²⁸Tidak memungkinkan²⁸

5.3K 523 99
                                    

"Sayang ..., sayang ...," Sindir Itachi dengan suara mengejek ke arah Sasuke. Karin, Fugaku, dan Mikoto tertawa melihat cara Itachi mengejek Sasuke.

Sasuke yang baru menyadari diperhatikan oleh keluarganya, membuat telinga Sasuke menjadi kemerahan karena malu. Sasuke lanjut memakan dengan berusaha tidak peduli pada keluarganya.

"Sejak kapan kau memanggil Sasuke sayang, Sakura?" tanya Itachi yang kemudian beralih menatap pada Sakura. Sakura menoleh ke arah Itachi, Sakura menoleh sekilas pada Sasuke lalu kembali menatap Itachi.

"Kemarin saat di Kyoto, uncle sendiri yang memintanya." Sakura menjawab apa adanya membuat Sasuke menatap tidak percaya.

'Istriku tidak pernah bisa berbohong pada keluargaku.' Itu satu fakta yang Sasuke sangat sadari. Sudah lah, Sasuke merasa ingin cepat menghilang di hadapan keluarganya.

"Saya sudah selesai." Ucap Sasuke seraya berdiri dengan perasaan malu.

"Lho, kenapa? Itu belum habis, sayang." Tanya Sakura yang kemudian berdiri juga, Sasuke memberikan tatapan sulit dimengerti bagi Sakura.

"Iya lho sayang, harus dihabisin." Timpal Itachi dengan nada manja yang dibuat-buat untuk memanasi perasaan Sasuke.

Sasuke yang tentu merasa malu dan kesal, kemudian memberikan tatapan tajam dan dingin kepada Itachi.

"Jijik, aniki." Ucap Sasuke yang kemudian berlalu pergi dari hadapan keluarganya. Sakura yang akan menyusul Sasuke kemudian ditahan oleh Itachi.

"Biarkan saja om-om itu Sakura, mungkin dia sedang menstruasi." Ucap Itachi melarang Sakura untuk menyusul Sasuke.

"Sakura, ikut saya." Suara tiba-tiba Sasuke yang kembali lagi hanya untuk meminta Sakura mengikutinya, Sasuke kemudian berbalik lagi dan kembali menuju kamarnya.

Sakura seketika langsung berdiri, lalu pamit kepada keluarganya, dan sedikit berlari mengejar Sasuke yang sudah duluan ke kamarnya.

Sakura melihat pintu kamar Sasuke terbuka, ia segera masuk ke dalam kamar Sasuke dan seketika pintu di belakangnya menutup. Sakura berbalik, Sasuke sudah berdiri di depan pintu seraya memainkan remot pintu dengan menyeringai.

"Kamu tahu apa kesalahan kamu?" tanya Sasuke seraya melangkah mendekati Sakura. Sakura yang bingung kemudian menggeleng, jantung Sakura berdetak lebih kencang.

"Coba pikirkan dulu, menurut kamu apa kesalahan kamu?" Sasuke semakin dekat dengan Sakura membuat Sakura memundurkan tubuhnya dan Sasuke masih terus menyudutkannya hingga Sakura terduduk di atas ranjang.

"Mmm, mungkin karena aku menstruasi?" balas Sakura dengan tegang, Sakura memerhatikan Sasuke yang mengambil kursi di dekat meja dan menaruh kursi itu di depan Sakura yang duduk di pinggir ranjang.

Sasuke lalu duduk di kursi yang ia bawa, Sasuke memperhatikan ekspresi wajah Sakura yang tegang karena tingkahnya.

"Bukan itu, kesalahan kamu itu, kamu terlalu jujur pada keluarga kita. Kamu tahu 'kan Itachi sering mengejek saya di hadapan semuanya." Ucap Sasuke memberi tahu keresahannya selama ini, Sasuke ingin Sakura tidak terlalu terbuka kepada keluarga mereka.

"Tapi mereka yang bertanya, uncle, haruskah berbohong?" tanya Sakura bimbang, Sakura diajarkan untuk selalu jujur oleh kakaknya dan ayahnya. Sakura sering merasa berdosa jika ia berbohong walaupun kebohongan kecil.

Sasuke menjadi gemas sendiri pada istrinya, melihat wajah Sakura yang sedikit cemberut membuatnya ingin mencium Sakura.

"Sakura, dengarkan saya. Tidak semua hal harus kamu jawab dengan jujur, ada beberapa hal yang harus ditutupi. Seperti waktu itu, saat kita bermasalah. Kamu tidak mau semua keluarga mengetahui permasalahan kita, 'kan, dan kamu bersikap seolah baik-baik saja sehingga tidak ada satupun keluarga kita yang curiga. Dalam hal ini juga sama, kamu tidak perlu menjawab pertanyaan Itachi dengan jujur. Sebelum kamu menjawab, coba kamu lihat saya dulu. Jika kamu melihat saya mengizinkan untuk bicara jujur, maka kamu boleh jujur. Untuk ke depannya kamu harus melihat saya dulu sebelum menjawab, agar Itachi tidak bisa mengejek saya. Kamu memangnya tega melihat saya menjadi bully-an Itachi?" jelas Sasuke dengan memberikan pengertian terhadap Sakura.

Sakura langsung menggeleng keras mendengar pertanyaan Sasuke di akhir perkataannya.

"Tidak, maaf, uncle, aku pikir itu hal biasa saja. Tidak akan berdampak apa-apa pada Uncle, ternyata uncle menjadi malu, ya. Lain kali aku janji pasti meminta izin uncle sebelum menjawab." Ucap Sakura menyesal dengan mengangguk yakin akan meminta izin sebelum menjawab.

Sasuke bernapas lega, setidaknya, untuk ke depannya Sakura akan lebih berhati-hati, dan Sasuke juga tidak akan menjadi bahan bully-an Itachi lagi.

"Bagus, kamu istri yang baik." puji Sasuke dengan mengusap pucuk kepala Sakura hingga membuat Sakura tersenyum malu.

"Satu lagi, kamu masih sering memanggil saya uncle. Saya sudah bilang kan panggil saya-"

"Iya, sayang." Sakura segera memotong perkataan Sasuke sebelum Sasuke selesai berbicara.

Sasuke tersenyum gemas mendengar jawaban Sakura.

Cup!

Sasuke mencium bibir Sakura lembut dengan penuh perasaan melumat dalam bibir Sakura. Tangan Sasuke menahan tengkuk Sakura dari belakang hingga membuat ciuman mereka sangat dalam. Ciuman yang intens itu semakin menuntut untuk lebih.

Tangan Sakura berada di belakang kepala Sasuke dengan sedikit meremas rambut Sasuke, sementara tangan Sasuke yang berada di belakang tengkuk Sakura seraya terus mengusap dengan sensual.

Lidah mereka berdua menjulur sedikit keluar mulut dan saling mengecap mesra. Sasuke mendorong pelan tubuh Sakura untuk berbaring di ranjang dan tubuh Sasuke menindih Sakura.

"Sakura, kita coba." Ucap Sasuke yang berbicara di depan bibir Sakura.

"Sayang, lupa? Aku sedang menstruasi."





I Want Uncle








Sasuke sudah membuat jadwal dengan seorang psikiater, pada mulanya Sasuke memang berniat ke psikolog, namun dokter lebih menyarankan untuk langsung ke psikiater.

Sasuke telah duduk bersama seorang psikiater pria di ruangannya. Sasuke sudah memberitahu Sakura ia akan pulang terlambat karena mendatangi psikiater.

Psikiater yang akan menangani Sasuke telah melakukan prosedur pertemuan pertama, seperti memberitahu nama dan latar belakang pendidikan, juga sedikit berbasa-basi pada Sasuke yang tidak terlalu suka berbasa-basi.

"Keluhan kesulitan ereksi, bukan begitu Tuan Sasuke?" tanya psikiater yang bernama Kakashi.

"Iya." Balas Sasuke singkat, Sasuke sedikit malu untuk membicarakan mengenai masalah ini apalagi yang berbicara dengannya ialah seorang pria.

"Bagaimana awalnya anda menyadari sulit ereksi?" tanya Kakashi lagi dengan santai.

"Saya baru menyadari di usia dua puluh tujuh tahun saat teman saya menceritakan masalahnya yang mengalami kesulitan ereksi." Jawab Sasuke sedikit bosan, mungkin jika Sakura ikut, Sasuke tidak akan merasa bosan seperti ini ditanyai seperti wawancara saja.

"Bisa lebih spesifik, Tuan Sasuke? Coba ceritakan dulu bagaimana kehidupan anda sebelum anda mengetahui masalah ereksi. Karena jika anda menceritakan hanya setengah-setengah, saya akan kesulitan juga untuk mendiagnosa yang anda alami. Tidak apa-apa jujur kepada saya, saya memiliki kode etik untuk menjaga rahasia pasien saya. Jadi percayalah pada saya." Ucap Kakashi yang merasa Sasuke masih tidak kooperatif dengannya. Sasuke masih ragu untuk bercerita dengan jujur.

Sasuke akhirnya menghela napas untuk menenangkan dirinya sebelum akhirnya mencoba untuk menceritakan semuanya.

《BERSAMBUNG》





26-06-2021/Sabtu/15:03
By.Sasusaku08

I Want Uncle 《R》 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang