Chapter • 16

2.5K 469 199
                                    

Sebelum mulai gaada salahnya kok buat ninggalin komentar dan vote, yuk pencet ikon bintang nya😁

_______________

-CAMARADERIE-
Erwin Smith
•••••
By: pkandini

_____________________

[Chapter  16]

Kata para penuntun agama, ketika kematian berada di pelupuk mata, Tuhan akan berbaik hati menayangkan kembali kilasan memori tentang semua perbuatan kita, akan memori indah atau bahkan dosa-dosa yang telah kita perbuat didunia.

Untuk (y/n) sendiri, mungkin inilah semua kilasan itu.

Dirinya duduk disebuah kursi dalam ruangan yang gelap, menyaksikan reka amatir yang dimainkan dihadapannya. Seperti sebuah pentas seni dan hanya dirinya saja yang berada di bangku penonton.

Segerombolan anak muncul dibalik tirai panggung, matanya membesar-- seorang anak yang tampak mirip dengan dirinya dulu, dan seorang anak laki-laki berambut blonde yang tampak lebih tua darinya.

"Ayahku dan paman (L/n) sedang menyelidiki tentang dunia luar," Anak laki-laki itu mengeraskan suaranya. Berpidato diantara kerumunan anak kecil lainnya yang memandang penuh kagum.

Disaat itu Erwin tak tahu bahwa perkataan itu akan menjadi sesuatu yang akan ia sesali sampai saat ini.

"Erwin dari mana kau tau? Ayahku saja tidak pernah bilang padaku," gadis itu berucap dengan polosnya.

Stage berpindah.

Suara tembakan dan teriakan anak kecil saling bersahut-sahutan, (y/n) tahu kejadian apa ini.

Gadis kecil tadi bersembunyi di bawah tempat tidur, menatap ayahnya yang kini sudah berlinang darah dan terbaring kaku didepannya.

"Ibu..." Gadis itu berbisik, namun julukan wanita yang baru saja ia sebutkan tadi tak sedetikpun berada disana.

"Pemberontak ini tak boleh dibiarkan hidup demi ketenangan paradise!" Para prajurit berseragam tadi kini menghilang dibalik tirai panggung, tak berhasil menemukan anak yang bersembunyi disana-- atau mungkin memang tak berniat untuk membunuhnya.

"Aku menemukanmu," Anak laki-laki tadi  tiba-tiba berada diatas panggung menuntun gadis itu untuk merangkak keluar dari sana.

(Y/n) ingat, itu kali pertama ia merasa jatuh cinta dan benci padanya di saat yang bersamaan.

Stage kembali berpindah

Tampak dirinya yang sudah beranjak dewasa, seorang gadis yang berusia 18 tahun berdiri dengan gagahnya dengan seragam dan jubah yang selalu ia impikan.

Matanya berbinar memandang pria gagah yang berdiri didepan sana, pria yang mulai saat ini akan menjadi rekan kerjanya sampai kematiannya di medan perang nanti.

"Erwin!"

"Aku tahu kau akan lulus,"

Camaraderie || Erwin Smith [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang