"Mau coffe atau non coffe ?" Tanya Aran kepada Chika saat sudah di Coffeshop milik sakti.
"Non aja, gue punya asam lambung."
"Red velvet, coklat panas, matcha ?"
"Red velvet." Jawab Chika dan tersenyum.
"Oke sebentar, gue bikinin buat lo."
Aran pergi meninggalkan Chika di meja nya sendirian. Chika tak sengaja melihat handpone Aran yang menyala karena notifikasi.
"Lifelovepedia ?" Gumam Chika dalam hatinya.
"Aran main aplikasi ini juga ?"
Gumaman Chika seketika buyar ketika ada beberapa wanita yang menghampiri Aran yang sedang membuatkan redvelvet untuk Chika.
"Widih tumben Ada Aran, Rann bikinin caramel latte dong Ran."
"Boleh, sebentar ya." Jawabnya dingin sambil tersenyum.
Aran menghampiri Chika dengan membawa 1 Gelas Redvelvet dan 1 Gelas Americano Coffe.
"Nih, sebentar ya aku bikin caramel latte dulu buat mereka."
Chika menganggukan kepalanya. Chika tak lepas memperhatikan wanita wanita yang menurutnya cari perhatian kepada Aran, Chika menatapnya malas kepada perempuan itu.
"Ran, whatsapp boleh lah."
Aran tidak menjawab, ia hanya tersenyum tipis kepada wanita yang ada di hadapannya.
"Gaada takut takutnya temen gue satu ini." Ucap salah satu wanita yang berjajaran dengan wanita lainnya.
Wanita yang meminta whatsapp Aran itu membalikan badannya, menatap salah satu temannya "Kenapa emang ?"
"Tuh." Kata temannya itu pada Chika yang sedang memperhatikan mereka.
"Pacar lo Ran ?"
Aran tersenyum dan tidak membalasnya lagi, Aran hanya memberikan beberapa gelas Caramel Latte kepada gadis itu. "Thank you ya." Ucap Aran dan kembali memberikan space kerjanya kepada penjaga shift sore ini.
Aran dengan kaos hitam dan lintingan pada lengannya sudah duduk di hadapan Chika saat ini.
"Minum Chik." Perintah Aran pada Chika.
"Iya." Jawabnya dengan membawa gelas dan meminum sedikit demi sedikit Redvelvet yang dibuatkan oleh Aran.
"Enak bangett." Gumamnya dalam hati.
Chika menyimpan kembali gelasnya di atas meja, "Jadi lo kerja di sini ?"
"Iya di sini."
"Kenapa sekarang ga kerja ?"
"Karna gue mau nemenin lo." Jawabnya sambil sedikit tersenyum.
Terlihat sudur bibir Chika mengangkat, ia menahan senyumannya dengan wajah yang sudah memerah.
Aran mengeluarkan satu kotak berwarna hitam, bentuknya terlihat seperti powerbank.
"Apa itu ?" Tanya Chika penasaran dengan barang yang sudah di keluarkan oleh Aran.
Aran mengangkat kotaknya dan menggeserkan tombol di samping, terlihat satu batang rokok berwarna putih keluar dari sana.
"Lo ngerokok Ran ?"
Aran menganggukan kepalanya, "Kalau ga ada bunda doang, itu pun ga sesering cowo lainnya."
Chika dengan cepat mengambil rokok yang sudah di selipkan di bibir Aran dan siap di bakar oleh korek yang sudah di pegang oleh tangan kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐔𝐌𝐁𝐑𝐄𝐋𝐋𝐀 [𝐂𝐇𝐈𝐊𝐀𝐑𝐀]
Teen Fiction𝑲𝒂𝒎𝒖 𝒊𝒕𝒖 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒅𝒊 𝒍𝒊𝒏𝒅𝒖𝒏𝒈𝒊 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒅𝒖𝒂 𝒂𝒊𝒓, 𝑨𝒊𝒓 𝒉𝒖𝒋𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒂𝒊𝒓 𝒎𝒂𝒕𝒂. -𝑨𝒓𝒂𝒏 [SLOW UPDATE]