Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Raga sayang Abang Dikta dan bang Ajun banyak-banyak."
**
Raga
Bang Ajun
Woy Ajunaa
Beliin gue stroberi premium
Gue mau bikin cake stroberi buat ulang tahun Abang Dikta
Ajuna
Ogah
Ulang tahun Dikta, juga ulang tahun gue
Raga
Please
Nanti gue bagi deh, kue nya
Ajuna
Gue sibuk
Raga
Gue nggak mau tau ya. Lo harus beliin gue stroberinya
Ajuna
Di Jakarta banyak buah stroberi raga. Lo bisa sendiri
Raga
Gue maunya di beliin sama Lo
Ayolah, bang Ajun tersayang
Setelahnya, Ajun tidak membalasnya. Karena ia harus bersiap untuk berangkat ke tempat olimpiade nya.
Ajun kembali membaca ulang pesan terakhir yang dikirim adiknya. Air matanya kembali menetes. Ia menangis di kamarnya. Di sana, juga ada Dikta yang duduk diam tak bergeming.
"Padahal gue sudah beliin stroberi yang dia minta. Katanya, dia akan buat kue stroberi buat Lo Dikta. Hiks.. kenapa dia malah sekarat? Gue belum bisa bersikap baik kepada adik gue. Kenapa harus Raga yang kecelakaan, hiks.."
Dikta mengelus punggung adik kembarnya itu.
"Lo jangan seperti ini Jun. Yang Raga butuhkan itu support dari kita, bukan sebuah tangisan." Dikta mencoba menguatkan Ajun walaupun hatinya juga sama hancur. Ia memeluk Ajun dan Ajun,pun membalas pelukannya dengan erat.
"Tidurlah. Besok kita jenguk adik ya. Gue bakal temenin Lo."
Ajun mengangguk. Ia kembali berbaring Walaupun hatinya sangat ingin menemui Raga. Tapi, ia tidak boleh egois. Dikta,pun pasi juga merasakan hal yang sama.
Mama Evelyn menyaksikan kedua saudara kembar itu dari balik pintu. Hatinya seakan teriris melihatnya. Bagaimana kedua remaja tanggung itu saling menguatkan. Evelyn mengusap air matanya pelan. Sebelum akhirnya ia beranjak dari sana dan kembali pulang kerumahnya yang berada tepat di sebelah rumah yang saat ini ia pijaki.