Chapter |•9

115 22 116
                                    

❈𝓦𝓲𝓷𝓽𝓮𝓻 ♡𝓢𝓸𝓵𝓼𝓽𝓲𝓬𝓮 ❈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❈𝓦𝓲𝓷𝓽𝓮𝓻 ♡𝓢𝓸𝓵𝓼𝓽𝓲𝓬𝓮 ❈

"Isabella! Kau dengar?!" pekikan murka Kinley menggelegar. Berkacak pinggang, wajah tua ibu Isabella dipenuhi gurat kemurkaan.

Hanya hening. Tidak ada yang bisa bernapas normal di tengah-tengah luapan bara api kemarahan Kinley yang kini menatap putri sulungnya dengan tajam. "Berhenti menulis surat untuk pria itu, tunanganmu akan mempercepat hari pernikahannya. Bisa hancur semua jika dia tahu kau masih menunggu si bajingan itu pulang."

Eliana yang duduk si samping melirik ke arah Isabella yang hanya membeku, meremas ujung rok dan menunduk menatap ujung sepatunya. "Isabell, berbicaralah," Eliana menyiku pelan kakaknya.

Mengangkat tatapannya, Isabella duduk seperti di kursi pesakitan. Ia butuh penyembuh, setidaknya siapa pun itu, ia ingin ada orang yang tiba-tiba bertamu dan meredakan kemarahan ibunya. "Satu kali lagi, setelah itu aku akan berhenti mengirimi Mayor—"

"Mayor?! Mayor siapa? Pria yang meninggalkan kewajibannya begitu saja masih kau sebut Mayor?!" potong Kinley mendelik, hatinya semakin keras dan kaku mendapati putrinya masih begitu menghormati seorang bajingan yang berkedok sebagai pria terhormat setelah melanggar semua janji-janjinya. Mengangkat tangan, Kinley menggeleng tegas dan mengacungkan telunjuknya tepat di depan netra Isabella.

"Aku tidak akan pernah mengizinkanmu mengingat pria itu lagi. Sekarang bersiaplah mengikuti jamuan keluarga Kruger. Seharusnya kau sadar diri, aku sudah banyak menanggung rasa malu memiliki anak yang perawan tua sepertimu," tandas Kinley dengan rahang yang mengeras, saat itu juga berbalik pergi secepat kilat dengan langkah yang berat dan menyisakan ancaman.

Meninggalkan Isabella yang menelan salivanya pahit. Hatinya seperti tercabik-cabik jauh lebih mengerikan. Begitu mengerikan dan membuat Isabella hanya bisa menahan panas yang menjalar di kedua netranya. "Eliana ... kau bisa membantuku?" tanya Isabella dengan nada yang rendah dan hanya mampu didengar oleh adik kecilnya itu.

Mengernyit curiga, Elina ragu-ragu menganggukkan kepala. "Apa yang bisa kubantu?"

Menghirup napas panjang, tekad Isabella tidak akan surut begitu saja untuk meminta kembali janji dari sosok yang begitu dicintainya. Treven Smith, sosok itu yang seharusnya menikah dengannya tujuh hari lagi.

"Bantu aku mengemasi beberapa bajuku, setelah acara jamuan makan nanti malam, aku harus pergi," putusnya dengan netra yang digenangi air mata. Namun ketegaran Isabella jelas tercetak di wajahnya, ia tak' kan gentar oleh ancaman ibunya. Setidaknya, kabur dan menemui Treven adalah pilihan terbaik. Ia yakin, Treven tidak membaca beberapa surat terakhirnya yang menyinggung statusnya. Dan Isabella yakin, Treven pasti akan ikut kembali jika mengetahui dirinya akan segera menikah.

Eliana mengerjap dengan tatapan yang terlihat begitu bingung. "Kau ingin kab—ur?" Menekankan kalimat terakhir, netra hijau adik Isabella melotot.

𝐖𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫 𝐒𝐨𝐥𝐬𝐭𝐢𝐜𝐞 : 𝐓𝐚𝐞𝐡𝐲𝐮𝐧𝐠  | 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang