1. Mimpi Buruk

43 10 11
                                    

Semoga suka...🤗🤗
Selamat membaca teman-teman..

...

Terbangun dari mimpi buruknya. Ia refleks duduk karena mimpinya yang sangat menakutkan.

Keringat membasahi tubuhnya. Semua benda yang seharusnya ada di atas meja, kini di lantai.

Ia mengusap dahinya yang banjir keringat. Menormalkan detak jantungnya yang berpacu cepat.

Tok tok!

Ia terkejut. Padahal itu hanya pembantunya yang mengetuk pintu.

Rora tersadar. "Masuk bi," ujar Rora.

"Permisi nona Rora, ini berkas yang katanya bapak kemarin," ujar bibi sambil menaruh amplop coklat di atas meja televisi.

Rora hanya mengangguk sambil menunduk ke bawah. Ia masih terbawa suasana mimpi buruknya.

"Mau saya bantu bersihkan non?" Bibi itu sedari tadi menatap iba kepada Rora. Ia juga menatap ke sekeliling. Benda-benda berjatuhan.

"Gak usah bi."

"Ya udah, saya pergi dulu."

Rora mengambil napas panjang sekali lagi. Lalu berjalan menuju kamar mandi.

...

Ia keluar dari kamar mandi. Memakai seragam sekolah. Rora menyibak tirai putih. Matahari masih malu-malu menampakkan dirinya. Itu menunjukkan masih pagi.
Rora sengaja melakukannya. Ia ingin membersihkan barang-barang yang terjatuh di lantai.

Hanya butuh beberapa menit, dan kamarnya sudah rapi. Rora melihat jam dinding. Jam menunjukkan jam 6. Masih ada setengah jam lagi.

Rora berjalan menuju meja televisi. Mengambil amplop coklat. Di situ terdapat beberapa lembar kertas. Ia membacanya sekilas. Kertas itu berisi ketikan ibunya. Ia merobek kertas itu dan membuangnya di tempat sampah.

Ternyata ini bukan kertas dari ayahnya. Melainkan dari ibunya sendiri yang memohon maaf lagi. Bibi tadi berbohong tentang surat dari ayahnya.

Ibunya rutin mengirimkan surat untuk Rora. Tapi, Rora tak pernah membacanya, apalagi membalasnya.

Rora sudaj terlanjur membenci ibunya.

Rora mengambil tas dan membuka pintu kamar, lalu masuk mobil untuk berangkat sekolah.

...

Udara sejuk menyelimuti dirinya. Sudah banyak murid yang datang. Ia masuk ke kelas. Menaruh tasnya, dan membaca novel yang sedang dibacanya akhir-akhir ini.

"Dorr.." seru seseorang dari belakang. Dia juga dengan berani memegang pundak Rora.

Rora menoleh ke belakang dengan santai. Ia tak terkejut.

Angel. Dia selalu berusaha untuk menjadi teman Rora. Tapi Rora selalu bersikap cuek dan seperti tidak mau memiliki teman.

Angel melihat Rora takut-takut. Takut dengan tatapan Rora yang sangat tajam. Padahal Rora hanya menatapnya datar. Angel langsung melepaskan pegangannya pada pundak Rora.

Angel terkekeh. "Gak papa, cuma mau nyapa aja."

Rora hanya diam lalu kembali membaca buku novelnya.

"Baca apa?" tanya Angel mengintip isi buku. Ia juga memberanikan diri untuk duduk di sebelah Rora.

Rora menutup bukunya dengan keras. Angel mengerjap karena kaget. Angel tetap memperhatikan Rora. Rora memasukkan novel dan mengambil buku mata pelajaran sejarah.

Angel yang menyadari itu langsung menoleh ke depan kelas. Ternyata guru sudah datang. Ternyata bukan dirinya yang membuat Rora menutup novelnya novelnya. Dia bernapas lega.

Angel segera kembali ke tempat duduknya. Dan pelajaran dimulai.

...

Kriing..

Bel pulang sekolah berseru. Semua murid bersorak. Tandanya punggung mereka sebentar lagi akan mendapatkan kenyamanan yang tiada tara.

"Eh Ra, tau ga? Besok kelas kita ada murid baru," kata Angel antusias.

Rora dan Angel berjalan bersama menuju pintu gerbang sekolah. Lebih tepatnya Angel mengikuti Rora.

"Besok hari Minggu," jawab Rora singkat.

"Ishh.. ya maksud gue Senin. Masa gitu aja gak paham sih?" sebal Angel.

Rora menatapnya singkat. Lalu, kembali menatap ke depan. Mobil hitam sudah menunggunya. Ia berjalan dengan langkah cepat dan masuk ke dalam mobil.

Angel yang melihatnya langsung berlari dan mengetuk pintu kaca mobil.

Rora membuka kaca, dan menatap heran Angel.

Angel ragu-ragu untuk menanyakan hal ini. Setelah menyiapkan mental dan hati. Akhirnya ia bicara

"Lo ada waktu besok?" tanya Angel penuh harap. Ia sudah sering ditolak ketika ia akan mengajak Rora pergi bersama. Angel memejamkan mata sambil tangan menangkup di depan dada.

"Mau ketemu dimana?" tanya Rora tanpa basa-basi. Tanpa bertanya apa yang ingin dilakukan Angel jika Rora ada waktu besok.

Angel yang menatapnya tak menyangka langsung melompat heboh. Ia begitu girang.

"Gampang. Nanti gue shareloc. Waktunya juga nanti gue atur.." teriak Angel karena mobil Rora sudah melaju.

Tapi Angel tidak sedih. Ia sudah sangat bersyukur karena Rora menerima tawarannya.

Angel tidak bisa membayangkan apa yang terjadi besok, ketika mereka pergi bersama. Ia sepertinya harus membuat planning agar tidak canggung.

Ada-ada saja. Seperti mau berkencan dengan pacar saja.

...

Gimana? Menarik nggak sih ceritanya?

Berharap kalian sukaa.. cerita pertamaa soalnya..😌😁

😌😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aurora - Yang Akan Bersinar Pada Waktunya (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang