Chapter • 17

2.4K 460 306
                                    

Sebelum mulai gaada salahnya kok buat ninggalin komentar dan vote, yuk pencet ikon bintang nya😁

_______________

-CAMARADERIE-
Erwin Smith
•••••
By: pkandini

_____________________

[Chapter  17]

Rene, Nanaba dan Nifa sengaja membunyikan suara makannya sampai terdengar ke meja sebelah. Menggugah selera makan para pria disana sekaligus mengejek mereka karena makanan yang mereka pesan tak kunjung sampai.

(Y/n) terdiam sejenak menatap makanannya. Kejadian tadi kembali terlintas di pikirannya. Ia benci pada dirinya sendiri karena telah mengucapkan banyak hal yang tak penting. Terlebih menyatakan kembali perasaan yang sungguh ingin ia kubur dalam-dalam.

"Kenapa?" Hanji menyempatkan diri untuk bertanya, menatap gadis itu yang kini mulai tersadar dari lamunannya.

"Rahang ku sakit, sudah terlalu banyak makanan yang aku kunyah," jenakanya. Hanji memukul punggungnya, merespon candaan yang (y/n) lontarkan.

Sedangkan Petra menatapnya dalam, netra madu gadis itu kemudian berpindah pada sosok Erwin yang tampak tidak konsen meskipun ia telah berusaha keras berbicara dengan Levi, Mike dan Katya.

Petra menyadari sejak awal bahwa Erwin dan (y/n) tampak tidak baik-baik saja setelah mereka kembali untuk mengobrol. Erwin beberapa kali menyempatkan diri untuk melirik kearah (y/n), namun gadis itu seakan enggan untuk merespon.

Petra terkesiap karena kini Erwin menatap kearahnya. Gadis itu tersenyum singkat, cepat-cepat kembali melahap makanannya dan melupakan apa yang tadi telah ia pikirkan.

"Ah sebenarnya ada satu hal yang ingin aku beritahu," Erd membuka suara tak butuh sedetik untuk semua orang melihat kearahnya.

"Aku akan melamar kekasihku besok malam, dan aku berharap kalian semua bisa datang," semua orang terperanjat. Hanji dan Rene yang paling heboh saat itu.  Para pria sepertinya sudah mengetahui hal itu dari awal, terlihat bagaimana mereka tampak santai merespon perkataannya.

"Tapi kenapa harus hari senin?" Levi membuka pertanyaan.

"Karena besok hari ulang tahunnya, aku berencana mengadakan pertunangan itu sebagai hadiah ulang tahun,"

•••

Hari berlalu, tepat 13 jam setelah semua kejadian di malam itu terjadi.

Kereta kuda berhenti di pinggir dinding. Para prajurit didalamnya turun dengan cepat dan berbaris sesuai dengan protokol yang telah disediakan. (Y/n) berdiri tegak, mengatur susunan barisan prajurit muda yang tampak gelagapan diawasi langsung oleh para senior.

Pagi ini para kadet baru di pinta untuk membersihkan meriam yang terpasang diatas dinding, mengecek vitalitas senjata dan amunisi benda-benda itu jikalau nanti ada peperangan mendadak seperti kejadian beberapa bulan lalu.

"Berpegangan yang erat," Nifa berucap tegas. Memperhatikan seluruh keamanan para prajurit baru yang saat ini perlahan ditarik naik keatas dinding dengan katrol.

Panas terik tak lagi terasa disaat musim gugur telah tiba. Justru saat ini terik matahari benar-benar dibutuhkan untuk menyamarkan rasa dingin yang menjalar sampai ke buku-buku jari.

"Kalian bisa datang pada kami jika ada yang ingin dibutuhkan," Nanaba berucap, para kadet 104 berpencar dan mulai melaksanakan tugas yang sudah dibagikan sejak awal.

Camaraderie || Erwin Smith [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang