2.11-Gilang Wicaksono

143 27 4
                                    

✨✨✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨✨✨

"Siaran jam berapa lo, Mas?" tanya Dino yang sedang mengupas kuaci dan menonton sinetron azab indosiar.

"Masih nanti jam 10."

Dino dan Leo lagi main ke kontrakan gue. Leo dateng karena tadi gue minta bantuan buat benerin wifi yang tiba-tiba mati padahal gue udah bayar bulan ini. Kalau Dino dateng krena gabut doang, udah lama nggak main ke kontrakan gue katanya.

"Bang Leo, bagi nomer Yovi dong," rengek Dino sejak tadi mereka di sini dan masih belum ditanggepin sama Leo.

"Daritadi Yovi Yovi mulu, siapa sih Yovi nih?" tanya gue akhirnya karena capek denger Dino ngomongin tu orang.

"Anak baru, tim gue."

"Dih, giliran Mas Gilang aja dijawab. Gue daritadi didiemin."

"Kenapa lo, Din? Mau deketin si Yovi?"

"Iya, dia—"

"Jangan, orangnya banyak omong," balas Leo bersamaan dengan Dino ngomong.

"Tapi lucu kok orangnya. Jangan-jangan suka lo sama si Yovi? Makanya daritadi gue minta nomernya nggak dibolehin."

Leo menatap Dino sangsi. Seakan-akan ngomong, 'Gue? Suka sama Yovi?'

"Jangan denial, Bang. Kalau lo nggak suka, mending bantuin gue biar deket sama dia."

"Usaha sendiri lah, manja banget lo."

Pusing dengan perdebatan mereka, gue memutuskan untuk bersiap-siap ke radio. Jadwal gue itu sebenernya hari Selasa, Kamis, dan Minggu. Tapi karena hari Kamis kemarin gue harus mendatangi acara ulang tahun Bara, makanya gue tukeran sama temen gue di hari Senin ini. Gue nggak tahu deh kemarin tuh masih bisa dibilang perayaan ulang tahun atau enggak, soalnya yang punya rumah plus yang ulang tahun pergi dan baru pulang jam dua belas malem. Kami bener-bener nungguin si Bara balik dan kalau nggak balik, kami semua sepakat akan nginep di rumah dia. Tapi akhirnya dia dateng di saat sebagian dari Jogja Tim udah tidur di sofa ataupun karpet di ruang tengah, sambil kerja juga ada, bahkan ada yang bersih-bersih rumah Bara karena udah gabut banget.

Selain karena amanat Bara untuk menjaga rumahnya, jujur aja kami juga sedikit khawatir sama dia. Siapa yang kaget coba kalau tiba-tiba ada kabar Jennie hamil anak Bara? Tapi cowok itu pun cuma bilang kalau semuanya aman terkendali dan akan segera menikah dengan Jennie. Ya baguslah, sampai dia nggak tanggung jawab, nggak mau gue temenan sama dia lagi. Bikin malu aja. Walaupun Bara salah, tapi kami semua ikut berbahagia dengan kabar itu. Bahkan Bara sendiri nggak berhenti senyum waktu dia cerita. Seseneng itu dia. Gue mah doa yang baik-baik aja buat Bara, Jennie, sama adek bayinya. Bentar lagi gue jadi om nih.

Karena sekarang udah hampir jam sembilan, jadi gue memutuskan untuk berangkat. Gue itu tipe orang yang nggak suka ngaret. Jadi lebih baik gue yang nunggu daripada harus telat dan persiapannya nggak maksimal.

Metanoia [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang