"Lo ngapain di sini ?" Tanya Aran saat baru saja keluar dari ruang ganti dan melihat Chika yang berdiri di depan pintu menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Ikut gue." Ajaknya menarik tangan kanan Aran.
"Kemana ini ?"
Chika tidak menjawabnya ia terus menarik tangan Aran, agar Aran mengikutinya hingga terdapat plang di depan pintu
UKS
"Ngapain ini ? gue ga sakit." Ucap Aran saat Chika menyuruh Aran untuk duduk.
"Liat punggung kamu."
"Gabisa liat, kepala gue ga nyampe buat liat punggung."
"Arann! Punggung kamu lebam karna pukulan bola tadi."
"Ohh, tapi ini ga sakit Chik.
"Iya sekarang ga sakit, nanti ? tunggu sebentar gue beli es batu dulu ke kantin tunggu jangan kemana mana sampe lo ilang gue musuhan sama lo."
"Iya iyaa."
Chika beranjak pergi menuju ke kantin membeli sedikit es batu untuk mengobati kemerahan yang berada di punggung Aran, tidak lama hanya beberapa menit ia kembali dengan membawa es batu yang berada di genggamannya dan satu lap kecil.
"Buka baju lo."
"Ih main buka bukaan."
"Aran!"
"Iya iya."
Aran menurut dan membuka seragamnya dan hanya tersisa kaos hitam yang di pake olehnya. Chika menempelkan es batu itu di sekitar punggung Aran yang memerah.
Aran hanya diam dan tidak berbicara apapun
"Sakit ?" Tanya Chika.
Aran menggeleng karena memang tidak merasakan sakit pada tubuhnya itu. "Dingin."
Chika menepuk bahu Aran sedikit keras karena perkatannya. "Udah beres ayo masuk kelas."
Aran menutup kembali kaos hitam pada badannya dan memakai kembali seragamnya.
Aran dan Chika memasuki kelas yang terdapat di ujung lorong secara bersamaan, jelas itu mengundang ke gaduhan di kelas.
"Ohh, jadi tadi buru buru buat ketemu Aran ?" Celetuk Eli membuat kelas itu menjadi gaduh segaduh gaduhnya.
"Oh cukup tau aja kita mah ya Lii di tinggal di ruang ganti."
"Hus! Kita cuman papasan di depan." Jelas Chika kepada teman teman kompornya itu.
Sedangkan Aran kembali duduk di kursi nya bersama Deo. Gito mendengar perkataan Eli itu menjadi sangat berfikir keras, apa mereka ada hubungan hanya dalam beberapa hari ? Kecemburuan itu mulai bermunculan kembali dalam dirinya.
Aran menatap punggung Chika yang menurutnya ia mulai mengagumi gadis itu. Tiba tiba saja Fiony juga membalikan tubuhnya melihat Aran, kedua mata mereka saling bertemu. Fiony memberikan senyum manisnya kepada Aran, Fiony berfikiran bahwa Aran memperhatikan dirinya namun salah Aran hanya memperhatikan Chika.
Fiony yang duduk bersama Freya terlihat tersenyum senang setelah bertatapan secara tidak sengaja dengan Aran.
"Free, menurut lo gue kalau sama Aran cocok ?" Tanya Fiony kepada Freya.
Freya membalikan badannya untuk melihat wajah Aran yang menurutnya ganteng namun tidak memenuhi kriteria dirinya.
"Cocok, tapi kalau Arannya mau sama lo. Kalau Aran gamau ga cocok."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐔𝐌𝐁𝐑𝐄𝐋𝐋𝐀 [𝐂𝐇𝐈𝐊𝐀𝐑𝐀]
Teen Fiction𝑲𝒂𝒎𝒖 𝒊𝒕𝒖 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒅𝒊 𝒍𝒊𝒏𝒅𝒖𝒏𝒈𝒊 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒅𝒖𝒂 𝒂𝒊𝒓, 𝑨𝒊𝒓 𝒉𝒖𝒋𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒂𝒊𝒓 𝒎𝒂𝒕𝒂. -𝑨𝒓𝒂𝒏 [SLOW UPDATE]