2. bad birthday

873 58 1
                                    

"Selamat ulang tahun Abang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat ulang tahun Abang. Maaf adek ngga bisa ikut rayain ulang tahun Abang kaya biasanya"

**

Mobil Jackson memasuki pekarangan rumah minimalis yang terkesan mewah milik Daniel.
Ia memakirkan mobilnya di depan rumah. Niatnya ingin pergi lagi setelah ini. Menjemput Ajun yang saat ini dalam perjalanan menuju Jakarta.

Di sana, di depan pintu, istrinya memeluk sang keponakan yang tampak rapuh. Evelyn, istrinya itu tersenyum. Mencoba menenangkan Dikta yang menangis meraung itu.

Cepat-cepat ia menghampiri keduanya.
"Sayang, aku pamit lagi ya. Mau jemput Ajun dulu," ucapnya.

"He eum. Hati-hati ya mas!"

"Dikta, papa tinggal dulu ya. Kamu di rumah siapin kejutan buat Ajun. Kita rayakan ulang tahun kalian ya."

Dikta menggeleng di pelukan Evelyn.
"Bagaimana mungkin Dikta mengadakan pesta sedangkan Raga di sana sedang berjuang untuk bernafas pa.
Dikta mau sama Raga saja. Mau jagain Raga."

Evelyn mengelus Surai Dikta.
"Sayang, dengerin mama! Raga itu kuat. Sejak kecil kehidupan sungguh tidak adil buat adik kamu itu. Tapi lihat, dia bisa bertahan sampai sekarang. Raga kuat, dia pasti bisa. Dikta harus percaya sama Raga ya," ucap Evelyn dengan lembut. Ia memberi isyarat kepada suaminya untuk segera pergi dan Jackson menurut.

Setelah agak tenang, Evelyn menyuruh Dikta untuk mandi. Dan dirinya menyiapkan kejutan kecil-kecilan untuk Ajuna.

**

Pemuda dengan kacamata sunglasses itu tersenyum sembari melambaikan tangannya pada pria dewasa yang masih menggunakan jas kantor tetapi sedikit berantakan.

Pemuda itu Ajun, dengan senyum manisnya ia berlari menghampiri Jackson. Sesekali membenarkan letak tas punggungnya yang terlihat berat itu.

"Papa..." Ia merentangkan tangannya. Jackson kemudia memeluk keponakannya itu.

"Selamat ya, Ajun. Papa bangga sama kamu."

"He eum. Terimakasih papa." Sembari memeluk papa, matanya tak hentinya melirik kesana kemari mencari seseorang yang seharusnya menjemputnya.

"Dikta sama ayah mana pa?"

Jackson tersenyum sembari mengelus Surai Ajun yang sudah agak memanjang itu.

"Dirumah. Kita langsung pulang ya. Mama sudah menyiapkan makanan kesukaan kalian."

"Mampir dulu ke toko buah ya pa. Masak tadi pagi si Raga ngechat aku buat beli stroberi premium. Kan dianya bisa beli sendiri. Untung hari ini aku lagi baik." Ajun mengadu dengan menggebu-gebu. Membuat Jackson tersenyum sendu.

"Iya. Kita belikan buah buat raga ya. Semoga raga bisa cepet memakannya."

"Si Raga kan memang doyan banget stroberi pa. Pasti nanti nggak mau bagi-bagi. Ajun bobo aja deh. Nanti kalau sudah sampai toko buahnya bangunin Ajun ya pa!"

after(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang