7. Selamat ulang tahun Ayah!

4 4 0
                                    

Upload....

Castnya insyaallah Minggu depan yaa...

...

Rora menyusuri kota dengan mobilnya yang ia kendarai sendiri. Tak peduli nantinya ia akan ditilang karena masih berumur 16 tahun dan tak punya SIM.

Mobilnya berjalan menuju pinggiran kota di malam hari Senin yang sangat gelap ini. Lampu-lampu jalanan menyinari jalan yang minim cahaya. Jalanan juga sedikit basah karena hujan sore tadi.

Rora memegang kemudi mobil dan terus menatap fokus ke arah jalanan. Di kursi sebelahnya ia taruh buket bunga.

Lampu merah memberhentikan mobil miliknya. Rora menoleh ke buket bunga itu dan tersenyum. Dia mengambil note yang di tempel di plastik buket bunga itu. Di sana tertuliskan :

Selamat Ulang Tahun Ayah!
-Aura, 5 Mei 2023

Mobil-mobil disebelahnya sudah melaju ke depan. Rora lihat lampunya sudah berwarna hijau. Dengan segera Rora menancapkan gas dan berjalan ke arah tujuannya.

...

Rora keluar dari mobil dan menuju ke trotoar jembatan. Berdiri memegang tiang batas jembatan menggunakan tangan kanannya dan memegang buket bunga di tangan kirinya. Ya, Rora sekarang berada di pinggir jembatan.

Jalannya tidak terlalu sepi. Beberapa mobil melewati jembatan itu. Di bawah jembatan, terdapat sungai yang biasa dimanfaatkan untuk mandi oleh warga sekitar. Karena airnya memang sangat jernih.

Rora terdiam sebentar. Melihat sekeliling berusaha memikirkan apa yang akan ia katakan untuk ayahnya.

Rora menarik napas dan mulai berbicara. "Ayah..," kata Rora dengan sangat pelan.

Matanya sudah mulai berkaca-kaca. Rora menggerakkan bola matanya ke arah atas agar air matanya tidak menetes. Entah kenapa dia baru mengatakan satu kata saja sudah ingin menangis.

"Selamat ulang tahun ayah!" Rora tertawa pelan. "Aura gak tau mau ngomong apa. Seperti biasanya."

"Aura bukan mau nyindir ayah. Tapi, Aura senang ayah udah gak kepikiran sama masa depan Aura, besok kita mau makan apa, bayar sekolah Aura gimana...," Rora kembali tertawa. Tapi kali ini tawanya ditemani dengan air mata yang sudah tak tahan ingin jatuh.

Rora mengusap air matanya dengan kasar. "Aura harap ayah tenang di sana. Ayah tau kan Aura tetap anak yang kuat?"

Rora terdiam sebentar dan menunduk. Pendiriannya sudah hancur. Dadanya sesak karna menahan isak tangis yang ingin keluar dari mulutnya sedari tadi.

Perlahan air matanya keluar dengan sangat deras tanpa henti. Rora juga mulai terisak. Kejadian di masa lalu terputar seperti film di otaknya. Rora yang melihat ayahnya mati di depan matanya. Itu sangat menyedihkan.

Setelah sekitaran setengah jam Rora menangis. Rora mulai meredakan tangisnya.

Rora beberapa kali mengeluarkan napas yang panjang. Lalu, melihat ke arah langit, dan menaruh buket bunga itu di trotoar jembatan.

"Aura gak kenapa-kenapa sekarang ayah. Ada nenek Siti. Aura juga udah punya temen, Angel namanya yah. Aura udah gak kesepian." Ucapannya benar-benar bertolak belakang. Rora tetap menangis tersedu-sedu kembali.

Dia sudah tidak kuat. Rora memutuskan untuk pulang saja dan menangis di rumah saja.

Rora menuju mobilnya. Tapi, dia malah berjalan ke arah jalanan karena Rora masih menutup matanya. Lalu, Rora sadar ada bunyi mobil melaju kencang, ia memundurkan langkahnya. Tapi...

Tiiiinn!

"Aaaaaa!"

...

Adoooh, apa nieh yang akan tejadi???

stay tuned guys..

Aurora - Yang Akan Bersinar Pada Waktunya (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang