penyusup

320 101 5
                                    

Setelah penjelasan panjang mengenai kitab dasar ilmu nahwu tersebut, faza mulai masuk ke materi, materi awal kitab jurumiyyah yaitu perihal bab kalam.
الكَلامُ هُو اللَّفْظُ المُرَكَّبُ المُفِيدُ بِالوَضْعِ

"Yang dinamakan kalam menurut ulama ialah lafad yang berfaidah yang disandarkan kepada kalimat lain.
Contoh:

قام زيد 
(Zaid telah berdiri > Terdiri dari fi’il dan fa’il)

زيد قائم
(Zaid adalah orang yang berdiri > Terdiri dari mubtada’ dan khobar)"

Gadis itu menjelaskan secara terperinci satu demi satu dengan konsep yang sederhana sehingga para santri mudah untuk memahami pelajaran yang telah ia sampaikan.

Namun begitu selesai menjelaskan tiba- tiba saja salah seorang santri mengacungkan tangan dan bertanya.

"Maaf ustazah saya ingin bertanya Dari Lafad إِلىَ السُّوْقِ manakah yang termasuk huruf jer.?" Tanya santri tersebut.

Faza nampak berfikir, ia sudah tau jawaban dari pertanyaan tersebut namun hanya saja ia masih bertanya- tanya perihal siapa santri tersebut, dan mengapa pertanyaanya bukan seputar pelajaran yang baru saja ia sampaikan.

"Maaf sebelumnya dengan kang siapa?" Jawab faza yang mulai penasaran. Sebab ia mulai curiga jika santri yang bertanya itu bukanlah salah satu dari anak didiknya.

"Panggil saja latif." Jawab santri itu kemudian.

Faza segera mengecek daftar hadir, seingatnya saat ia mengabsen tadi tidak ada seorangpun yang bernama latif disana, ia sangat yakin tidak melewatkan satu namapun, dan benar saja tak ada nama itu didalamnya.

"Nama lengkapnya siapa kang" faza kembali bertanya, gadis itu hanya ingin memastikan jika dugaanya benar.

"Muhammad Asyifudin latif." Jawabnya lagi.

Beberapa santri nampak penasaran dengan santri yang bertanya tersebut, mungkin mereka juga sama seperti faza, mereka menoleh kesumber suara dan mendapati seorang laki- laki yang mungkin umurnya jauh diatas mereka namun masih terlihat muda dan tampak sebaya dengan mereka, laki- laki dengan pembawaan kalem yang akan membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan terkesima.

Dia nampak familiar dimata faza, namun gadis itu masih belum menemukan titik terang perihal siapa santri dengan wajah menawan tersebut.

"Baik kang latif, yang termasuk huruf jer adalah lafad إِلىَ  karena lafad tersebut termasuk dari sembilan balas huruf jer." jawab faza kemudian, ia nampak menunggu reaksi   santri yang mengaku bernama latif tersebut, gadis itu sangat yakin jika pria itu tengah menguji pemahamanya.

"Lalu dasarnya apa ustazah" tanya santri tersebut tanpa ragu.

Ternyata benar dugaan faza, santri tersebut memang sengaja mengujinya, sebab faza tau murid yang ia ajar saat ini tidak mungkin menanyakan pelajarana yang belum pernah diajarkan karna kebanyakan dari mereka baru mengenal apa itu ilmu alat.

هَاكَ حُرُوْفَ الْجَرِّ وَهْيَ مِنْ إلَ.                               حَتَّى خَلاَ حَاشَا عَدَا فِي عَنْ عَلَى

Huruf jer terdiri dari Min, dan Ila, Hatta, Kholaa, Haasyaa, ‘Adaa, Fii, ‘An, ‘Alaa,

مُذْ مُنْذُ رُبَّ الَّلامُ كَيْ وَاوٌ وَتَا                                  وَالْكَافُ وَالْبَا وَلَعَلَّ وَمَتَى

Rindu Yang TertundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang