1.7-Candra Arkasana

355 60 4
                                    

Lee Jihoon
sebagai
Candra Arkasana

Lee JihoonsebagaiCandra Arkasana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨✨✨

Lo pernah nggak sih, ngerasain kalau hari Senin itu hari paling lama setiap minggunya? Anehnya lagi, setelahnya, hari-hari itu bakal berjalan dengan cepat. Tiba-tiba udah ketemu weekend, terus senin lagi. Buat informasi aja nih, gue kerja sampe Sabtu walaupun hanya sampe jam dua sore aja, nggak seperti hari Senin sampai Jumat. Terus kadang lo bosen nggak sih punya kegiatan yang gitu-gitu aja setiap hari? Selalu berulang dengan kisaran waktu yang sama. Gue bosen. Bosen banget malahan. Pagi jam setengah delapan berangkat kerja sampe jam lima sore. Pulang, selesain pekerjaan yang ada kalau enggak rebahan, setelah itu tidur. Tidur beberapa jam, tiba-tiba udah pagi. Semonoton itu hidup gue, percaya deh. Walaupun kadang nongkrong di warmindo depan kantor, tapi tetep aja kalau sampai rumah udah sendiri lagi.

Gue kerja di Mahen Group udah tiga tahun. Kalau nggak salah sih masuknya barengan si Leo. Gue harus menyelesaikan studi S2 dulu, jadi perusahaan ini adalah tempat pertama gue kerja. Awalnya gue nolak waktu ditawarin jadi manajer. Gila aja nggak tuh, gue baru lulus, belum ada pengalaman kerja, tiba-tiba langsung jadi manajer. Alasannya itu klise, karena gue bergelar magister. Ya bener sih kalau itu jadi tolak ukur posisi seorang karyawan, tapi kalau fresh graduate dikasih pekerjaan manajer apa nggak terlalu buru-buru? Akhirnya gue dikasih waktu belajar selama dua tahun dan baru setahun ini jadi manajer keuangan. Jadi pergantian direktur barengan sama pergantian manajer lainnya.

Kalau mau tahu apa yang berubah, ada sih perubahan yang paling mencolok ketika gue jadi manajer. Kerjaan makin banyak dan berkas yang harus diurus makin numpuk. Itu, itu yang paling kerasa. Waktu masih jadi staf biasa, paling buat laporan yang udah dianalisis sama data analyst, revisi dikit-dikitlah. Kalau sekarang, semua data keuangan gue yang ngecek. Mau mengumpat, tapi nanti dikira nggak bersyukur. Keadaan gue yang kayak gini bisa diwakilin emot senyum yang pake titik dua sama kurung tutup. Senyum-senyum pasrah gitu. Tapi gue cinta kok sama kerjaan gue. Ya mau gimana, sekarag nyari duit susah.

"Tolong laporan pembayaran ke supplier. Kirim ke email saya sekarang. Terima kasih." Gue berbicara lewat intercom yang tersambung ke sekretaris gue. Nggak lama setelah itu, suara notifikasi dari laptop gue muncul. Laporan yang penuh angka itu harus gue pahami satu persatu.

Gue keluar dan menuju kubikel Stefi, sekretaris gue. "Stef, tolong kabarin supplier untuk bahannya dikurangi dulu sampe nanti dikabarin lagi sama atasan. Untuk sistem pembayaran seperti biasa aja."

"Baik, Pak. Setelah ini saya langsung hubungi pihak supplier. Ada lagi yang dibutuhkan, Pak?"

"Saya dengar ada karyawan baru yang akan masuk. Kalau sudah dipastikan kontrak dan gajinya, tolong beritahu saya secepatnya agar bisa saya sesuaikan dengan pajak kerja sekalian."

Metanoia [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang