1.13-Adinata Aileen Caesar

293 47 0
                                    

Lee Chan
sebagai
Adinata Aileen Caesar

Lee ChansebagaiAdinata Aileen Caesar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨✨✨

"Ibu, Dino berangkat kerja, ya!" teriak gue dari teras rumah dan segera menuju ke motor. Tenang, gue udah pamit secara resmi dan salim kok ke ibu. Kalau bapak gue, belum pulang dari shift malamnya.

Perkenalan dulu deh. Gue Adinata Aileen Caesar, biasa dipanggil Dino. Kenapa? Ya nggak tahu, daripada gue dipanggil Dina, mending Dino aja. Gue itu bontotnya di Jogja Tim. Buat kalian yang mikir enak karena jadi paling muda, kalian salah. Ini perlu di capslock, garis bawah, huruf tebel, miringin sekalian. Inget ya, SALAH. Secara tidak langsung gue adalah korban dari para tetua di Jogja Tim. Mungkin gue nggak atau belum banyak muncul di cerita abang-abang gue tercinta itu, jadi nggak bakal kelihatan kalau gue aslinya terbully dalam lingkup pertemanan ini. Tapi di sini, gue nggak akan melewatkan sedikit pun kisah ngenes gue bersama mereka.

Kebetulan di perusahaan Mahen Group gue masuk di bagian keuangan, satu divisi sama Mas Candra. Mas Candra baik banget sama gue dari awal masuk kerja. Sebelum dia naik jabatan jadi manajer, gue sering banget dibantu sama dia apalagi waktu magang. Ya sekitar setahun yang lalu kali ya. Soalnya, setelah gue jadi pegawai tetap, beberapa bulan setelahnya kantor ganti direktur dan lo semua tahu dia siapa. Mungkin gue sama Mas Juna yang masih termasuk baru di Mahen Group dan kadang ada yang nyinyirin gue karena bisa deket sama direktur perusahaan. Padahal gue di kantor juga sama-sama kerja, cari duit buat makan. Heran gue ada yang ngurusin hidup gue segitunya. Tapi kata orang, iri tanda tak mampu ya ges ya..

Pekerjaan gue itu ya jelas lah ya, namanya juga divisi keuangan, pasti berhubungan sama uang. Tapi, lebih spesifiknya gue masuk tim yang fokus pada input data keuangan perusahaan. Kalian pasti pernah lihat atau denger kalau bagian beratnya akuntasi itu waktu ngitung nggak balance. Nah, itu adalah tingkat stres gue selama kerja. Kalau gue kuliah dulu uang yang diinput masih uang gaib, kalau sekarang uang asli. Udah bukan sejuta dua juta lagi, ratusan juta sampai milyaran woy. Bayangin kalau nggak balancenya ratusan juta gitu. Dijamin gue seumur hidup mengabdikan diri ke perusahaan tanpa digaji. Tapi untungnya gue punya tim yang sangat baik hati, tidak sombong, suka menolong dan menabung. Iya, jadi kalau tiba-tiba suruh tombok, uang tabungan bisa disatuin deh.

"Dino, data yang hari ini masih bisa dikumpul besok kok. Kamu istirahat dulu aja."

Gue bersorak dalam hati demi denger kalimat itu dari Mbak Wulan. Gila-gila, gue seneng banget. Setelah promosi kemarin, tiba-tiba pembelian jadi meningkat dan harus lembur untuk input data, lalu diserahin ke bagian data analyst. Gue capek banget asli. Semua karyawan pasti capek sih dan akhirnya sekarang gue bisa istirahat walau bentar.

"Kenapa tiba-tiba besok, Mbak?"

Mbak Wulan itu ketua tim gue, orangnya paling sabar di dalam tim padahal gue tahu dia stres pake banget, melebihi gue.

Metanoia [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang