5. Jaket

46 7 0
                                    

Sudah hampir sejam Zeffa berada di halte dekat sekolah dia bingung dan gak tau harus ngapain mau nelfon kedua kakakya tapi batre hp nya habis jadi dia nunggu aja berharap ada seseorang yang datang gitu, selang beberapa menit sebuah motor sport berwarna hitam berhenti di hadapanya dengan cepat Zeffa memegangi tasnya erat erat takut jika terjadi sesuatu yang gak diinginkan.

Tapi saat cowok itu membuka helmnya Zeffa melonggarkan peganggan tas nya yang semula ia pegang dengan erat, ternyata cowok itu adalah Ezra.

"Ngapain lo kesini" tanya Zeffa sinis padanya.

"Naik" balas Ezra.

"Lu siapa nyuruh nyuruh gue naik...oh lu mau nyulik gue gitu biar gue entar minta mohon mohon sama lo terus gue minta maaf gitu? NO!" ucap Zeffa sambil menyilangkan kedua tanganya.

Kini Ezra sudah turun dari motornya dan berdiri di hadapan Zeffa.

"Naik atau gue tinggalin" katanya.

"Yaudah sana tinggalin aja, huss hus" usir Zeffa.

Ezra mengepal kedua tanganya kesal dengan cewek yang ada di hadapanya ini jika bukan karena teman temanya memaksa dia mah ogah bela belain jemput ni cewek.

"Terserah lo, berarti tugas gausah di kerjain biar gue sama lu kena hukum" kata Ezra santai.

Zeffa yang lupa akan tugas yang harus dia kerjakan bareng Ezra pun tersadar ia tak mau jika harus kena hukum sama bu Senna gak mau, Ezra yang beranjak pergi pun berhenti.

"Yaudaa ayo" ucap Zeffa terpaksa.

"Apaan" balas Ezra.

"Ngerjain tugaslah masa jalan jalan!" sentak Zeffa.

"Naik" ucap Ezra singkat yang sambil menyalakan motornya.

"Bentar helmnya mana" tahan Zeffa.

"Gada helm, naik gausah cerewet" perintah Ezra.

Sedangkan Zeffa kesalnya minta ampun ingin rasanya dia ingin meremukkan cowok yang sedang bersamanya ini di sepanjang perjalanan mereka hanya diam diam Ezra yang sibuk mengendarai motor dan Zeffa yang sudah mengumpat kesal, kalau bukan karna tugas gak mau dia di boncengin nih cowok. Ezra yang sedari tadi melihat wajah Zeffa yang sedang kesal di spion motornya senang rasanya bikin cewek yang ada di belakangnya kesal.

Namun saat sudah memasuki kompleks rumah Zidan tiba tiba saja hujan turun deras mau gak mau mereka berdua harus segera berteduh sebentar di sebuah tokoh kue, Ezra turun dan membuka jaket nya yang berwarna hitam dan melemparkanya ke Zeffa.

"Eh apaan nih" tanya Zeffa.

"Jaketlah" balas Ezra yang di balas tatapan kesal oleh Zeffa.

"Iya gue tau ini jaket, buat apa lu lemparin ke gue" ucap Zeffa.

"Pake kita lari" kata Ezra.

Zeffa melongo ini Ezra goblok apa gimana sih udah tau jelas jelas hujan deras kalo tau tadi mending hujan hujan hujanan aja.

"Lo gak punya mata apa gimna sih liat itu hujan keras banget" kata Zeffa.

Ezra berdecak "Tuh rumah Zidan di samping" tunjuk Ezra.

Zeffa tertegun "Oh bilang kek dari tadi" balas Zeffa.

"Terus kalo gue pake jaket lu, lu pake apa" tanya Zeffa.

"Sini" ucap Ezra yang mengambil jaketnya dari tangan Zeffa.

Jaketnya ia lebarkan dia jadiin seperti payung buat nutupin kepalanya, Ezra menyuruh Zeffa untuk mendekat denganya agar tidak terkena hujan.

ADLARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang