Chapter |•11

121 26 29
                                    

❈𝓦𝓲𝓷𝓽𝓮𝓻 ♡𝓢𝓸𝓵𝓼𝓽𝓲𝓬𝓮 ❈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❈𝓦𝓲𝓷𝓽𝓮𝓻 ♡𝓢𝓸𝓵𝓼𝓽𝓲𝓬𝓮 ❈

Butuh beberapa saat untuk menunggu hingga keluarga Kruger mengusaikan kegiatan berbincang mereka, memutuskan untuk berpisah di meja makan dan menuju ruang peristirahatan mereka. Di kamar kini, Isabella masih berputar-putar resah seperti kucing yang terjebak di dalam kandang.

Oh, bahkan  sekarang tas nya masih menunggu di halaman belakang rumah untuk segera diangkut oleh tangannya. Eliana pasti tidak ingat jika ia harus segera menyelinap ke kamarnya untuk membantunya kabur.

Mendesah dan berkacak pinggang, Isabella lantas menggigiti ujung kukunya untuk mengurangi perasaan gelisahnya. "Oh ... Eliana, cepatlah kemari," desisnya pada diri sendiri. Mondar-mandir seperti orang yang sedang panik menunggu ajal dijemput. Entah perasaan macam apa, namun Isabella sedikit takut jika rencananya hari ini gagal.

Hingga tak berselang lama, pintu kamarnya sedikit berderit, Isabella terkejut kecil mendapati Eliana menyembulkan kepala dan masuk mengendap-endap. "Kau yakin, Isabell?" bisik Eliana masih berusaha memastikan keputusan gila Isabella yang akan pergi ke Kota Laiden malam ini.

"Sstt! Tentu saja, jadi diamlah! Aku akan keluar lewat jendela, dan tugasmu hanya mengunci jendelanya kembali dari dalam. Jendela ini tidak bisa tertutup rapat jika tidak dikunci dari dalm, dan jika angin menghempaskannya pasti akan menimbulkan suara dan orang-orang bisa terbangun," jelas Isabella. "Tutup pintunya dan pergi seolah-olah tidak terjadi apa-apa," bisik Isabella yang kemudian bersiap membuka perlahan kuncian jendela kamar. "Kau mengerti, Eliana?" tegas Isabella saat Eliana hanya menatapnya dengan mulut terbuka—melongo.

"Bagaimana jika kau tidak kembali tepat waktu? Bagaiamana jika Edward mencarimu?" tanya Eliana sedikit memekik, melihat kakaknya yang sudah mulai mengangkat kakinya untuk melangkahi jendela. "Oh, Isabella, kau yakin keretanya masih ada? Ini sudah jam 1 malam!" lanjut Eliana yang menghentikan gerakan Isabella saat itu juga.

"Jangan pikirkan itu, Dik. Semua akan baik-baik saja selagi kau tutup mulut." Isabella menenangkan, meletakkan telunjuknya di depan bibir. Mengerjap hening pada Eliana yang mendengus kesal.

"Mama akan mendesakku, aku takut tak bisa menyembunyikannya. Kau tahu' kan? Tatapan mama itu seperti seorang penyihir tua yang ...." Eliana menjeda, merasa sekujur tubuhnya merinding. Membayangkan kemarahan Kinley saja sudah sanggup membuatnya bergidik ngeri. "Iya, seperti penyihir yang tua ... Mama memang sudah tua," ujarnya berbisik. Berpikir bahwa ucapannya adalah sebuah kebenaran.

Isabella mengulum bibirnya sejenak. Mendesis dan mengibas tangannya.  "Sshh! sudahlah, agar kau tak di curigai, tunggu beberapa saat setelah aku pergi jauh. Kau bisa membuat sedikit kekacauan, katakan saja kau ingin tidur bersamaku tapi aku menghilang. Mama tidak akan bertanya macam-macam padamu," ujar Isabella mengutarakan rencana cadangan untuk Eliana yang dilanda kecemasan berlebih.

𝐖𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫 𝐒𝐨𝐥𝐬𝐭𝐢𝐜𝐞 : 𝐓𝐚𝐞𝐡𝐲𝐮𝐧𝐠  | 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang