Bab 8

10.6K 295 12
                                    

Arghhhhhhhhhhh...!!!!! Arghhhhhhhhhhh...!!!!! Arghhhhhhhhhhh...!!!!!

Teriak Grace ketika Devin meminta pawang untuk memberi seekor anak monyet agar memeluk istrinya. Monyet itu benar-benar penurut. Devin terus memotret wajah lucu Grace yang saat ini menangis, karena mendapat pelukan dari hewan mamalia itu. Bahkan monyet kecil itu juga memberi kecupan di pipi grace seperti balita yang sayang dengan ibunya.

"You got a kiss from him, baby!" Ujar Devin dengan tawanya.

"Devin..... takut..!!!" Teriaknya kencang tanpa berani bergerak. Grace takut jika monyetnya mengamuk atau bagaimana. Grace sering melihat berita monyet mengamuk dan mencakar orang. Hal itulah yang membuatnya ketakutan ketika berada didekat mamalia itu.

Setelah sang pawang mengambil alih monyetnya, Grace langsung memeluk Devin sambil menangis tersedu. "Dia cute banget. Kenapa kamu nangis?" Tanyanya dengan tawa yang geli.

"Kalau dia ngamuk gimana?" Grace membentak dengan nada kesal.

Devin pun berterimakasih kepada sang pawang lalu membawa istrinya pergi. Melihat bagaimana badannya gemetar, Devin merasakan jika Grace benar-benar takut. Padahal wanita itu berani menggendong anak macan. Tetapi dengan anak monyet kenapa Grace takut?

"Ngeselin kamu ya! Suami nggak punya ahlak!" Grace mencubit perut Devin lantaran masih kesal dengan kejadian tadi. Grace tak memberi ampun. Meski Devin terus berteriak maaf, Grace tetap mencubitnya. Memelintir daging yang Devin miliki, dan memutar-mutar cubitannya.

"Ampun sayang, maaf." Rengek Devin lagi dan Grace langsung melepasnya. Devin mengusap perutnya sambil berjongkok. Gila! Meski badan Grace kecil, tenaganya kuat sekali.

Grace pun berjalan menjauh lalu duduk disebuah kursi. Ini adalah hari ke tujuh mereka liburan di bali. Bosan bermain di pantai, mereka menghabiskan waktu di Bali  Zoo untuk melihat-lihat binatang yang menggemaskan.

"Eh sayang, ada toko boneka tuh." Devin menunjuk sebuah kios yang menjual berbagai macam boneka berbentuk hewan. Grace yang tadinya marah langsung tersenyum sumringah.

"Mauuu..."

"Ayo kesana." Devin meraih tangan istrinya untuk di genggam.

"Gendong." Rengeknya manja. Devin pun terseyum. Ia dengan senang hati berjongkok lalu membiarkan wanita itu berada digendongannya.

"Ayo lari...!!!"

Grace memeluk leher Devin erat ketika pria itu berlari. Grace terus tertawa. Ia bahagia bisa merasakan momen ini lagi. Dahulu ketika ayahnya masih hidup, beliau juga seringkali menggendongnya sambil berlari.

Setelah keduanya sampai di kios berisi banyak boneka tersebut, Grace langsung memilah-milah boneka dengan wajah antusiasnya. Devin senang melihatnya. Untuk membuat Grace bahagia ternyata simple. Hanya dengan benda-benda lucu dan menggemaskan.

"Devin lihat deh, mirip kamu..!!!" Ujar Grace dengan menunjukkan gantungan ponsel berbentuk monyet yang sedang mejulurkan lidah ke arah Devin. Grace lalu menjejerkannya disamping wajah pria itu.

"Masa monyet melet begitu mirip aku?" Protesnya.

"Kata kamu monyet lucu kan? Yaudah, kamu juga lucu." Grace cekikikan. Tak mau kalah dengan ledekan isterinya, Devin mengambil sebuah gantungan babi berbadan gembul kepada Grace.

"Ini nih, mirip kamu!" Devin tertawa sembari mencubit pipi Grace.

"Kok babi?"

"Lah, ini kan juga lucu." Devin tertawa. Melihat wanita itu cemberut, Devin langsung memeluknya mesra. Ia mengambil kedua gantungan ponsel tersebut, lalu membayarnya.

Imperfect Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang