1.9-Barata Atmaja

291 53 4
                                    

Kim Mingyu
sebagai
Barata Atmaja

Kim MingyusebagaiBarata Atmaja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨✨✨

Senin pagi memang bener buat hancur mood orang-orang. Kalian tau nggak sih, orang yang sliweran di fyp tiktok setiap hari Minggu? Awalannya kira-kira gini nih, 'Kalian tahu besok hari apa? Yap, hari Senin'. Lewat di fyp gue kemarin, kesel banget liatnya. Setelah libur dua hari dan pergi ke Solo akhir pekan lalu, gue akhirnya kembali ke kantor ini. Coba aja kemarin gue nggak pulang kesorean, pasti nggak terlalu malem sampai Jogja dan gue nggak bangun kesiangan hari ini. Walaupun nggak sampe telat ke kantor, tetep aja gue nggak bisa sarapan pagi ini. Sial banget ah. Pengen gue ngelakuin yang mas-mas tiktok itu saranin, walaupun nggak yang bener sih.

"Aryo, ini kok packingnya bisa penyok gini sih? Tolong diganti, ya."

"Genta, saya udah kasih tau bagian maintenance mesin sepatu ada yang macet. Tolong mesin lainnya dicek lagi."

"Kenanga, tolong bercandanya nanti saja."

Nggak tahu deh ada berapa orang di tim gue yang jadi korban karena kesialan senin pagi ini. Biasanya seminggu dua kali gue turun langsung untuk cek proses produksi, apalagi tadi pagi gue sempet dikasih info ada alat yang sedikit bermasalah.

Setelah dirasa tidak ada hal lain yang mengganggu proses produksi, gue kembali ke tempat kerja. Laporan dari leader produksi selama gue cuti kemarin belum gue cek sama sekali. Belum lagi gue harus membuat laporan ke supervisor tentang perubahan jadwal produksi.

Dasarnya mood gue yang terjun bebas sejak tadi pagi, laporan yang biasanya perlu sepuluh menit untuk paham semua isinya, kali ini setengah jam berlalu pun gue nggak beralih dari lembar pertama. Rasanya pengen gue banting laporan di depan gue ini. Dibakar kalo perlu. Dipecat besok paginya. Nggak mau terlalu stres, gue pergi ke pantry yang ada di setiap lantai. Gue butuh asupan kafein biar kepala gue nggak cenat-cenut cuma gara-gara laporan.

Udah hampir setengah tahun gue jadi foreman produksi, tapi nggak pernah yang sampe kehilangan fokus kayak hari ini. Walaupun nggak berhubungan langsung dengan produksi, gue tetep harus memantau produksi barang setiap harinya. Pertama kali gue masuk Mahen Group juga gue masuk tempat produksi langsung. Buat sepatu, kaos olahraga, tas, semua pernah saking seringnya dipindah dari satu tim ke tim lainnya. Gara-gara itu gue dipanggil kuli mesin. Nggak sama Jogja Tim doang, semua bagian produksi manggil gue dengan sebutan itu. Katanya karena badan gue yang tinggi gede ini cocok kalau disuruh angkat-angkat barang. Udah kayak kuli beneran belum tuh? Padahal kerjaan gue bukan angkat-angkat barang. Belum lagi karena gue lulusan dari Teknik Industri dan mau nggak mau sering berhadapan sama mesin, kadang kalau dari divisi maintenance nggak bisa memperbaiki mesin saat itu juga, gue yang harus turun tangan biar proses produksi nggak berhenti terlalu lama. Berasa tumbal aja gitu. Jadi paham kan kenapa bisa begitu wahai saudara-saudara sekalian?

Metanoia [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang