[BOOK 6 / ON GOING]
Pemesanan & Informasi (Instagram : Dieva_corp)
❝Bilamana kau pergi membalut duka, dikau lesap di tengah gelap.
Lantas aku hanya meringkuk, digenggam harap yang penuh kelabu❞.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❈𝓦𝓲𝓷𝓽𝓮𝓻 ♡𝓢𝓸𝓵𝓼𝓽𝓲𝓬𝓮 ❈
"Saya mohon, Madame Clarines."
"Tapi Tuan Smith, acara jamuan dan simulasi dansa wajib diikuti seluruh siswi di sini."
"Di aturan pendidik, murid yang sedang merasa tidak enak badan diperbolehkan untuk tidak mengikuti kegiatan sampai kondisinya membaik."
"Apa Nona Braus sedang sakit?"
"Saya pikir dia sedikit sulit berada di keramaian dan tertekan setelah insiden di meja makan."
"Baiklah, jika aku mengizinkan ... Apa jaminanmu, Tuan Smith? Besok seluruh murid harus berhasil dalam pelatihan dansa. Karena itulah malam ini diadakan jamuan dan simulasi dansa. Anda mengerti tingkat kesulitannya 'kan? Tuan Smith."
"Saya akan menjamin Nona Braus berhasil dalam latihan besok."
"Baiklah. Malam ini ku izinkan. Tanggung jawab berada penuh di pundakmu, Tuan Treven Smith."
Treven menghela napas berat. Memikirkan bagaimana improvisasi atas kesepakatannya bersama Madame Clarines membuatnya saat ini mendadak pusing. Lantas beranjak, melangkah dan berdiri tepat di depan Yelena dengan pandangan mata yang serius. "Karena Anda tidak mengikuti acara di ballroom malam ini, saya wajib mengingatkan Anda tentang latihan dansa-nya, Nona." Treven melepas napas sejenak. Menatap datar Yelena yang hanya meringis sengsara.
"Kau bilang, malam ini bisa bersantai bukan?" tanya Yelena, turut berbalik dan menyandarkan dirinya penuh ke dinding.
Mengembuskan napas berat, wajah Treven terlihat tertekan untuk yang kedua kalinya. "Benar, tapi dengan syarat Anda berhasil dalam pelatihan besok. Saat ini para murid pasti sedang mengikuti simulasi dansa, hanya Anda yang tidak mengikutinya," jawab Treven.
Posisi keduanya kali ini berhadapan, Yelena yang menyandar di dinding dan Treven yang berdiri tegas di depannya. Seraut wajah intimidasi yang selalu Yelena dapati dari wajah Treven benar-benar memuakkan.
Mendesah, Yelena melipat kedua tangannya di dada. "Lalu? Apa yang harus kulakukan? Aku tidak ingin kembali ke ballroom." Lantas memalingkan wajahnya muram.
"Hanya ada dua pilihan, Nona kembali ke ballroom atau berlatih sendiri malam ini. Madame Clarines memberi syarat untuk kebebasan Anda malam ini-"
"Kalau begitu, kau akan mengajariku saat ini. Di sini. Musik di bawah sana masih bisa terdengar dari sini' kan?" sela Yelena, menatap lekat netra Treven. Membuat pria itu seketika menelan saliva.
"Di sini?" Treven mencoba memastikan pendengarannya tidak salah.
Yelena menggeleng singkat, "Tidak. Lebih tepatnya di lantai paling atas. Kita akan naik sampai ke ujung sana," ujarnya seraya menunjuk sebuah anak tangga berbatu.
