❈𝓦𝓲𝓷𝓽𝓮𝓻 ♡𝓢𝓸𝓵𝓼𝓽𝓲𝓬𝓮 ❈
Keberuntungan melingkupi. Dewi Fortuna masih begitu berbaik hati sehingga keduanya sampai di ballroom tanpa hambatan apa pun. Jamuan makan malam sekali setiap minggu rutin di adakan untuk melatih para murid terbiasa menghadapi berbagai macam pesta, perjamuan, pertemuan dengan petinggi-petinggi negara maupun para Raja dan Ratu dari seluruh negeri yang datang berkunjung.
"Ini terlalu ramai, aku tidak menyukainya," desis Yelena menatap sinis makanannya. Di sekitarannya para siswi berisik, bergosip dan membicarakan topik yang begitu membosankan. Kecantikan, berkhayal dan mungkin satu dua siswi terlihat mencuri pandang ke arah Treven.
Treven yang berada di belakang Yelena hanya tersenyum lembut. Menatap bagaimana tangan Yelena mulai meraih pisau dan garpunya dengan posisi yang salah. "Nona, pisau di tangan kanan dan garpu di tangan kiri." Treven menegur halus sedikit berbisik, membuat Yelena menarik napas panjang dan segera melakukan apa yang Treven perintahkan.
Bebek press yang dipanggang dan masih mengepulkan asap hangat, akan selalu lezat jika menikmatinya dengan hati yang senang. Namun tidak, semuanya menjadi memuakkan untuk Yelena yang mendadak merasa tremor. Berkali-kali, seumur hidupnya ia gugup memotong daging dengan benar di depan banyak orang.
Menancapkan ujung pisau di atas daging, Yelena mendesah. "Ini sulit," bisiknya pada Treven. Wajahnya dilingkupi kekesalan, mendapati beberapa siswi meliriknya dengan tatapan yang meremehkan.
"Gunakan garpu Anda untuk menahan dagingnya, dan Anda bisa mengirisnya secara perlahan," ujar Treven melangkah sedikit lebih dekat pada Yelena yang dipenuhi keraguan.
"Dia akan gagal lagi."
"Siapa yang kau maksud? Nona Br—?"
"Ssth! Tentu saja, hanya ada satu siswi aneh di sini."
"Ssth, diamlah, dia akan mendengarnya."
Telinga Yelena kebas, dirinya dibicarakan. Refleks saja membuat tangannya kian kehilangan daya untuk sekadar memotong sepotong daging bebek press yang berada di hadapannya.
"Nona, Anda harus mencobanya. Saya yakin Anda bisa," Treven kembali berkomentar untuk memberi dorongan kepercayaan diri. Namun Yelena hanya mendapati dirinya menjadi begitu ciut dan berkeringat dingin.
Jantungnya berdegup kencang, membayang di sepasang netranya, teringat bagaimana setiap kali ia berhadapan dengan situasi yang runyam seperti ini, daging bebeknya akan menjadi keras dan sulit di potong. Semesta benar-benar ingin membuatnya selalu ditindas rasa malu.
"Lihat, tangannya bergetar berhadapan dengan daging bebek."
Satu lontaran yang entah bersumber dari mana, serta kekehan kecil di sekitarannya membuat napas Yelena menderu cepat. Menahan tangannya yang gemetar, Yelena membungkam bibirnya semakin rapat. Mencoba mengiris dagingnya, ia berdebar kacau dengan emosi yang bergejolak. Dan mendadak piringnya bergeser ke pinggir, bergelotakan di meja oleh gerakan tangannya hingga akhirnya dalam satu kejapan netra, Treven belum sempat mencegah. "Nona!—"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫 𝐒𝐨𝐥𝐬𝐭𝐢𝐜𝐞 : 𝐓𝐚𝐞𝐡𝐲𝐮𝐧𝐠 | 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓 ✔️
Fanfiction[BOOK 6 / ON GOING] Pemesanan & Informasi (Instagram : Dieva_corp) ❝Bilamana kau pergi membalut duka, dikau lesap di tengah gelap. Lantas aku hanya meringkuk, digenggam harap yang penuh kelabu❞. ...