3.1-Arka Mahendra

152 23 0
                                    

✨✨✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨✨✨

Hari ini adalah jadwal bokap dan nyokap dateng ke Jogja. Awalnya sih gue seneng-seneng aja, tapi setelah kejadian hari Minggu yang lalu gue jadi takut ketemu mereka, bokap terutama. Kebetulan perayaan anniversary perusahaan ayah Naya adalah malam ini. Jadi gue memutuskan untuk menerima aja undangan Naya biar bisa menunda pertemuan gue dengan bokap. Walaupun kemarin udah dimarahin waktu kejadian, tapi gue yakin pasti bakal dimarahin lagi apalagi udah bisa tatap muka. Setidaknya kalau gue pulang agak malam, bokap udah tidur duluan.

Gue sendiri berangkat dari apartemen karena acaranya baru dimulai jam tujuh. Butuh waktu sekitar tiga puluh menit buat sampai karena apartemen gue letaknya emang agak jauh. Sesampainya di venue, gue diarahkan oleh EO yang berjaga untuk langsung ke ballroom tempat acara akan dilaksanakan. Tapi sebelum masuk, alias di depan ballroomnya, gue menghubungi Naya karena jujur gue kayak orang ilang sendirian gini. Apalagi undangannya pun bukan dari ayah cewek itu langsung, jadi gue nggak mau dikira menyusup di acara orang. Acaranya sendiri diadakan di sebuah hotel bintang 5 yang terkenal banget di Jogja. Kata gue juga apa, nggak mungkin ada namanya ulang tahun perusahaan diadain kecil-kecilan.

"Arka, sorry lama. Ayo masuk." Cewek yang baru aja sampai di depan gue itu tersenyum ketika mengajak gue ke dalam yang mau nggak mau gue iyakan.

Gue menatap sekeliling yang asli rame banget. "Ayah kamu dimana?"

"Ayo saya anter."

Gadis itu berjalan di depan gue dan menuju ke dekat panggung yang bisa gue lihat ada tiga orang yang sedang mengobrol dan dua diantaranya nggak asing bagi gue. Semoga salah lihat.

"Ayah, ini rekan aku yang aku ajak, namanya Arka."

Daripada mendengarkan ucapan Naya, gue lebih shock karena dua orang yang nggak asing itu beneran orang tua gue. Kasih tahu gue kenapa mereka bisa di sini bukan istirahat di rumah?

"Lho, ini acara yang mau kamu datengin? Tahu gitu datengnya barengan aja tadi." Mama gue yang pertama kali membuka suara di saat gue belum sempat memberi ucapan selamat ke pemilik acara karena masih shock. "Arka ini anak saya yang bungsu, Pak Albert. Saya juga baru tahu kalau kenal sama Mbak Naya. Kamu kok nggak bilang-bilang sih, Ka?"

Ya mana gue tahu kan kalau papa mama kenal sama Pak Albert alias ayahnya Naya ini.

Gue tersenyum kecil dan menyalami Pak Albert. "Malam, Pak. Iya saya kebetulan rekan kerjanya Naya yang diundang ke sini. Selamat atas ulang tahun perusahaan yang ke-30 ya, Pak."

"Terima kasih, Nak Arka. Naya cuma pernah cerita lagi kerja sama dengan perusahaan lain, tapi nggak bilang kalau sama Mahen."

Gue cuma tersenyum kikuk aja. Gimana bisa mau menghindar malah ketemu langsung di tempat acaranya gini.

"Mbak Naya kok mau diajak kerja sama Arka? Kemarin aja ada itu produknya yang bocor duluan ke media."

Buset dah, papa gue diem-diem daritadi sekalinya ngomong langsung jahat banget. Harga diri gue ini di depan Naya sama ayahnya.

Metanoia [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang