[BOOK 6 / ON GOING]
Pemesanan & Informasi (Instagram : Dieva_corp)
❝Bilamana kau pergi membalut duka, dikau lesap di tengah gelap.
Lantas aku hanya meringkuk, digenggam harap yang penuh kelabu❞.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❈𝓦𝓲𝓷𝓽𝓮𝓻 ♡𝓢𝓸𝓵𝓼𝓽𝓲𝓬𝓮 ❈
Yelena merasakan udara disekitarnya hampa. Seperti dihanyutkan pada dongeng dan kisah-kisah romansa yang kerap kali dibacanya dari novel. Entah mengapa, hati Yelena merasa sakit. Sakit atas kisah yang Isabella ceritakan padanya, sensasinya bahkan membuat Yelena merasa jatuh ke dalam masa lalu itu.
Andaikan ... Ia terlahir sebagai Isabella dan bisa merasakan bagaimana bebasnya mencintai seseorang. Bebas untuk pergi kemana pun, bebas untuk menghirup udara segar dan menikmati hidup seperti burung-burung yang terbang di angkasa.
"Lalu ... bagaimana bisa kalian menjadi seperti ini?" Yelena hanya ingin memperjelas. Ia benar-benar butuh tahu bagaimana Treven yang terdahulu. Ia masih tegar untuk menghadapi perasaan iri di setiap cerita romantis Isabella.
Isabella yang hatinya dihantam sesak hanya bisa meremas roknya. Tanpa terasa panas menyeruak di netranya. "S-setelah itu ... Treven pergi bertugas. Perang pecah untuk yang terakhir kalinya, negara ini berhasil menang. Tapi," dihantam pilu yang menyakitkan, Isabella tanpa sadar menitikkan air matanya. "Papa meninggal, dan karena kesedihan itu ... Treven memundurkan diri. Setahun setelah itu ... saya memutuskan untuk keluar dari komunitas balerina."
"T-tapi bukankah ... hubungan kalian masih baik-baik saja?" tanya Yelena kembali, tanpa sadar menyentuh tangan Isabella. Yelena merasa simpati mulai hadir di hatinya.
Isabella mengangguk pelan, matanya sudah basah sempurna. "6 tahun kami menjalani hubungan jarak jauh, berkomunikasi hanya melalui surat dan bertemu beberapa kali ..." Menjeda sesaat untuk menghirup napas dalam-dalam. Tampak tubuhnya mulai gemetar dan dilanda kesedihan yang mendalam.
"S-sampai ... hiks ... Ia, ia ... tidak tak lagi pernah membalas surat saya, d-dia menghilang begitu saja. Sekeras apa pun saya menghubunginya, d-dia ... meninggalkanku begitu saja tanpa alasan yang jelas. Hiks ... selama ini, saya t-terluka ... saya menunggu janjinya," tersedu, Isabella terisak pilu.
Sekejap membuat Yelena mengerutkan alisnya, spontan memeluk Isabella dengan penuh emosional. Tangisan seorang wanita yang terluka oleh janji-janji manis yang nyatanya tak pernah ditepati. Mengusap punggung Isabella yang tersedu sedan, dada Yelena ikut terhantam kesedihan wanita itu.
"Mengapa kau masih bertahan hingga saat ini?" tanya Yelena yang juga benar-benar tak habis pikir oleh keteguhan hati Isabella untuk tetap menunggu Treven. "Kau bisa menikah dengan orang lain, bukan?"
Dalam dekapan Yelena, Isabella memejam kuat dan menggeleng. Sesaknya kian menjadi. "Bagaimana hiks ... saya bisa melakukan hal itu? Jika ... jika saya masih begitu mencintainya?"
Pernyataan Isabella yang sekejap membuat Yelena dibungkam mutlak. Tentu saja, cinta yang terlampau kuat tidak mudah dipatahkan. Dan Yelena merasakan perih sekali lagi menyayat hatinya.