yang baru saja ia beli kurang dari seminggu itu. Dadanya naik turun. Matanya merah dan jangan tanya lagi wajah imutnya, tidak ada sekarang hanya wajah rahang yang di keraskan.
"Yeonsan, panggil wanita itu kesini. Aku tak mau tahu!" Perintahnya tanpa menerima bantahan.
Yeonsan baru kali ini-- setelah sekian lama, melihat lagi wajah seram Jimin. Jimin jika begini, apapun perintahnya tak boleh ada keluhan, atau timbal balik pertanyaan. Semuanya harus dilakukan, tanpa harus berpikir dahulu.
"Aku akan membawanya. Tapi, kau jangan keluar. Wartawan banyak sekali di bawah. Lagi pula, kau ada rapat hari ini. Jadi, jangan berpikir untuk pergi. Sekalipun itu untuk menemui kekasihmu."
"Ingat itu, Jim." Peringatan terakhir Yeonsan sebelum ia pergi dari ruang rapat.
**
Hm kau nakal sekali honey. Kau menikmati waktu bersama dengan kekasihmu kemarin
10.23 AMBagaimana beritanya? Bagus bukan?
10. 23 AMAwalnya aku hanya berniat menunjukkanmu ke publik sebagai seorang kekasih CEO tampan yang banyak penggemar itu
10.24 AMTapi setelah aku pikir-pikir, jadi perusak hubungan orang lebih menyenangkan
10. 24 AMSemoga harimu lebih bahagia, honey
10.25 AMAdara ingin sekali meraung, melepaskan kekhawatiran, kecemasan, ketakutan, dan juga amarahnya saat ini. Tapi-- tidak bisa. Ini akan mengundang banyak orang untuk memerhatikan dirinya, dan dia benci itu.
Namun hal yang ia benci itu, tengah di ujung permukaan --hampir menyentuh permukaan untuk muncul. Dan ini lebih dari yang ia bayangkan sekarang.
CEO muda Park Jimin bertunangan, namun hubungan itu berakhir karena adanya orang ketiga
Disitu, memang tak spesifik menyebutkan namanya. Tapi saat melihat komentar, orang ketiga di artikel itu benar-benar dihujat habis-habisan.
Adara tahu kok, Jimin sebelumnya sudah bertunangan. Sempat tak terima kala tahu fakta jika ia dibalik alasan Jimin memutuskan hubungan mereka. Tapi apa yang Jimin katakan benar, perasaan tak bisa dipaksa.
Sebentar...
Aku baru saja mengakui jika aku memang benar-benar, perusak hubungan orang? Haha, artikel itu benar. Dia benar. Aku perusak hubungan orang.
Adara tersenyum pedih. Ini bahkan fakta. Dia orang ketiga, dari hubungan Jimin dan --mantan-- tunangannya.
"Kau penggemar Park Jimin?"
Seruan yang membuat Adara kaget. Dia menegakkan lagi kepalanya, melihat siapa yang bersuara.
Ye Rim, perempuan yang satu jurusan dengan Adara. Mereka terbilang dekat, namun tidak terlalu dekat.
"Ya?" Otak Adara mendadak blank. Penggemar?
Mata Ye Rim terarah ke samping, tepatnya ke hpnya yang menampilkan layar dengan artikel viral hari ini.
"Ah ini." Adara langsung mengambil hpnya. "Hanya iseng membaca, lagipula ini tengah hangat sekarang ya, kan?"
"Bukan hangat tapi panas." Koreksi Ye Rim. Tanpa izin, Ye Rim duduk di samping Adara. Adara tak keberatan lagian tempat duduk umum.
"Benar hanya iseng? Mukamu kenapa?"
Adara refleks meraba wajahnya. "Memangnya ada yang aneh dengan mukaku? Lipstik belepotan? Atau--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me | Park Jimin
Fiksi Penggemar[OG - Slow Update] Perasaan aneh dirasakan Park Jimin setelah bertemu perempuan itu, perempuan yang ia kenal hanya satu hari. Setelah sekian lama, mereka dipertemukan kembali. Namun sayangnya, perempuan itu tak mengenali Park Jimin. Tak bertemu seta...