❈𝓦𝓲𝓷𝓽𝓮𝓻 ♡𝓢𝓸𝓵𝓼𝓽𝓲𝓬𝓮 ❈
Angin hangat musim panas menerobos melalui celah jendela. Menggerakkan tirai-tirai kamar Yelena dengan lembut, benderang bulan menerpa Kota Laiden yang sedikit dingin. Kamarnya selalu sepi saat siang dan tenang ketika malam. Membuat Yelena selalu antusias untuk masuk dan bercumbu dengan wangi aromatherapy khas kamarnya, namun untuk yang kesekian kalinya pula Yelena harus mendesah lelah memasuki kamarnya, melempar tasnya sembarangan dan menghempaskan diri ke kasur yang empuk.
Hari pertama telah terlewati. Cukup buruk bagi Yelena. Kian buruk sebab kini Treven masih berada di dekatnya, dengan membawa beberapa buku Bahasa Yunani sebagai tambahan les malam. Yelena harus menjalani masa belajarnya lagi hingga dua jam ke depan dan setelahnya Treven baru bisa selesai bertugas ketika jam telah menunjukkan pukul 9 malam.
"Nona Braus, saya akan memberikan jeda waktu 15 menit sebelum kita memulai les-nya," ujar Treven, menggeser sebuah kursi dan duduk tegak. Meletakkan tiga buku tebal di atas meja dan menunggu Yelena. Ini merupakan kewajiban yang gurunya— Helouise perintahkan sebab Yelena harus belajar keras untuk mengejar ketertinggalannya yang begitu jauh tentang Bahasa Yunani.
"Hoaahh ..." Yelena menguap sembarangan, masih merebahkan diri dengan begitu santainya.
Treven berdeham, bangkit dan berbicara dengan sopan, "Nona bisa menutup mulut ketika menguap, itu merupakan dasar etika yang sopan dan cobalah untuk duduk dengan anggun." Sudah menjadi tugas, Treven kembali menasihati Yelena yang melirik sinis.
Dan respon Yelena sama persis seperti yang sudah mampu Treven tebak, gadis itu tidak ingin mendengarkannya dan sengaja untuk mengabaikan. Berguling di ranjang, meregangkan diri sesuka hati dan wajahnya itu benar-benar berniat membuat Treven jengkel.
Namun beruntungnya Treven tidak terpancing atas tingkah konyol Yelena. Treven hanya tersenyum, melangkah ringan dan mendekat. Lantas mengulurkan tangannya yang masih terbalut sarung tangan putih ke hadapan Yelena. "Mari Nona, akan saya bantu bagaimana caranya untuk duduk dengan elegan," ujarnya dengan nada yang rendah sedikit seksi.
Yelena menoleh, mengangkat sebelah alisnya. Sedikit tertegun menatap Treven yang mencondong ke arahnya dengan tangan yang terulur. Menawarkan sebuah kekesalan tersendiri untuk Yelena yang ingin menolak namun tak sanggup. Nyatanya pandangan Treven sanggup menggoyahkan pertahanannya.
"Nona Yelena Braus." Panggilan dengan nama yang lengkap dan nada yang mantap, netra hazel Treven berkilat tajam penuh ketegasan yang lembut dalam satu waktu. Maka Yelena meraih jemari Treven untuk digenggam, bangkit dibantu oleh Treven yang menuntunnya.
"Tegakkan diri Anda, duduklah secara perlahan dan letakkan kedua tangan Anda bertumpu atas paha." Treven mengajari secara perlahan, mengarahkan dengan mencengkeram lembut kedua lengan Yelena. Lantas memastikan kedua bahu Yelena tegak, tidak membungkuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫 𝐒𝐨𝐥𝐬𝐭𝐢𝐜𝐞 : 𝐓𝐚𝐞𝐡𝐲𝐮𝐧𝐠 | 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓 ✔️
Fanfictie[BOOK 6 / ON GOING] Pemesanan & Informasi (Instagram : Dieva_corp) ❝Bilamana kau pergi membalut duka, dikau lesap di tengah gelap. Lantas aku hanya meringkuk, digenggam harap yang penuh kelabu❞. ...