Setelah sampai di Bandung, Aran membagikan 2 kunci hotel. Untuk perempuan dan untuk laki – laki, namun jarak kedua kamarnya tak saling berjauhan.
"Kalau kalian butuh apa apa pijit aja bel kamar kita." Kata Aran saat semuanya sudah berada di pintu kamarnya masing – masing.
Chika bersama teman – temannya masuk ke dalam kamar yang sudah di tentukan, begitu juga dengan Aran dan Deo.
"Heh, lo mau kemana ? Kamar kita disini." Protes Deo saat Zee berjalan ke arah yang berbeda.
"Gue mau beli kopi, mata gue sepet banget ini." Ucap Zee.
Deo mengiyakan dan Zee pergi ke mini market untuk membeli kopi.
Sedangkan di kamar wanita, mereka sedang membereskan pakaiannya yang akan di gunakan esok, sambil berbincang merencanakan surprise untuk Aran.
Waktu sudah menunjukan pukul 21.00, wanita – wanita cantik itu keluar dari kamarnya. Mereka memijit bel kamar anak lelaki. Deo yang membuka pintu itu terheran mengapa semua wanita ini ada berada di depan kamarnya, "Kenapa ? Kamar kalian ada masalah ?"
Semua wanita itu menggeleng, "Terus ?"
Chika menarik tangan Deo agar keluar dari kamar itu, dan menutup rapat pintu. "Kita mau kasih Aran surprise, bantuin kita ya."
"Oh iya si Aran ulang tahun ya hari ini, ayo deh. Bentar ya Aran tadi lagi mandi, gue panggil Zee dulu."
Tak lama Deo mendorong perlahan tubuh Zee, "Apee sii ?" Tanya Zee.
"Mereka mau kasih surprise ke Aran." Ucap Deo.
Tanpa bertele – tele semuanya langsung turun ke bawah dan mempersiapkan semuanya. Fiony dan Freya menghias bagian belakang mobil dengan hiasan yang sudah di bawa dari Jakarta tadi. Chika sedang sibuk memasangkan beberapa lilin diatas kue, Eli dan Olla sedang sibuk menata beberapa lampu agar di lokasi parkir tidak terlalu gelap. Sedangkan Deo dan Zee yang akan membawa Aran dari atas ke bawah dengan mata yang tertutup.
Ketika semuanya sudah siap, Zee dan Deo membawa Aran turun ke bawah dengan mata yang tertutup, "Apa - apan sii, gue gamau bercanda kaya gini." Protes Aran saat matanya tak bisa melihat apapun.
Zee dan Deo tidak menjawabnya, hingga mereka sampai di parkiran mobil.
"Buka deh Ran penutup mata lo." Perintah Zee.
Aran nurut, dengan perlahan ia membuka penutup matanya. Terdapat banyak sinar disana, ia bisa mendengarkan semua temannya menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Senyumannya mengembang, ia melihat semua dekorasi di belakang mobil yang serba hitam. Ia meliat kekasihnya sedang memegang kue, "Hai, selamat ulang tahun." Ucap Chika sambil menyodorkan kue ulang tahun dengan lilin yang menyala.
Aran tak bisa berkata apa apa, ia melihat wajah temannya satu persatu. Wajah kegembiraan terpancar dari Aran.
"Tiup dulu Ran tiup dulu." Perintah Olla.
"Make a wish Ran, sapa tau di kabulin." Tambah Eli.
Aran tersenyum, ia memejamkan matanya dan berdoa meminta semua yang inginkan di tahun ini.
'Huhh..'
Aran meniup lilin itu hingga mati. "Thanks gaisss, gue kira lo pada ga inget ulang tahun gue."
"Kita pasti inget ko sama ulang tahun lo."
"Aran, ini kado dari aku buat kamu." Ucap Fiony memberikan totebag yang berisikan kotak dan di hias kertas kado.
"Thanks Fio, padahal gausah repot – repot."
Chika yang berada di samping Aran sedikit mengubah raut wajahnya, ada sedikit kecemburuan disana. Namun Chika tak ingin menghancurkan suasana, ia pun sadar bahwa hubungannya saat ini dengan Aran backstreet.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐔𝐌𝐁𝐑𝐄𝐋𝐋𝐀 [𝐂𝐇𝐈𝐊𝐀𝐑𝐀]
Teen Fiction𝑲𝒂𝒎𝒖 𝒊𝒕𝒖 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒅𝒊 𝒍𝒊𝒏𝒅𝒖𝒏𝒈𝒊 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒅𝒖𝒂 𝒂𝒊𝒓, 𝑨𝒊𝒓 𝒉𝒖𝒋𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒂𝒊𝒓 𝒎𝒂𝒕𝒂. -𝑨𝒓𝒂𝒏 [SLOW UPDATE]