Part 4

16.8K 517 35
                                    

Grace adalah wanita cerewet dan ceria. Dia suka sekali bercanda dan membuat orang di sekitarnya tertawa. Tapi setelah ia pamit liburan untuk mencari calon suami, datang-datang manyun dan terus menangis sesenggukan di kamarnya.

Anaknya nggak di perkosa di jalan kan? Apa jangan-jangan gila karena nggak dapat-dapat jodoh? Anaknya frustasi? Pikir ibunya iba.

"Grace...." Panggilnya sambil mengusap pundaknya dengan perhatian.

"Grace nggak mau ngomong." Sentaknya.

"Besok anak-anak dari temen arisan mama mau pada main, mau kenalan sama kamu. Itu tuh, si pengusaha sama pak dokter. Jangan frustasi begini. Anak mama pasti dapat jodoh kok!" Ibunya mencoba meyakinkan. Anaknya memang cantik kok, banyak yang mau. Tapi emang dasarnya Grace saja yang pilih-pilih selama ini.

"Yaudah, terserah aja." Ujar Grace pasrah. Buat apa ia menolak? Pujaan hatinya sudah tidak ada harapan lagi.

Ibunya senang bukan main. Biasanya Grace bakalan marah dan nolak. Tapi kali ini ia menerima. Apa seorang Grace yang kecantikannya bak Putri Indonesia telah menyerah masalah jodoh?

"Jangan sedih lagi sayang, pasti dapat jodoh kok!" Ibunya memeluk Grace serta membujuknya untuk tak kembali bersedih. Nmaun wanita itu justru semakin mengeraskan tangisannya.

"Grace maunya Devin...." Tangisnya.

"Devin siapa sih nak?"

Bukannya menjawab pertanyaan ibunya, lagi-lagi Grace malah semakin mengencangkan tangisan.

"Besok ada acara arisan juga. Kayaknya mama bakal suruh temen mama bawa anak pria mereka, yang berminat kenalan sama anak mama. Grace jangan sedih. Anak cantik mama pasti dapat jodoh." Ibunya mengeratkan pelukan.

"Devin jahat ma...." Isaknya lagi dan ibunya masih terus bertanya dalam hati. Siapa Devin? Kalau emang pacar, kenapa anaknya tidak terlihat pacaran selama ini? Devin bukan mahluk halus kan? Ibunya bertanya-tanya.

****

Mira menyiapkan sajian-sajian yang akan di hidangkan untuk acara arisan nanti. Grace juga sudah berdandan secantik mungkin pagi ini. Paksaan ibunya sebenarnya. Karena hari ini, pria-pria tampan akan datang untuk berkenalan dengannya. Sepetinya acara hari ini bukan arisan lagi, tapi ajang pncarian jodoh.

Salah satu teman Mira telah datang lebih awal, Vina namanya. Merekapun cipika-cipiki, lalu duduk mengobrol ala ibu-ibu yang sedang menanyakan kabar.

Sebenarnya Mira dan Vina cukup dekat. Mungkin karena sama-sama janda, dan problema anak mereka sama. Masalah jodoh dan asmara yang kurang beruntung.

Jika Mira curhat tentang Grace yang ia curigai lesby, Vina tentang putranya, Devin. Devin yang ia curigai gay juga impoten.

"Semoga Grace mau pilih salah satu pria yang datang hari ini. Aku khawatir banget kalau dia lesby."

"Semoga jeng. Aku juga berharap anakku cari wanita gitu lo. Siapa tahu sembuh kan? Aku capek denger omongan nggak enak."

"Lama-lama kita jodohin aja anak kita jeng. Siapa tahu dengan bersama, dua-duanya sembuh." Ujar Mira tiba-tiba.

"Kok aku nggak kepikiran ya selama ini?" Ujar Vina dengan antusias.

"Telfon aja suruh kesini. Lagian aku yakin Grace nggak akan milih pria manapun. Lihat tuh, udah manyun aja pagi-pagi. Kita jodohin aja anak kita. Biar saling melengkapi. Yang satu gay, satu lesby." Mira tertawa sambil memandangi Grace yang masih saja cembetut.

Vina turut tertawa. Ia mengotak-atik ponselnya, dan mengirim Devin sebuah alamat. Vina juga berpura-pura sakit supaya Devin cepat datang. Sebagai anak mama yang berbakti, pria itu pasti akan segera datang dengan cepat. Terlebih Devin hanya memiliki ibunya di dunia ini.

Imperfect Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang