Bab 20

232 9 0
                                    

Belanjaan sudah penuh di dalam troli, mereka langsung memasukkan ke dalam mobil. Karena sekarang mereka harus pergi menuju kantor polisi.

" Zak, apa aku harus bersaksi?" Tanya Renata yang berada di bangku belakang.

" Iya, karena ini merupakan kasusmu. Jadi kau harus benar-benar mengingat kejadian kemarin." Ucap Zaki memperingatkan.

Renata begitu cemas, " Apakah tersangka nya sudah tertangkap?" Tanya Renata.

" Belum, namun kita hanya menangkap mafia yang berhubungan dengan tersangka." Ujarnya.

" Maksud mu Baba Chang?" Tanya Alex.

" Iya, darimana kau tahu?" Tanya Zaki curiga, karena setahu dia Alex hanya seorang bodyguard, dan pikirnya Rama mencarinya dari sebuah agensi di tempat Gym.

" Aku hanya menebak." Jawab Alex mengelak.

" Setahuku tidak ada yang mengenal Baba Chang, kenapa kau begitu akrab dengan nama itu?" Curiga Zaki.

" Aku hanya pernah mendengar dari temanku." Jawab Alex dengan suara yang datar, dia tidak ingin identitas nya terbongkar oleh Zaki.

" Kalian berdua lagi ngomongin apa sih?" Bingung Renata.

" Sebaiknya persiapkan dirimu, karena jaksa penuntut umum akan ada banyak pertanyaan." Tutur Zaki.

" Tapi yang kita hadapi bukan tersangka, hanya pesuruh saja." Ujar Renata.

" Tapi dia bukan orang sembarangan Nona, mafia kelas kakap yang di sewa oleh orang yang akan membunuhmu." Tegas Zaki.

Renata terlihat begitu takut dan cemas, terlihat dari kaca spion Alex memperhatikan Renata yang terus menggigit bibir bawahnya.

" Bibir itu, kenapa dia terus memainkannya. Ah, aku jadi teringat ciuman bersama nya." Batin Alex dalam hatinya yang terus bergejolak.

Selang tiga puluh menit, akhirnya mereka sampai di kantor polisi tempat Zaki bekerja.

" Ayo Nona, turun," ajak Zaki yang sudah membuka pintu belakang.

" Aku takut." Lirih Renata.

" Kau tidak perlu bertemu dengan Baba Chang, dan kalian akan berada di ruangan terpisah." Jelas Zaki.

" Aku .." ucap Renata yang menunduk ketakutan, kejadian kemarin membuat dia menjadi trauma. Suara peluru masih terngiang-ngiang di ingatan nya.

" Rena, aku akan melindungi mu." Ucap Alex yang langsung mengulurkan tangannya, " Maksudku Nona Renata. " kata Alex mengulang panggilannya.

Dengan nafas berat, Renata meyakinkan dirinya kalau Alex bisa menjaganya.

" He... Fiuh.." terdengar sembari menghembuskan nafasnya, Renata menyambut uluran tangan Alex.

Renata pun berjalan beriringan bersama Alex, besar kemungkinannya akan ada pembunuh bayaran yang lain yang mau membunuh Renata walaupun mereka sekarang berada di kantor polisi. Karena jika lengah sedikit saja, nyawa Renata dalam bahaya.

" Silakan masuk Nona." Ucap Zaki yang membuka pintu bagian unit penyidikan.

Renata dan Alex masuk ke dalam ruangan, lalu Renata duduk dan Alex berdiri di belakang Renata.

" Baiklah Nona, silakan ceritakan kejadian dari awal." Kata Jerry, salah satu rekan Zaki yang menangani kasus Renata.

Renata menceritakan kisahnya dari awal hingga akhir, tanpa ada kejadian yang terlewatkan. Selesai memberikan keterangan kepada penyidik, mereka pergi meninggalkan ruangan penyidik.

" Non, aku minta tolong untuk mampir ke rumahku. Karena ada beberapa barang yang harus aku ambil." Ucap Zaki yang berjalan di depan Renata.

" Baiklah, " jawab Renata yang mengikuti Zaki dan Alex berada di belakang Renata.

Saat akan melewati ruangan lain, tiba-tiba Renata berpapasan dengan seseorang. Walaupun Renata sudah memakai topi dan kacamata hitam, namun, aura keartisannya tetap terlihat.

" Nona Renata." Sapa laki-laki berpostur tubuh tinggi dan berbadan tegap berkulit putih dan rambut gondrong sebahu. Penampilan nya seperti seorang bisnisman.

Renata menghentikan langkahnya, dia tidak mengenali lelaki yang menyapanya.

" Maaf anda siapa?" Sontak Renata berhenti saat ada seseorang memanggil namanya.

Laki-laki itu bertingkah layaknya seorang penggemar.

" Boleh minta foto bareng, untuk kenangan. Karena adik saya sangat menyukai anda." Ucap laki-laki berperawakan tinggi dan tegap.

" Iya," lalu Renata membuka topi nya, dan kacamata. Tanpa curiga dia berpose dengan lelaki itu.

" Cekrek..." Satu foto berhasil di unggah.

" Terima kasih nona, semoga kita bisa bertemu lagi." Ucap lelaki dengan rambut nya yang gondrong.

" Iya " lalu Renata langsung pergi meninggalkan lelaki itu. Tak ada kecurigaan di mata Alex, mungkin karena dia sedang di Landa kecemburuan melihat Renata berpose mesra bersama lelaki asing.

" Ikuti dia, aku ingin tahu sekarang dia tinggal di mana." Titah lelaki itu kepada seseorang yang berada di belakangnya.

" Baik bos Joni." Jawab anak buah Joni yang langsung mengikuti Renata.

Joni, lelaki yang bertemu Renata adalah orang yang ingin membunuhnya.

" Kali ini kau tak akan lolos, aku sendiri yang akan membunuhmu." Gumam Joni dengan senyum liciknya.

Joni menemui Baba Chang, yang tertuduh karena banyak anak buahnya berada di lokasi pembunuhan Mince. Semua tewas mengenaskan dengan luka tembak di sekujur tubuh. Joni menemui Baba Chang karena ingin membebaskan dari tuntutan pembunuhan berencana. Kalau tidak berhasil di suap, maka mereka akan merencanakan dengan penyerangan besar-besaran di kantor polisi.

Joni bergegas ke tempat kediamannya, dia akan merencanakan sesuatu jika anak buah nya bisa menemukan lokasi tempat tinggal Renata.

Alex fokus mengemudi, namun matanya fokus juga pada mobil sedan hitam yang mengikutinya saat di kantor polisi.

" Lex, ini bukan ke arah rumah ku." Tukas Zaki yang melihat Alex memutar balik arah mobil nya.

" Ada yang mengikuti, kalau mereka tahu rumahmu maka tamatlah riwayat keluarga mu." Ungkap Alex yang masih fokus memegang kendali mobil.

" Di rumah hanya tinggal nenekku." Kata Zaki.

" Apa kau tidak kasihan dengan nenekmu?" Tanya Alex, " Sebaiknya kau alihkan perhatian mobil itu." Perintah Alex.

" Bagaimana kalau kau sejajar kan mobil ini dengan mobil di belakang. Aku ingin tahu mukanya." Kata Zaki yang sudah memegang senapan nya. Dia meminta tambahan amunisi di kantor nya.

Berikan vote yang banyak untuk karyaku.

I LOVE MY BODYGUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang