⁹⁰Berpisah Sementara⁹⁰

2.9K 277 20
                                    

"Kamu yakin pergi sendiri? Tidak mau saya temani?" tanya Sasuke yang sedang mengemudikan mobil, mengantarkan Sakura menuju stasiun kereta api. Sakura harus mengikuti seminar akhir tahun dari kampusnya yang bertempat di Osaka selama dua hari, sebelum libur panjang.

"Yakin sayang, yakin. Aku hanya pergi dua hari, itu tidak lama, kok. Aku harus mengikuti acara akhir tahun dari kampus, dua hari lagi kita sama-sama libur dan akan berlibur bersama, bukan? Jadi sekarang kita harus sama-sama bersabar." Balas Sakura, dengan kekehan geli.

Sasuke dan Sakura sama-sama memiliki acara akhir tahun yang berbeda, kali ini Sasuke tidak bisa seenaknya mengikuti Sakura, karena perusahaannya mengadakan acara besar-besaran dan tidak mungkin sebagai pemimpin perusahaan Sasuke tidak hadir. Sasuke memiliki tanggung jawab yang besar di perusahaannya. Sayangnya, acara perusahaannya bertepatan dengan acara kampus Sakura.

Setelah acara mereka selesai, mereka sudah merencanakan liburan bersama, dan Sakura menyerahkan semua rencana liburan mereka kepada Sasuke. Membiarkan Sasuke yang memilih tempat liburan.

"Kamu tega meninggalkan saya, padahal saya ingin mendatangi acara perusahaan bersama kamu, istri saya." Ucap Sasuke, dengan menoleh sekilas pada Sakura.

Sakura tersenyum sedih, ikut menyayangkan hal itu. "Kalau saja aku bisa tidak ikut, pasti dengan senang hati akan menemani suamiku. Tapi acara kampus ini sangat wajib bagi mahasiswa. Maaf, ya, tidak bisa menemani Sasuke-kun."

Sakura merasa menyesal, tidak bisa mendampingi Sasuke, ia sempat dilema ketika mengetahui kampus mengadakan acara akhir tahun di luar kota. Sakura ingin lulus dengan nilai terbaik, ia tidak bisa sekenanya mengabaikan acara kampus yang diwajibkan.

"Ya sudah, tidak apa-apa, jadwal kita sedang tidak sinkron." Sasuke mencoba untuk memahami dan Sasuke sebenarnya benci berada dalam kondisi yang tidak berdaya. Ia tidak bisa menemani Sakura, dan Sakura juga tidak bisa menemaninya.

"Senyum sedikit, boleh? Aku jadi berat pergi jika suamiku murung begitu." Ucap Sakura, dengan puppy eyes. Sasuke sedari tadi sedang merajuk pada Sakura, dengan wajah yang datar, menginginkan Sakura berkata tidak jadi pergi.

Sasuke sedikit menarik sudut bibirnya melengkung ke atas. "Sedikit, 'kan?"

Sakura mendengus geli, sifat suaminya persis anak kecil yang tidak mendapatkan keinginannya.

"Coba lebih lebar lagi, senyumnya kurang menyinari hatiku." Ucap Sakura yang sengaja mengerjai Sasuke, Sakura tersenyum jahil.

"Seperti ini." Sakura mencontohkan sebuah senyum lebar yang ceria. Sementara Sasuke yang menoleh sekilas pada Sakura sedikit tersenyum geli.

"Kalau saya tidak mau?" tanya Sasuke dengan maksud menantang Sakura. Sasuke menampilkan mimik wajah yang datar, namun dalam hatinya ia ikut tersenyum.

Sakura mengerucutkan bibirnya, melipatkan kedua tangannya di depan dada, dan mengalihkan tatapan dari Sasuke.

"Ya, kalau tidak mau, biar saja aku pulangnya nanti setelah tahun baru." Balas Sakura, dengan cuek.

Pupil Sasuke sontak melebar, ditinggalkan dua hari saja ia tidak rela, apalagi sampai tahun baru, bisa-bisa dirinya kembali menjalani hari sebagai bujangan kesepian. Astaga, istrinya tega sekali.

"Sayang, perjanjiannya hanya dua hari, tidak boleh ada penambahan!" ucap Sasuke dengan tegas dan tidak mau dibantah.

Sakura tidak bisa menahan dirinya yang ingin tertawa, Sakura tertawa puas melihat respon Sasuke yang panik dan harap-harap cemas.

"Aku bercanda, mana mungkin aku kuat tidak bertemu suamiku sampai seminggu. Satu hari saja rasanya berat, apalagi seminggu." Balas Sakura yang diakhiri senyum simpul.

I Want Uncle 《R》 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang