Dengan sarkas Ezra menarik tangan Zeffa untuk berdiri, dan membawa gadis itu paksa ke parkiran motor
Meninggalkan teman teman mereka yang masih di koridor."Lo bisa gak sih nariknya gak usah kenceng kenceng gitu!? Lembut dikit kek sama cewek" celutuk Zeffa.
"Lo aja jadi cewek gak ada lembut lembutnya" balas Ezra santai sambil memasang helmnya.
"Biarinnn. Kenapa emang."
Ezra yang lelah mendengar celutukkan Zeffa pun melemparkan helm berwarna hitan kearah gadis itu.
"Nih kira kira kalo gue lemparin kepala lo sakit gak sih?" ucap Zeffa siap menoyor kepala Ezra menggunakan helm itu.
"Berisik. Naik cepet"
Dengan rasa kesal Zeffa menaiki motor sport miliknya, di sepanjang perjalanan mereka hanya saling diam tak bicara apa apa mau Zeffa ataupun Ezra sama sama diam dalam ketenangan masing masing. Suasana sore kota Jakarta yang ramai, jalanan yang di penuhi kendaraan, orang orang kantoran yang baru saja pulang, serta angin sore yang bertiup kencang membuat jalanan kota Jakarta terlihat indah untuk Zeffa.
Di sepanjang perjalanan Zeffa terlalu keasikan melihat lihat sekelilingnya hingga ia tidak sadar mereka berdua sudah sampai di sebuah kuburan.
"Kita ngapain kesini?" tanya Zeffa bingung.
"Gausah banyak tanya. Ikut gue" ucap Ezra sembari melepaskan jaketnya.
Dengan langkah yang bergantian Zeffa mengikuti langkahnya menuju salah satu makam yang bertuliskan nama Rajendra Alandra. Dengan bingung Zeffa ikut berjongkok di depan makan tersebut dan ikut membantu Ezra membersikan rumput rumput yang tumbuh di sekitar makam tersebut.
"Jaa. Sorry gue jarang dateng" ucapnya dengan suara beratnya.
"Gue masih mikir kenapa lo setega itu sama nyawa lo sendiri. Lo gak mikirin perasaan keluarga lo ataupun perasaan lo sendiri" ucap Ezra mengepal kedua tangannya dan kembali mengingat kejadian satu tahun yang lalu.
Karena rasa ingin tahu Zeffa bertanya
"Dia siapa?" tanyannya."Dia Raja. Sahabat gue" balasnya.
"Owh, maaf gue gak maksu—"
"Lo mau denger cerita Raja?" potong Ezra.
"Hmm. Mau" balasnya.
Dengan rasa yakin Ezra mulai menceritaka kisah tentang Rajendra.
Flasback on
Puluhan motor sport terjejer ramai di depan sebuah gudang tua yang tak terpakai atau yang bisa di bilang adalah tempat markas geng Ghost.
"Woi Deri keluar lo bangsat! Dimana lo sembunyiin adek gue" teriak Farel.
Tak ada jawaban membuat emosi Farel semakin menjadi jadi, tak lama setelah itu anak anak geng Ghost keluar sembari membawa seorang gadis yang tanganya sudah di ikat menggunakan tali serta mulut yang sudah di lakban membuat gadis itu meringis kesakitan dalam hati.
Andrean yang melihat adik perempuanya tampak kacau dengan sedikit luka di pipi dan tangannya membuat emosinya lepas kendali.
"BANGSAT LO DERI!!!" seru Andrean menonjok tepat di wajahnya.
Perkelahian mulai terjadi. Darah bercucuran di mana mana, beberapa dari mereka sudah tergeletak pingsan di tanah. Salah satunya Farel yang sudah di penuhi darah yang keluar dari ujung bibirnya.
"Gue bunuh lo anjing! Adek gue gak ada hubungannya sama kita!" bentak Andrean dengan amarahnya.
"Kenapa ha!? Gak seneng adek lo gue jadiin umpat buat lo semua" balas Deri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADLARS
Teen Fiction[DILARANG MENGCOPY CERITA INI TANPA IZIN] Ezranaldy Alesandro, itu namanya. Ketua geng ADLARS di SMA Alamander. seorang cowok yang memiliki jiwa kepemimpinan dan dapat bertanggung jawab serta memiliki paras yang tampan yang dapat memikat gadis mana...