Upload chapter 2...
Seru gak sih ceritanya? Mudah-mudahan tertarik yaa..Happy reading!
...Rora sudah membaca chat dari Angel. Hari Minggu, dan jam 8 pagi, bertemu di cafe.
Rora bersiap. Ia menggunakan blouse lengan panjang berwarna putih yang dimasukkan ke rok jeans selututnya. Dia juga menggunakan tas berwarna coklat.
Rora membiarkan rambut panjangnya diurai, dan poni tipis di depan dahinya.
Rora keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil, di sana sudah ada pak sopir yang menunggu.
...
Angel sudah sampai di cafe. Ia tak sabar akan berbincang dengan Rora. Angel berdoa semoga mereka bisa menjadi teman dekat.
Mobil hitam menepi di depan cafe. Karena kaca yang menutupi cafe tersebut, Angel dapat melihat ke arah luar. Angel menanti siapa yang akan keluar dari dalam mobil tersebut.
Rora. Angel berseru dalam hati. Ia sedari tadi menunggu mobil hitam datang. Tapi, ternyata pengunjung dengan mobil hitam banyak. Jadi, Angel memperhatikan selalu setiap mobil hitam berada di depan cafe.
Ting...
Bunyi lonceng cafe yang ada di atas pintu cafe bergema. Menandakan ada pengunjung cafe.
Rora berjalan dan melihat sekitar, mencari keberadaan Angel.
Angel melambaikan tangan. Rora langsung menemukannya. Ia berjalan menuju Angel. Tapi, hal sial menimpanya.
Ia bertabrakan dengan pelayan cafe wanita yang sedang membawa nampan dan di atasnya ada gelas berisikan minuman berwarna oranye. Entah itu apa.
Blouse-nya yang semula berwarna putih, sekarang berwarna oranye. Cairan oranye itu juga tumpah di rok jeans-nya.
Suasana cafe langsung sepi. Pengunjung cafe memiliki firasat ini akan menjadi tontonan yang seru.
Karena cafe ini di nilai dengan cafe yang sangat disiplin, tak pernah ada kesalahan.
Pelayan itu langsung terkejut dan bergegas mengambilkan lap untuk Rora.
"Maaf mbak, saya nggak sengaja." Pelayan wanita itu terus mengucapkan maaf sembari membersihkan baju yang terkena tumpahan cairan oranye itu.
Rora diam saja. Ia masih tak sadar rupanya. Lalu, tiba-tiba ada lelaki yang merupakan pengunjung cafe juga yang sedang duduk mengamati Rora yang ada di sampingnya. Lalu, laki-laki itu memberi lap pada Rora. Dia sodorkan di hadapannya.
Rora menerimanya. "Gak papa. Biar saya yang bersihkan," ucap Rora pada pelayan itu. Rora berjalan menuju kamar mandi.
Angel yang sedari tadi diam, akhirnya menyusul Rora.
...
Pintu kamar mandi dibuka. Rora bingung harus berbuat apa. Dia mana mungkin membawa baju salinan. Mana terpikirkan jika akan ada kejadian seperti ini.
Dia hanya melihat dirinya di pantulan cermin. Memegang pinggiran wastafel. "Gimana nih?"
"Rora. Gimana?" tanya Angel. "Gak mungkin bersih kan kalau cuma dibersihin pake lap. Udah kering juga nodanya."
Rora menoleh ke kanan dan kiri. Mencari sesuatu untuk mengakalinya.
Tiba-tiba pintu kamar mandi diketuk. Rora dan Angel saling menoleh. Kenapa tidak langsung masuk saja? Ini kan kamar mandi umum.
Angel akhirnya memutuskan untuk membuka pintu, dan Rora tetap mencari sesuatu di bilik-bilik kamar mandi lain.
Ada cowok bertopi yang menutupi matanya sambil menyodorkan jaket kulit coklatnya. Itu cowok yang memberi lap pada Rora tadi.
Angel menoleh ke Rora. Seperti meminta pertimbangan, apa Angel harus mengambilkannya untuk Rora.
Rora tak melihat kode Angel. Dia hanya memperhatikan cowok di depan Angel.
Cowok itu sepertinya anak orang kaya. Dilihat dari pakaiannya yang bermerek terkenal. Sepatunya, bajunya, celananya, topinya, jaketnya.
Rora hanya bingung kenapa cowok ini trus membantunya? Untuk apa?
Rora membuang pikirannya untuk negatif thinking. Mungkin orang ini memang 'sangat baik' sampai membantu orang tidak dikenal.
Angel yang merasa tidak enak karena cowok dihadapannya menyodorkan jaketnya terus, akhirnya menerimanya.
"Akalin. Cocok sama rok lo," kata cowok itu sambil terus menutup matanya. Dia tak mau difitnah mengintip perempuan di dalam kamar mandi perempuan. Meskipun Rora tidak mengganti baju atau semacamnya.
"Makasih," ujar Angel. Dia menggantikan Rora. Karena Angel tau Rora tidak akan berbicara apapun untuk cowok yang membantunya dua kali sedari tadi.
"Nih," kata Angel memberikan jaket kulit ke Rora.
Rora pun memakai jaket kulit coklat itu. Bahannya untung tidak terlalu panas. Karena blouse yang dia pakai sudah lengan panjang.
"Ke tutup nodanya. Yeay!" seru Angel. "Ayo keluar. Gue udah pesen minuman buat lo. Lo suka tiramisu gak?"
Angel menarik tangan Rora berjalan keluar kamar mandi. Rora yang melihatnya tersenyum sedikit. Ingat sedikit sekali!
...
Udah, sampe situ.
Baik ya cowoknya.Sampai ketemu lagi di chapter selanjutnya (人*´∀`)。*゚+
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora - Yang Akan Bersinar Pada Waktunya (On Going)
Teen FictionIni tentang Aurora yang terkenal pendiam, jutek, dan terlalu pintar. Juga seorang Daffa yang tengil, ceroboh, dan tapi perhatian dan hanya cinta Aurora. Aurora tak pernah berharap dicintai. Tapi, Daffa tetap mengejar Aurora dan selalu mengikuti ke m...